ED 15 | Apology

2.6K 502 133
                                    

Sooji termenung di ranjangnya, beberapa jam yang lalu ia baru saja melakukan proses kuretase. Ketika dokter Jung mengatakan padanya untuk melakukan kuretase, segala macam pikiran buruk langsung menyerangnya saat itu juga. Bagaimana jika proses itu mengalami dampak yang buruk? Atau yang lebih parah rahimnya robek sehingga membuatnya tidak bisa hamil lagi. Setidaknya itulah yang terus berputar di kepalanya sebelum dirinya masuk ke dalam ruang operasi.

Tapi dokter Jung mengatakan, proses kuretase sangat aman meskipun memiliki beberapa efek samping. Proses ini juga harus ia lakukan demi membersihkan rahimnya dari sisa-sisa plasenta atau jaringan bakal janin yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Mendengar dokter Jung yang mengatakan bahwa tidak efek samping terburuknya hanyalah kram di perut ataupun mual, akhirnya Sooji memberanikan diri untuk menyetujuinya.

Lagipula, jika kali ini ia tidak melakukan kuretase, itu jelas akan membuatnya kesulitan di masa kehamilan selanjutnya. Seperti kesulitan mengalami kontraksi sehingga pembuluh darah di rahimnya tidak akan tertutup dan membuatnya pendarahan. Ia lebih merasa ngeri membayangkan bagaimana nasibnya nanti kalau tidak melakukan kuretase daripada membayangkan dirinya di meja operasi sekali lagi.

Akhirnya dengan persetujuannya, ia melakukan proses tersebut dan yang membuatnya terkejut adalah prosesnya sangat cepat. Tidak sampai setengah jam ia sudah dikembalikan ke kamar rawatnya.

Dan di sinilah ia sekarang, ia baru saja kembali ke ranjang setelah sebelumnya merasakan mual yang mengharuskannya turun ke kamar mandi. Sooji sangat kesusahan tentu saja, bagian bawahnya baru saja mengalami pembukaan untuk proses kuretase dan ia tidak bisa berjalan normal seperti biasa--setidaknya sampai beberapa hari ke depan. Terlebih tidak ada siapapun saat ini yang menjaganya, karena ia sendiri yang meminta Sehun untuk pulang ke rumah mereka. Untung saja dokter Jung masuk ke dalam kamar dan membantu memapahnya ke kamar mandi.

"Jangan khawatir, kau hanya akan mengalami mual sekitar 24 jam. Dan mungkin saja perut bagian bawahmu akan sedikit kram."

Sooji menatap dokter Jung yang masih berada di dalam kamarnya, ia mengangguk mengerti, "apa efek sampingnya selalu seperti ini?"

"Semua itu tergantung dari orangnya, bisa saja kau hanya mual. Kita akan tetap memantau selama 2 x 24 jam ke depan," jawab Soojung, "aku harap kau segera memberitahuku jika kau mengalami gejala demam, nyeri atau kram di bawah perut dan pendarahan."

"Apa akan separah itu?" Tanya Sooji ngeri mendengar penuturan Soojung, "kenapa aku merasa efek sampingnya malah menjadi semakin parah?"

"Tenang saja, gejala ini sangat jarang terjadi. Aku mengatakannya hanya untuk antisipasi dokter Bae." Soojung berdecak, ia menatap wajah takut Sooji dengan pandangan mencela, "untuk ukuran seorang dokter, seharusnya kau tau pengetahuan umum seperti ini sebelum berencana menggugurkan kandunganmu."

Sooji meliriknya dengan pandangan menyesal, "sudah kukatakan bukan aku yang melakukannya," ujarnya untuk membela diri namun, Soojung memilih untuk mengabaikan.

"Myungsoo mungkin sudah tiba di Seoul hari ini. Lebih baik kau siapkan saja dirimu untuk menghadapi kemurkaannya, dokter Bae."

Myungsoo.

Sooji kembali mengingat pria itu, padahal tadi pagi saat bangun ia sudah berhasil mengenyahkan pikiran tentang reaksi pria itu atas kejadian yang menimpanya. Terima kasih untuk Soojung yang telah mengingatkannya bahwa masih ada satu masalah yang menantinya saat ini.

"Aku tau," gumam Sooji lesu, sejujurnya Soojung sedikit iba melihat keadaan Sooji. Bayangkan saja jika dirinya yang berada di posisi wanita itu, ia pasti tidak akan bisa bernafas lebih lama lagi. Di saat menemukan dirinya hamil oleh pria lain sementara suaminya telah memaksa untuk mengugurkan kandungannya sendiri, ditambah kemarahan Myungsoo karena telah kehilangan anaknya. Soojung tidak akan berani membayangkan bagaimana nasib Sooji.

Et Dilectio #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang