Sooji mendesah frustasi, keadaan kamarnya yang terlihat berantakan sama sekali tidak menjadi gangguan untuk terus menggeledah lemari penyimpanan miliknya, ia mencari gelang pemberian Sehun ketika pertama kali mereka kencan. Hari ini adalah jadwal pemotretan Pra-Wedding mereka dan ia ingin mengenakan gelang tersebut, meskipun telah mencari dimanapun namun gelang itu sama sekali tidak ditemukan.
"Sooji, kamu--Oh astaga, kenapa kamarmu berantakan seperti ini?" Woohee berseru tertahan ketika memasuki kamar putrinya, mulai dari ranjang yang dipenuhi dengan hampir seluruh isi lemari pakaian hingga lantai yang berlapis karpet bulu penuh dengan aksesoris putrinya.
"Eomma, kau melihat gelangku?"
"Gelang yang mana? Lihat semua gelangmu ada disana," Woohee menghampiri Sooji yang sedang duduk bersila didepan lemari dengan kedua tangan sedang membuka laci yang berada dalam lemari tersebut, ia menunjuk karpet yang menaungi semua aksesoris mulai dari gelang, kalung, cincin hingga hiasan rambut.
Sooji mengeluh panjang, "bukan itu, aku mencari gelang hadiah dari Sehun," ungkapnya, ia melirik Ibunya dengan pandangan memelas, "Sehun pasti marah kalau aku menghilangkan gelang itu."
"Ingat dimana terakhir kali kamu memakai gelang itu?" Woohee memberi saran, Sooji berpikir sejenak tetapi ingatannya tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sejauh manapun ia mencoba untuk mengingat, tetap saja tidak ada ingatan apapun mengenai kapan terakhir kalinya ia melihat gelang itu.
"Ya biasanya aku simpan dilaci ini, tapi sekarang sudah tidak ada," Sooji berkelit membuat Woohee berdecak pelan.
"Kalau gelang itu tidak ada kamu masih bisa pakai gelang yang lain kan?"
"Tapi aku maunya gelang itu."
"Kamu punya banyak gelang lain yang diberikan Sehun," Woohee berkomentar mengingatkan putrinya, "sebentar lagi Sehun akan menjempumu. Kalian punya jadwal pemotretan hari ini kan?"
Sooji menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin memakai gelang lain karena kenangan yang dimiliki oleh aksesorisnya yang lain tidak sama dengan gelang pertamanya. Ia ingin menggunakan gelang pertama pemberian Sehun karena itu adalah satu-satunya saksi atas perjuangannya selama kurang lebih dua tahun untuk mengambil hati Sehun.
Sehun memberinya gelang itu sebagai simbol atas hubungan mereka, jadi bagaimana ia bisa menggantikan gelang itu dengan aksesorisnya yang lain?
"Eomma--"
"Sooji, kalau memang gelang itu tidak ada ya sudah, kamu bisa pakai yang lain. Lagipula Sehun tidak menuntutmu untuk menggunakan gelang itu kan? Apa kamu mau membatalkan pernikahanmu hanya karena gelang itu?" Woohee mengomel memberikan nasehat seperti yang selalu ia lakulan sejak dulu, dan Sooji hanya mampu terdiam.
"Tapi aku ingin pakai gelang itu," desah Sooji pelan.
"Kamu sudah dewasa nak, jangan kekanakan seperti ini." Teguran itu langsung membuat hati Sooji menciut, ia mengangkat kepala untuk menatap wajah penuh pengertian Ibunya, setelahnya ia mendesah panjang.
"Baiklah, aku akan mandi sekarang."
Woohee tersenyum kecil ketika melihat wajah lesu putrinya, ia tau Sooji adalah ciri wanita yang selalu memperhatikan sesuatu sedetail mungkin. Sooji selalu melewati harinya sesuai dengan konsep yang telah ia rancang, mulai dari bangun pagi hingga akan tidur dimalam hari, terkadang Woohee cukup bangga karena memiliki putri yang selalu mengorganisir apapun yang akan dilakukannya namun kadang kala pula kebiasaan Sooji itu membuatnya frustasi, seperti kejadian beberapa tahun lalu ketika Sooji akan melakukan sidang untuk program profesi kedokteran. Sejak malam sebelum hari sidangnya, ia sudah membuat daftar apa saja yang akan ia bawa dan akan dikenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Dilectio #1 [COMPLETED]
Fanfic[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== ET DILECTIO [Bittersweet Stories #1] °SaveCEO Award 2017 Winner [Category : Fanfiction]° Bae Sooji memiliki seorang tunangan y...