"Gue duluan, Val." pamit Reno kepada sobat nya, Arival.
"Yoi." balas Rival.
Reno kemudian masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil nya keluar dari gerbang Universitas Indonesia (UI).
Saat melewati gerbang, Reno melihat dia. Dia yang selama ini Reno cari. Ya, Adel. Tubuhnya memaku melihat Adel. Perempuan yang pernah ia sakiti. Ia ingin keluar menghampiri Adel, tapi tubuh nya terasa kaku. Mata nya terus menatap perempuan yang sedang berjalan ke arah mobil BMW hitam di depan nya.
Suara klakson mobil di belakang menyentakkan lamunan nya. Lalu Reno bergegas menjalankan mobil nya mengikuti mobil BMW hitam di depan nya. Ia tidak ingin lagi kehilangan orang yang ia sayang.
Mobil BMW hitam di depan nya itu berhenti di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta,Mall Taman Anggrek. Reno langsung memarkirkan mobil nya dan segera mengikuti Adel dan laki-laki yang ada di sebelahnya. Mereka berjalan ke arah toko buku. Tapi, laki-laki yang ada di sebelah Adel berjalan ke arah toilet. Kesempatan itu digunakan Reno untuk menghampiri Adel.
"Adel.." panggil Reno.
••••••
Setelah mendaftar di Universitas Indonesia (UI), Adel kembali ke mobil abang nya, Arel.
"Bang, temenin gue ya ke Toko Buku. Gue mau beli alat-alat tulis buat kuliah besok." mohon Adel dengan puppy eyes nya.
"Ck.., okedeh. Gue gabisa nolak muka memelas lo. Lagi pula ini masih jam makan siang." jawab Arel dan menghela napas pasrah.
Lalu mobil Arel berjalan menuju Mall. Sampai disana, Arel memarkirkan mobil nya dan berjalan di samping Adel memasuki Mall tersebut. Mereka berjalan ke arah toko buku. Saat di depan toko buku, Arel izin ingin ke toilet dan meminta Adel masuk duluan saja.
Baru akan melangkah kan kaki, Adel mendengar ada yang memanggil namanya. Lalu ia menoleh ke belakang dan mematung melihat seorang laki-laki berdiri sejajar di belakangnya.
Lelaki itu langsung menghampiri Adel. Dan sekarang, lelaki itu berdiri tepat di depan nya.
"Adel, lo kemana aja selama ini? Gue cariin lo selama 3 tahun dan gapernah dapat apapun info dari lo bahkan dari keluarga lo sekalipun. " ujar lelaki itu.
Memang, Adel bilang ke keluarga nya untuk tidak memberitahukan kemana dia pergi pada siapapun. Bahkan pada ketiga sahabat nya sekalipun.
"Peduli apa lo?"
