Adel berjalan menuju kantin bersama Gefan. Banyak yang bilang bahwa mereka pacaran, padahal tidak. Mereka hanya dekat sebagai sahabat. Gefan sedang berusaha melupakan perasaannya pada Adel. Dia tak ingin merusak persahabatannya dengan mengatakan isi hatinya pada Adel. Ia juga yakin, jika ia berkata jujurpun, Adel tak akan menerimanya. Jadi, lebih baik ia memendam semuanya sendiri.
Mereka duduk berhadapan sambil menunggu pesanan mereka datang. Adel fokus dengan ponsel nya dan Gefan fokus pada wajah cantik Adel. Adel yang merasa seperti di perhatikan mengangkat kepalanya. Matanya bersitatap dengan mata Gefan. Sudah 2 menit tapi masing-masing mereka belum ada yang mangalihkan. Adel tersadar lalu mengalihkan matanya ke arah lain. Tak lama, pesanan mereka pun datang. Mereka makan dalam diam. Tak biasanya Gefan seperti ini. Biasanya ia akan menjaili Adel kalau tidak mengoceh tentang game-game nya.
••••••
Reno tidak bisa kuliah hari ini. Ia harus ke rumah sakit, lagi. Kapan ia bisa berhenti mendatangi rumah sakit ini? Tidak mungkin. Jika ia berhenti, ia akan benar-benar pergi.
••••••
Bandara Soekarno-Hatta
Seorang lelaki asal Jerman menggeret kopernya berjalan keluar dari bandara. Ia menyetop taksi menuju apartemen. Ia hanya sementara disini. Ia ingin merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya.
"Hm,bisakah kamu mengantarkanku ke apartemen Melati?" ucap lelaki itu formal seperti tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia. Sang supir hanya menganggukan kepalanya lalu menjalankan mobilnya menuju alamat tersebut.
Leonel Frans. Lelaki campuran Indo-Jerman ini adalah Leon. Ibu nya asal Indonesia dan Ayahnya berasal dari Jerman. Selama ini ia tinggal di Jerman bersama Neneknya. Orang tua nya telah meninggal 3 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan yang membuatnya jatuh miskin dan pergi ke Jerman untuk menemui Neneknya. 6 tahun pernah tinggal di Indonesia membuatnya bisa berbahasa Indonesia. Ia melanjutkan study nya di London.
Ia adalah lelaki yang pernah mendekati Adel selama di London. Dan Adel meninggalkannya tanpa merespon perasaan Leon. Leon sangat mencintai Adel. Oh, atau obsesi?
Ia ingin merebut Adel. Ia ingin cintanya Adel. Ia tak akan membiarkan Adel pada siapapun kecuali pada dirinya sendiri. Adel tak boleh bahagia jika tak bersamanya.
••••••
Adel dibuat terkejut saat Leon mengiriminya pesan bahwa ia berada di Indonesia dan meminta Adel untuk menemuinya di Stay Cafe sore ini. Adel langsung mengambil tas nya dan berlari menuju mobil. Sesampainya disana, ia melihat Leon sedang duduk sambil melambaikan tangannya pada Adel. Adel berjalan menghampiri Leon. Leon berdiri dan langsung memeluk Adel.
"Hy Adel, how are you, babe?"
"Mm, I'm okey. What are you doing here?"
"Aku menyusul mu Adel. Aku ingin kau menjadi kekasihku. So, will u be my girlfriend?" ucap Leon sambil memberikan subuket bunga lili pada Adel.
Adel speechles mendengarnya. Ia menemui Leon karena Leon yang memintanya. Ia tak tau bahwa Leon akan berbuat nekat seperti ini.
"I'm sorry, Le. I think, we just a friend. Sekali lagi, maafkan aku. Aku harus pergi." balas Adel lalu berlari meninggalkan Cafe. Ia tak tau, bahwa lelaki yang ia tolak mengepalkan tangannya erat dan menginjak bunga lili tersebut.
Kau akan menyesal Adel karena telah menolakku. batin Leon lalu berjalan meninggalkan Cafe.
••••••
Adel pulang dengan perasaan kesalnya kepada Leon. "Bang Areeeel." teriak Adel. Sesaat Adel langsung tersadar kalau Arel sedang berkerja di rumah sakit. Adel berjalan menuju dapur lalu membuka kulkas dan mengeluarkan es krim dua kotak.
Reno, Gefan dan Leon. Reno dan penyakitnya, Gefan berubah, dan Leon menyusulnya dan meminta Adel untuk menjadi kekasihnya. Adel lelah dengan semuanya. Ia fikir, dengan perginya ia ke London akan mengurangi masalahnya. Malah sebaliknya, masalahnya bertambah besar karena perasaan Leon padanya. Hati sulit di mengerti, dan cinta itu rumit.
Adel memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menyusul Abang nya. Ia butuh pelampiasan saat ini. Saat berjalan di koridor rumah sakit, ia melihat Reno lagi. Reno sedang berjalan memunggunginya. Ia mengikuti Reno diam-diam. Ia tertegun saat Reno memasuki ruangan kemoterapi. Apa yang dilakukan Reno disana? Bukannya kemoterapi itu untuk penyakit...
Kanker?
Persendian lutut Adel terasa lemas. Ia hampir saja tumbang jika tidak memegang dinding. Setetes air matanya jatuh membasahi pipinya. Ia berlari menuju ruangan kakaknya.
Adel tidak sadar, bahwa sedari tadi seorang lelaki mengikutinya.
••••••