Partnya aku bagi dua ya, ternyata kepanjangan. Bagian duanya InsyaAllah aku update hari ini juga tapi mungkin agak sore atau malam.
Enjoy.
*
*
*"Astaga Sooji, kau baik-baik saja kan?"
Sooji tersenyum kecil saat Jiwon muncul di dalam kamarnya, wanita itu terlihat sangat cemas ketika berjalan mendekat dengan langkah yang sangat cepat, "Sehun mengatakan kau benar sedang hamil dan kemarin sempat masuk rumah sakit. Kau tidak tau seberapa paniknya aku saat itu, bayinya tidak apa-apa kan?"
"Tidak apa-apa Jiwon. Sekarang aku sudah baik-baik saja," jawab Sooji dengan senyuman, kemarin memang ia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah karena tekanan darahnya sudah berangsur normal namun, dokter Jung menyarankannya untuk tetap beristirahat yang cukup di rumah agar nanti tidak drop lagi.
"Benarkah? Kemarin Sehun juga terlihat kacau. Kalian ini benar-benar--" Jiwon bergumam pelan, ia mengecek keadaan Sooji yang memang terlihat memprihatinkan. Wanita itu kekurangan berat badan yang sangat signifikan, ia menyadarinya.
"Kau sangat kurus, ini tidak baik untuk bayinya," gerutu Jiwon tidak senang, "kau mau makan apa? Akan ku masakkan apapun."
Sooji kembali tersenyum melihat tingkah laku Jiwon, "kau bersemangat sekali Jiwon?" Tegurnya, ketika Jiwon tersadar, wanita itu langsung terkekeh.
"Tentu saja. Kau sedang mengandung keponakanku! Aku tidak sabar untuk melihatnya!"
Seruan Jiwon membuat Sooji mengernyit heran, "Sehun tidak memberitaumu?" tanyanya kemudian, Jiwon balas menatap heran kepadanya seolah bertanya apa yang sedang ia bicarakan saat ini, "eumm maksudku dia tidak bercerita tentang kenapa aku masuk rumah sakit?"
"Tentu dia cerita, katanya tekanan darahmu naik sampai kau pingsan. kau bahkan hampir kehilangan bayimu, Sehun terlihat terpukul saat menceritakannya."
Sooji mengangguk mengerti, kalau begitu berarti Sehun tidak mengatakan pada Jiwon jika bayi ini adalah bukan miliknya. Ia berharap dalam hati jika dengan ini Sehun memang benar-benar telah menerima semua kesalahannya dan memaafkannya.
"Jadi usianya berapa bulan?" Tanya Jiwon tiba-tiba, Sooji sedikit gugup saat menjawabnya, "hampir tiga bulan? Oh astaga! Dia pasti sudah memiliki detak jantung saat ini, kau harus mengecek untuk mendengar derak jantungnya," seru Jiwon membuat Sooji meringis.
"Nanti setelah kondisiku sudah lebih baik," ucapnya dengan suara yang lebih pelan, Jiwon kelewat bersemangat sehingga tidak menyadari perubahan atmosfir di diri Sooji ketika mereka membicarakan bayi itu lebih jauh lagi.
"Bagaimana dengan orangtuamu?"
"Mereka sedang di Gwangju, tapi Sehun sudah memberitahu perihal insiden kemarin jadi sepertinya Ibuku akan pulang lebih cepat." Jawab Sooji, dalam benaknya ia sebenarnya tidak ingin semakin melibatkan banyak orang dalam masalah ini, terlebih kedua orangtuanya. Karena pada akhirnya bayi ini akan ia serahkan ke Myungsoo.
"Baiklah, kuharap kau tidak mendapatkan ceramahan yang lebih panjang dari ibumu nanti," kelakar Jiwon membuat Sooji tertawa pelan, "ya sudah, berarti untuk beberapa hari ke depan jika Sehun tidak di rumah aku akan menemanimu."
Sooji mengerutkan keningnya curiga, "Sehun yang menyuruhmu? Aku tidak butuh pengasuh Jiwon." Tolaknya langsung, Jiwon berdecak dengan wajah tak senang akibat penolakan tersebut.
"Kau butuh Sooji. Jangan membantah, aku sudah memutuskan untuk merawatmu hingga kau benar-benar pulih."
Sooji menggelengkan kepala tidak percaya, dia bukan orang sakit yang butuh pengawasan 24 ham penuh, ia hanya sedang hamil dan dengan beristirahat satu atau dua hari saja, staminanya akan kembali. Tapi pemikiran itu tidak ada dalam benak Jiwon maupum Sehun, mereka berdua selalu berpikir sama ketika itu menyangkut dirinya, terlalu khawatir dan keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Dilectio #1 [COMPLETED]
Fanfic[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== ET DILECTIO [Bittersweet Stories #1] °SaveCEO Award 2017 Winner [Category : Fanfiction]° Bae Sooji memiliki seorang tunangan y...