BAB XII.

107 26 0
                                    

Adel pulang dengan kebingungannya. Sakit apa Reno? Apa Arel mengenal Reno? Lalu, saat Adel menyebut Reno, kenapa muka Arel berubah menjadi tegang? Apa yang mereka sembunyikan? Apa yang terjadi?

Dug..

Adel  mengeluh sakit karena jidat nya menabrak lemari.

"Lo apa-apaan sih lemari? Kenapa lo di depan gue? Pindah sana!" ucap Adel kesal kepada lemari yang tak berdosa itu.

Mungkin jika lemari bisa berbicara, dia akan berkata apasih lo? lo kali yang gila. Orang gue dari tadi disini juga.

•••••

"Assalamualaikum, Dokter ganteng pulaaangg." teriak Arel saat memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam." jawab Ayah dan Bunda  serentak lalu menggelengkan kepala melihat tingkah Adel dan Arel sama saja.

Ayah, Bunda dan Adel sedang menonton di ruang keluarga. Tapi saat Arel mengucapkan salam, hanya Ayah dan Bunda yang menjawab. Sedangkan Adel? Hanya menatap Arel datar lalu kembali mengalihkan mata nya ke televisi. Arel yang mendapati perilaku Adel yang aneh, mengerutkan dahi nya. Ada apa dengan Adel? Apa ia baru saja membuat kesalahan sehingga membuat Adel marah? Tapi, apa? Bahkan ia baru saja pulang setelah seharian bekerja.

Arel menghela napas lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia harus mandi untuk menyegarkan badannya kembali setelah lelah bekerja seharian.

Setelah mandi, Arel berjalan menuruni tangga menuju ruang keluarga yang berisikan Ayah, Bunda dan Adel. Arel berjalan ke sofa yang di duduki Adel. Baru saja ia ingin duduk di sebelah Adel, Adel langsung berdiri.

"Adel banyak tugas, Yah, Bun. Adel keatas dulu ya mau ngerjain PR." ucap Adel meninggalkan ruang keluarga. Ayah dan Bunda hanya mengangguk sebagai jawaban.

Arel tak jadi duduk, ia heran, kenapa Adel? Adel seperti menghindarinya. Arel mencium aroma tubuhnya. Tidak bau, kok. Lalu kenapa saat Arel ingin duduk, Adel malah berdiri dan pergi. Ia akan menanyakannya nanti. Ia sangat lelah sekarang.

••••••

flashback on.

"Eh, hm..Ngga papa. Gue ngga tau kalau Reno di rawat disini. Dan juga ngga tau apa penyakitnya. Oiya makasi ya lo udah nganterin. Dan sekarang lo boleh pulang. Hush..hush.." usir Arel sambil mendorong bahu Adel. Lalu Arel menutup pintu ruangan nya dengan rapat.

Adel menghentakkan kaki nya kesal pada kakak nya. Ia yakin, pasti ada yang di sembunyikan oleh mereka.

Gue harus cari tau, nih. batin Adel.

Adel berjalan ke arah lift. Tujuan nya kali ini adalah Bagian Informasi di RSCM ini.

"Ehm, Mbak. Saya mau nanya, pasien yang bernama Reno Anandika Hardiansyah sakit apa ya?"

"Maaf, Dik. Peraturan rumah sakit ini dilarang memberikan informasi pasien kepada sembarang orang." jawab suster yang bertuliskan 'Salwa' di badge name seragamnya.

Adel hanya menghela napas kecewa. Lalu ia mengucapkan terima kasih pada suster itu, dan berjalan ke luar Rumah Sakit.

flashback off.

••••••

Reno akhirnya bisa keluar dari rumah sakit itu, untuk sementara. Ia memaksakan dirinya kuliah untuk melihat Adel.

Ia senang saat melihat Adel berjalan di koridor sendirian. Ia berniat untuk menghampiri Adel. Tapi sebelum ia melangkahkan kakinya, seorang lelaki meneriaki nama Adel lalu menghampiri Adel, lagi.

Reno tak jadi melangkahkan kaki nya. Ia melihat interaksi dari kedua orang yang ada di depannya itu. Bahagia. Mereka terlihat bahagia. Tapi, siapa yang tau? Bahwa dua orang yang berada di depannya tak seperti yang terlihat. Masing-masing mereka mempunyai luka. Adel dengan 'penantiannya', dan Gefan dengan 'cinta tak terbalaskan'nya.

Semua yang terlihat nyata hanya bayangan semata.

Melihat wajah bahagia mereka, Reno hanya tersenyum miris. Sekarang, cintanya yang tak terbalaskan. Ia tak ingin menghancurkan kebahagiaan Adel dengan hadirnya dia. Reno sadar diri. Ia pernah melukai Adel sebelumnya. Lalu ia membalikan badannya berjalan menuju taman.

Reno duduk sambil menatap ke depan. Ia ingin memperjuangkan cintanya, tapi ia takut tak berhasil. Tapi, jikapun berhasil, ia takut waktunya tak akan lama. Dan akan melukai Adel.

Satu satunya cara adalah dengan menjauhi Adel.

Tapi, apakah ini artinya berjuang? Ya, bagi Reno ini adalah berjuang.  Hatinya lah yang berjuang untuk merelakan Adel. Merelakan Adel dengan orang yang bisa membahagiakannya. Bukan seperti dirinya yang hanya bisa menyakiti.

Tuhan, saat aku kembali padamu, tolong berikan Adel lelaki yang baik, lelaki yang bisa membahagiakannya. batin Reno

••••••

Adel tidak marah lagi pada Arel. Ia berpikir bahwa ia terlalu kekanakan. Ia penasaran sama Reno, tapi Arel yang jadi pelampiasannya. Adel memfokuskan matanya ke jalanan. Ia akan bertemu sahabat-sahabatnya hari ini. Ranti dan Selva.

Saat sampai di depan Q'Cafe, ia memparkirkan mobilnya dan berjalan masuk ke dalam Cafe. Ia duduk di dekat jendela yang memperlihatkan taman disamping Cafe ini.

"Adel?" panggil seorang perempuan dan duduk dihadapan Adel. Adel tersenyum lalu memeluk Ranti. "Gila, lo berubah, Del. Lo kemana aja sih?"

Belum Adel menjawab, tiba-tiba ada seorang perempuan yang berdiri dihadapan mereka dengan nafas yang terengah-engah.

"Eh maap gue telat, Ran. Macet." ucapnya lalu melihat perempuan yang duduk dihadapan Ranti.

"Adel? Lo Adel kan? Kemana aja lo begee" ucap Selva sambil menoyor kepada Adel.

Adel mengerucutkan bibirnya. Seharusnya jika tidak lama bertemu itu kangen-kangenan. Ini kok malah ditoyor sih ni kepala. Sakit tau. "Gue pergi ke London dan tinggal disana,deh. Ini aja gue baru balik 2 minggu yang lalu." jawab Adel dengan muka polosnya.

Sedangkan kedua sahabatnya itu menganga tak percaya. Adel meninggalkan mereka tanpa alasan. Ke London pula. Balik nya dua minggu yang lalu, kenapa baru bilang hari ini? Dan Adel hanya mengirimi pesan 'gue tunggu di Q'Cafe jam 3 sore.Adel'. Ya, hanya itu pesan yang dikirim Adel pada mereka. Tak ada kata basa-basi. Mereka tau, Adel tidak suka berbasa-basi. Tapi tidak begitu juga kali.

"Lo balik kesini 2 minggu yang lalu, dan baru sekarang kasih tau kita?" Adel hanya nyengir tak berdosa.

Mereka berdebat tentang kenapa Adel pergi. Apalagi tidak memberitau sahabat-sahabatnya sendiri. Dan jawaban Adel hanya 'Hehehe'. Astoge, gue kalau punya kawan kaya begono mah udah gue gebukin duluan. Tapi Ranti dan Selva hanya memaklumi Adel. Mereka tau kisah cinta Adel. Mereka tau penyebab Adel pergi walaupun Adel tidak memberitau mereka. Lalu mereka melanjutkan obrolan kejadian-kejadian selama 2 tahun terakhir ini.

•••••

Mangatz buat yang UN!

Patience (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang