Sooji terbangun dengan kepala yang sakit luar biasa, kedua matanya mencoba untuk menyesuaikan cahaya dalam ruangan yang tiba-tiba saja terasa begitu menyilaukan. Ia menghitung sampai tiga didalam hati dengan mata terpejam sebelum kembali membuka mata dan langsung menatap langit-langit kamar yang terasa asing baginya.
Ingatannya berpendar untuk mencari tau apa yang telah terjadi hingga ketika ia merasa sebuah pergerakan kecil disampingnya, ia menoleh dengan wajah histeris.
"Brengsek!"
Seketika kejadian yang terjadi semalam langsung menyerbu ingatannya, dimana pria itu datang dengan alibi ingin mengembalikan gelang miliknya, kemudian menerima minuman yang diberikan olehnya hingga kepalanya pusing dan--
"Sial, sial!"
Mata Sooji bergerak mengelilingi seluruh ruangan lalu kembali pada sosok yang terlelap disampingnya, setelahnya ia menatap tubuhnya sendiri yang polos dibalik selimut. Tangisannya langsung pecah ketika menyadari jika semalam mereka kembali melakukannya.
"Dasar pria brengsek," Sooji mengumpat lirih, ia bangkit lalu berlari menuju kamar mandi. Didalam sana ia terduduk dibawah kucuran air shower dan menangis tersedu-sedu.
"Bajingan! Brengsek!"
Sooji sangat membenci Myungsoo, ia tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pria itu tapi melihat bagaimana pria itu menjebaknya semalam ia menjadi takut jika Myungsoo akan kembali mengganggu untuk malam-malam berikutnya.
"Demi tuhan aku akan menikah besok." Ia menggosok tubuhnya dengan raut menjijikan, bersyukur karena apa yang terjadi semalam tidak diingatnya. Ia hanya mengingat sampai Myungsoo membawanya ke kamar, selebihnya ingatannya kosong.
Ia tidak ingin menghabiskan waktunya dengan memikirkan malam bersama pria itu, semuanya terasa menjijikan ketika ia kembali mengingat bahwa tubuhnya telah disentuh oleh pria lain selain calon suaminya.
"Sehun, maafkan aku..maaf."
Tigapuluh menit kemudian Sooji keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar tapi kedua matanya yang sembab tidak bisa disembunyikan. Ia langsung menatap Myungsoo yang masih tidur lalu mengambil pakaiannya, kali ini bajunya tersimpan rapi di atas sofa jadi ia tidak perlu repot mencari lagi.
Selama mengenakan pakaiannya Sooji dirundung kegundahan, apa yang harus ia lakukan setelah ini? Mengakui kesalahannya pada Sehun atau tetap melanjutkan rahasia ini sampai mereka menikah dan hidup bahagia.
Bahagia?
Sooji tidak yakin jika ia akan bahagia ketika Myungsoo masih berkeliaran disekitarnya. Ia yakin jika pria itu masih akan mengusiknya dan membuat hidupnya berantakan.
"Apa salahku padamu brengsek?" Sooji berdiri diujung ranjang dan menatap Myungsoo penuh kebencian, ia mengepalkan kedua tangannya ketika melihat wajah pria itu sangat damai dalam tidur seolah sebelumnya tidak pernah melakukan satu dosa pun.
Dengan perasaan berkecamuk Sooji melangkah mundur dan berjanji dalam hati bahwa sedetik setelah ia melangkah keluar dari dalam kamar ini, ia akan sangat membenci Myungsoo dan bersumpah tidak akan berhubungan dengan pria itu lagi.
*
Jiwon menyipitkan mata ketika melihat Sooji menuruni tangga dengan wajah tegang, ia sedang menikmati sarapannya saat ini.
"Kau sudah bangun?"
Sooji terlonjak saat mendengar sahutan itu, matanya menangkap sosok Jiwon yang sedang duduk di meja makan dengan setumpuk pancake dihadapannya.
"Jiwon?"
"Ck, kau sungguh tega. Membiarkanku mengusir teman-temanmu dan kau enak-enakan tidur semalam," omel Jiwon, Sooji mengigit bibirnya lalu mendekati wanita itu. Ia melupakan keberadaan Jiwon. Tidak mungkin wanita itu mengetahui apa yang terjadi semalam kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Dilectio #1 [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== ET DILECTIO [Bittersweet Stories #1] °SaveCEO Award 2017 Winner [Category : Fanfiction]° Bae Sooji memiliki seorang tunangan y...