"Myungsoo! Di sini."
Pria itu menoleh ketika mendengar sahutan untuknya, ia tersenyum pada wanita yang melambai padanya sebelum melangkah untuk mendekati meja wanita itu. Ia menghela nafas kemudian melirik jam yang melelat di pergelangan tangan kirinya.
"Maaf aku telat," gumamnya pelan, "kau sudah lama disini?" Tanyanya kemudian mengambil tempat duduk di hadapan wanita itu.
"Baru lima menit," jawab wanita itu sambil tersenyum kecil.
"Baiklah, jadi apa yang kau inginkan?" Myungsoo bertanya langsung tanpa basa-basi membuat sang wanita berdecak karena sikap buru-burunya, "aku bukan seorang pengangguran Yoon Sohee, jadi membuang-buang waktu tidak termasuk dalam daftar kegiatanku," sambungnya lagi setelah melihat wajah protes Sohee.
Wanita itu menarik nafas panjang, "setidaknya biarkan kita menikmati makan siang ini dulu," tawar Sohee yang kemudian mendapatkan anggukan dari Myungsoo, karena kebetulan pria itu juga sedang lapar jadi dia tidak mungkin menolak.
"Jadi?" Sohee mendelik, mereka baru saja menyelesaikan santapan siang beberapa detik lalu, namun Myungsoo langsung menodongnya.
"Aku memerlukan sedikit bantuanmu," ucap Sohee akhirnya, ia menatap Myungsoo yang sedang mengkerutkan kening kearahnya, "aku tau rasanya tidak pantas meminta bantuanmu, terlebih di saat pertemuan kedua kita setelah bertahun-tahun berpisah." Sohee menghentikan ucapannya, ia masih mengamati mimik wajah Myungsoo yang belum berubah dan memilih untuk meneruskan kalimatnya.
"Tapi aku rasa hanya kau yang bisa membantuku."
"Hmm, jadi bantuan jenis apa yang hanya bisa dilakukan olehku?" Tanya Myungsoo dengan kedua alis terangkat yang entah mengapa secara tiba-tiba membuat kedua pipi Sohee merona, pria itu menatap Sohee dengan curiga.
"Itu, aku-"
"Astaga, Yoon Sohee sejak kapan kau berubah jadi wanita manis? Terakhir kuingat kau melemparku dengan sepatu saat kita putus." Myungsoo berdecak yang mana itu tidak membuat rona di wajah Sohee memudar, melainkan semakin terlihat jelas dan pria itu justru tertawa ketika menyadarinya.
"Kau benar-benar sudah berubah ya?"
"Myungsoo! Jangan meledekku." Sohee menatapnya garang, kedua tangan wanita itu terangkat untuk menutupi rona di pipinya, "aku hanya ingin meminta bantuan, bukan minta diejek!" Sungutnya ketika tawa Myungsoo semakin keras sehingga membuat beberapa pengunjung restoran menoleh sebentar ke arah mereka dengan pandangan jengah.
"Sstt, hentikan tawamu. Semua orang melihat kita bodoh," Sohee memajukan tubuhnya sedikit saat berbisik, Myungsoo berhasil mengendalikan tawa lalu ia mengubah mimik wajahnya menjadi serius.
"Jadi apa ini berhubungan dengan seorang pria?" Myungsoo menebak yang ternyata langsung tepat sasaran, menilik dari reaksi Sohee yang tercengang saat pria itu menebak, sekali lagi Myungsoo tertawa, "aku tidak tau kemana perginya pesonamu sayang, tapi siapa laki-laki sial itu?"
Sohee mendelik, ia menarik nafas panjang. Meminta bantuan pada Myungsoo memang bukan hal yang tepat, ia tau pria itu akan mengolok-oloknua, tapi tidak ada yang bisa ia mintai bantuan selain Myungsoo. Karena sejatinya, ia tidak memiliki teman dekat terlebih yang berjenis kelamin pria.
"Kau mau membantu atau tidak?" Tanyanya sengit, Myungsoo tersenyum lalu mengangguk, seketika sebuah ide melintas diotaknya.
"Aku akan membantu hanya jika kau juga membantuku."
"Oke, deal."
Myungsoo mengangkat alisnya, ia tersenyum miring sebelum kembali bertanya, "tidak ingin mendengar apa yang kubutuhkan dengan bantuanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Dilectio #1 [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== ET DILECTIO [Bittersweet Stories #1] °SaveCEO Award 2017 Winner [Category : Fanfiction]° Bae Sooji memiliki seorang tunangan y...