Mereka menyusuri jalan yang mungkin dilewati Adel. Tapi tak kunjung menemukannya. "Adel..kamu kemana sih?" gumam Reno.
Arel melihat kanan-kiri jalanan. Jujur, ia cemas sekarang. Adel itu perempuan. Dan belum pulang jam segini dengan tidak ada kabar. Mereka tak menemukan apapun yang bersangkutan dengan Adel.
Tak lama, ponsel Reno berbunyi. Reno langsung megambil handphone nya yang terdapat di dashbord mobil. 'Adel', nama itu tertera di layar handphone nya. Ia langsung membuka pesan tersebut.
Seketika tubuh nya membeku saat membaca setiap kata pada baris pesan tersebut. Arel yang melihat Reno terdiam, menyernyit heran. "Ren, lo kenapa dah? Pesan dari siapa?" tanya Reno.
Reno langsung menoleh ke arah Arel lalu meneteskan air matanya. Arel terkejut melihat Reno menangis. Selama ini, Arel tak pernah melihat Reno menangis. Bahkan saat di kemoteraphy pun dia tak pernah meneteskan air matanya. "Ren, lo kenapa sih? Kok malah nangis gitu? Gue lagi panik nih karna Adel hilang. Lo malah nangis." ucap Arel.
Reno langsung memberi handphone nya kepada Arel dengan tangan bergetar. Arel yang heran hanya menerimanya lalu membeku saat membaca pesan dari Adel.
Pacar lo ada di tangan gue. Sebelum dia mati, lebih baik lo kesini. Mungkin untuk melihatnya terakhir kali. Dan ingat, pastikan lo datang sendiri. Kalo lo lapor polisi gue jamin pacar lo ngga bakal selamat. L
××××
Reno benar benar datang sendirian. Ia telah membujuk Arel agar tidak ikut dengannya. Ia berjanji akan menyelamatkan Adel walaupun harus mengorbankan nyawanya. Tapi Arel tak sebodoh itu, ia mengikuti Reno secara diam diam.
Reno memasuki gedung yang sangat kotor dan gelap itu. Ia berjalan lalu meneriakkan nama Adel sambil memperhatikan bangunan ini dengan cahaya senter dari handphone nya.
Di dalam sana, Adel duduk dengan tangan terikat dan mulut disumpal kain. Adel berusaha keras melepas ikatan pada tangannya. Ia berusaha untuk tidak menangis di depan psikopat yang berdiri di hadapannya dengan senyum seringaiannya.
"Adel.." itu suara Reno batin Adel. Adel menitikan air matanya saat mendengar teriakan Reno. Reno berada disini. Adel tidak mau hal yang buruk terjadi pada Reno jika ia berada disana.
"Well, your prince has come. Welcome to hell, Reno." ucap Leon diakhiri laugh devil-nya. Leon berbalik dan terlihat lah Reno yang berlari mendekatinya, oh salah, mendekati Adel. Karena ia berdiri tepat di depan Adel yang meronta agar di lepaskan.
Reno dengan cepat membuka ikatan pada tangan Adel dan melepaskan kain yang menyumpal mulutnya. Reno langsung memeluk Adel dengan erat seolah berjanji tak akan meninggalkannya lagi. Adel membalas pelukan Reno dengan tak kalah erat sambil membenamkan wajahnya di dada bidang Reno.
"Ehem, pelukan tadi gue anggap salam perpisahan kalian. Karna salah satu kalian harus mati. HAHA." tawa Leon.
Reno melepaskan pelukannya lalu menatap bengis Leon. "Siapa lo? Kenapa lo culik Adel? Apa mau lo sebenarnya?" tanya Reno bertubi tubi sambil mengendalikan emosinya.
Leon tersenyum pedih. "Lo udah ngerebut yang seharusnya jadi milik gue! Lo seharusnya tau kalau Adel itu milik gue! Punya gue! Lo ga berhak buat milikin dia! Gue udah kehilangan semua orang yang gue sayang! Gue cinta sama Adel. Dan untuk kali ini, gue ga akan biarkan Adel diambil oleh orang lain. Kalaupun gue tetap ga bisa dapatin Adel, orang lain pun ga boleh dapatin Adel." lalu seringaiannya muncul. "termasuk lo, Reno Anandika Hardiansyah." lanjut Leon.