ED 16 | Another Person

2.8K 459 148
                                    

Tolong di baca note di bawah ya, ada sedikit penjelasan mengenai karakter sehun 😆

.
.
.

"Tidaak!!"

Sooji langsung menjerit histeris saat merasakan guncangan di ranjangnya, ia menatap horror tubuh Sehun yang terjatuh tak jauh di kaki ranjang sementara Myungsoo masih berdiri dengan kedua tangan terkepal. Ia sangat yakin bahwa Myungsoo baru saja melempar suaminya hingga terjatuh, dengan perasaan takut ia menatap Myungsoo.

"Myung--"

"Kenapa harus anakku brengsek!" Teriakan Myungsoo terdengar lantang memenuhi kamar, ia mengabaikan Sooji dan mendekati Sehun, menarik pria itu untuk kembali berdiri. Sehun meringis merasakan sakit di punggungnya, ia yakin bahwa memar telah muncul di sana.

"Kenapa harus anakku hah?" Kemudian pukulan demi pukulan yang Myungsoo berikan pada Sehun tidak terelakkan, ia sangat murka. Bagaimana bisa pria itu sungguh tega menlenyapkan seorang bayi yang bahkan tidak tau apapun.

"Semua ini salahku jadi kenapa anakku yang harus menerimanya? Kenapa bukan aku? Kenapa kau membunuh bayi tidak berdosa itu!"

Sooji menatap nanar Myungsoo yang meracau, pria itu masih memukuli Sehun tanpa ampun. Hatinya teriris melihat betapa terlukanya pria itu karena kehilangan anaknya. Pandangannya kemudian beralih pada Sehun, suaminya sama sekali tidak melakukan apa-apa, membiarkan wajah dan tubuhnya dihajar oleh Myungsoo. Kembali lagi hatinya merasa sakit, mengapa pria yang begitu dicintainya melakukan semua ini?

Ia sangat ingin menghentikan semua ini, tidak tahan melihat Sehun dipukuli oleh Myungsoo, tapi ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya yang tiba-tiba saja terasa kaku, ia hanya duduk dengan wajah bersimbah airmata menyaksikan semuanya.

"Ini salahku! Bukan anakku!"

Myungsoo memberikan tinju terakhir di wajah Sehun kemudian melepaskan tubuh pria itu, membiarkannya limbung dan akhirnya terjatuh di atas lantai. Myungsoo menarik nafas, ia masih marah. Sangat marah, tapi ia sadar harus mengontrol dirinya karena kalau tidak, ia bisa saja membunuh Sehun saat ini juga.

"Aarrggghhh!" Myungsoo mengusap wajahnya kasar, berdiri membelakangi ranjang Sooji lalu menengadah ke langit-langit kamar, matanya mengerjap dan tanpa diduga-duga ia menangis. Nafas Myungsoo berkejaran akibat emosi yang melandanya namun, airmatanya tidak kunjung berhenti.

Melihat bahu Myungsoo yang berguncang, Sehun menarik nafas mencoba untuk mendapatkan kendali dirinya kembali. Ia berusaha untuk berdiri dengan berpengangan di ranjang, melirik Sooji yang hanya menatapnya dengan pandangan miris kemudian ia tersenyum tipis.

"Aku tidak apa-apa, sayang," bisiknya pelan, hendak menyentuh wajah Sooji namun, wanita itu memalingkan wajahnya. Ia terdiam sesaat dan menghela nafas.

"Myungsoo," Sehun kemudian menyahut memanggil pria yang masih berdiri membelakanginya, "kau tau aku sangat kecewa. Aku sangat menyukaimu sebenarnya, tapi kenyataan jika kau telah meniduri istriku, aku jadi sedih."

Myungsoo memejamkan mata, ia mengernyitkan alis sebelum berbalik untuk menatap wajah datar Sehun.

"Kau--"

"Ya benar, ini memang salahmu lantas kenapa? Sooji tidak menginginkan anakmu, jadi kenapa aku harus merasa bersalah karena telah menyingkirkan apa yang tidak diinginkan oleh istriku?"

Sooji menahan nafas mendengar penuturan Sehun, ia mengangkat kepalanya dan menemukan wajah tenang pria itu, sama sekali tidak menemukan raut bersalah atau kesedihan sedikitpun di sana. Hatinya tiba-tiba mencelos, Sehun seperti pria yang tidak memiliki hati nurani. Ke mana suaminya yang dulu begitu penuh perhatian dan cinta kepadanya?

Et Dilectio #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang