BAB II.

190 34 0
                                    

Mencintai mu hanya membuat luka-AP

Bandara Soekarno-Hatta

Seorang wanita sedang menarik koper nya dengan senyum yang melekat di wajah cantik nya.

"Huh,akhirnya sampai juga." ucap Adel setelah keluar dari bandara. Ia lalu mencari abang nya,Arel.

"Welcome my little sist,gue kangen banget sama lo!" seorang cowok menghampiri Adel dan memeluknya.

"Gue juga kangen sama lo,bro." ucap Adel dan membalas pelukan Arel.

Setelah melepas rindu,mereka berjalan ke mobil Arel. Saat di jalan, Arel memberhentikan mobil nya di pinggir sebuah toko bunga. Ia ingin membeli bunga kesukaan Adel, bunga Lili.

Adel mengernyit heran melihat Arel yang keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko bunga. Ia hanya mengangkat bahu cuek.

Saat Arel keluar dari toko tersebut, Adel mematung melihat seorang lelaki yang berjalan masuk ke dalam toko bunga tersebut dengan seorang wanita paruh baya di sebelahnya.

"Re..Reno.." gumam Adel dan tanpa sadar setetes air mata lolos jatuh dari mata coklatnya.

Lalu Adel melihat Arel berjalan ke mobil dan dengan cepat Adel menghapus air matanya dengan kasar.

"Nih,gue belikan bunga lili spesial untuk adik kecil." ucap Arel sambil memberikan sebuket bunga lili kepada Adel.

"Makasiiiii Bang Areeell,lo emang abang gue yang terbaik deh." ucap Adel sambil menerima buket bunga itu.

Lalu Arel kembali menjalankan mobil nya menuju rumah mereka. Arel adalah seorang dokter muda di sebuah rumah sakit. Adel saudara satu-satunya Arel, dan Arel sangat menyayangi Adel. Saat sampai dirumah, Adel di sambut hangat oleh seluruh keluarga nya. Lalu mereka duduk kembali berbincang-bincang sambil menunggu Adel mandi.

Adel menaiki satu persatu tangga rumah nya. Rumah yang dari dulu menjadi tempat nya berlindung. Rumah yang menjadi saksi masa kecil nya. Dirumah ini banyak kenangan yang di ukir nya bersama seluruh keluarga nya.

Semenjak 3 tahun terakhir sejak ia pindah ke London, baru kali ini ia menapaki kembali rumah nya. Memang, sejak di sekolah di London, ia selalu menyibukkan diri agar melupakan dia. Dia yang ia sayangi. Dia yang ia cintai. Dia yang menyakitinya. Dia yang membuat Adel pergi dan tinggal di London.

•••••

Derap langkah kaki menggema di sepanjang lorong RSCM ini. Reno memasuki ruangan yang pintu nya bertuliskan "Dr.Vino".

"Kenapa lagi, Vin?" ucap Reno to the point.

"Astagfirullah, lo emang ngga ada sopan nya ya? Masuk tu ucap salam kek, atau ketuk pintu dulu kek." jawab Vino kesal.

Vino adalah seorang dokter yang umurnya 3 tahun diatas Reno. Mereka dekat sejak 4 tahun yang lalu. Lalu mereka sering bersama dan mulai akrab.

Reno melangkahkan kaki nya menuju sofa dan duduk disana. Ia menatap datar Vino yang terlihat kesal.

"Ada apa lagi, Dokter Vino?" ucap Reno berpura-pura formal.

"Ya, begitulah seharusnya interaksi yang benar antara pasien dan dokter." balas Vino.

"Lo lupa atau pura-pura nggak tau?" lanjut Vino.

Patience (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang