BAB IX.

113 26 2
                                        

can you understand my feelings?-RA

Hari ini Reno tidak ada jadwal kuliah. Jadi, bisa bersantai dirumah. Reno berjalan menuruni tangga sambil mengeringkan rambut nya yang basah sehabis mandi sore.

"Bik, Mama belum pulang?" tanya Reno kepada Bi Sinah, pembantu nya.

"Udah, Den. Ibu lagi masak di dapur. Dia mau masakin makanan kesukaan den Reno katanya." jawab Bi Sinah lalu permisi untuk kembali ke depur.

Semenjak kematian Keila, Reno sangat kesepian. Ia berubah 180°. Lalu Mama nya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris di perusahaan keluarganya. Ia ingin dirumah menemani anak semata wayang nya itu. Setelah 2 tahun terpuruknya Reno, Reno kembali berubah menjadi Reno yang ceria. Dan Mama nya memutuskan mendirikan sebuah toko bunga untuk menyalurkan hobi nya, merawat tanaman.

Reno berjalan ke belakang rumahnya. Ia ingin duduk di bawah pohon jambu sambil menatap senja.

Ia kembali mengingat masa kecilnya dulu bersama Keila. Saat ia dan Keila dulu memanjat pohon jambu ini. Saat itu, Keila terjatuh dan menimpanya. Ia selalu mengingat detail kenangannya bersama Keila. Tapi, kenangan tetaplah tinggal kenangan. Yang tak bisa lagi di ulang kembali karena takdir membawa sahabatnya itu pergi.

Sekarang sudah saatnya ia berfikir realistis, bahwa yang telah pergi tak dapat kembali lagi. Sudah saatnya ia memikirkan masa depannya.

Adel.

Masa depan baginya adalah Adel.

Lucu.
Saat ia menganggap Adel masa depannya, sedangkan Adel
menganggapnya masa lalu.

Masih adakah waktu baginya untuk menjalani masa depan itu?

Lelaki macam apa dia? Yang dengan tega nya membuat seorang perempuan menangis karena perkataannya. Yang dengan tega membuat seorang perempuan menangis karena ulahnya.

Ia harus berjuang mengambil hati Adel kembali sebelum rasa pada perempuan itu benar benar berubah sepenuhnya menjadi benci.

Adel lagi apa ya sekarang? Gue kerumahnya, deh. batin Reno.

••••••

Ketukan pintu kamarnya membangunkan Adel dari tidurnya. Sepulang kuliah tadi, Adel langsung  tertidur karena kelelahan. Adel mengerjapkan matanya lalu bangkit dan berjalan ke arah pintu. Ternyata yang mengetuk pintunya adalah Bunda nya.

"Del, ada temen kamu tuh di depan." ucap Bunda.

"Hah? Siapa Bun? Temen-temen aku belum ada yang tau kalau aku udah balik." jawab Adel bingung.

"Yaudah, kamu temuin aja dulu." jawab Bunda sambil melangkahkan kaki nya ke taman belakang.

Adel mengernyit bingung. Siapa yang menemuinya? Lalu ia melangkahkan kaki menuruni tangga menuju ruang tamu.

Saat matanya menatap Reno yang berdiri menatapnya juga, Adel langsung menghentikan langkahnya.

•••••

"Yaudah, Bunda panggilin Adel nya dulu ya, Ren." ucap Bunda Rere.

Setelah sampai dirumah Adel, Reno memperkenalkan dirinya sebagai teman Adel. Dan Tan- eh, Bunda Rere memintanya untuk memanggil Bunda saja.

Reno berdiri dari duduknya saat mendengar langkah kaki. Matanya menatap mata coklat indah yang ada di hadapannya. Ia melihat ada ada raut terkejut dari wajahnya Adel.

"Hai, Del." sapa Reno

"Ada perlu apa lo disini?" tanya Adel dingin.

Ucapan dan nada bicara Adel yang tajam, membuat Reno kecewa. Ternyata sulit membuat Adel kembali.

"Gue mau minta maaf sama lo, Del. Gue tau gue salah. Gue ngerasa kehilangan, saat lo ngga ada. Gue..gue.." ucap Reno terbata.

Adel menaikan alisnya heran mendengar suara Reno yang terbata-bata.

"..mm.. Gue sayang sama lo, Del. Gue nungguin lo selama ini." ucap Reno sambil menyelami kedua mata Adel.

Dulu, itu adalah ucapan yang ditunggu-tunggu Adel. Dulu, saat membayangkan Reno mengucapkan kata itu padanya, ia sangat bahagia.

Dulu.

Dan sekarang?

Adel meneteskan air matanya mendengar ucapan Reno. Setelah ia berusaha melupakan Reno, kenapa baru sekarang lelaki itu mengatakannya? Kenapa setelah hatinya telah tertutup oleh kebencian. Memang, ia masih mencintai lelaki dihadapannya ini. Tapi, ia berusaha menutupi fakta itu dengan kenyaatan. Bahwa ia sangat membenci lelaki ini.

Sangat.

"Setelah apa yang lo lakukan sama gue, lo bilang sayang? Sekarang, lo telat. Lo udah bunuh hati gue dengan ucapan lo. Dan untuk permintaan maaf lo gue belum bisa. Sekarang lo boleh pergi." ucap Adel tajam sambil menghapus air matanya kasar dan melangkahkan kaki nya berlari menaiki tangga.

Reno mengehela napas kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri yang membuat perempuan setulus Adel menangis.

Lalu Reno keluar dari rumah Adel tanpa pamit. Ia menjalankan mobilnya ke pemakaman umum tempat Keila di makamkan. Sebelum itu, ia membeli bunga di sebuah toko dipinggir jalan saat akan menuju ke makam Keila.

Kakinya melangkah memasuki pemakaman dan sampai tepat di samping makam Keila lalu meletakkan bunga di atasnya.

"Hai, Kei. Gue datang lagi. Lo akan selalu jadi tempat gue cerita. Walaupun lo ngga bisa jawab cerita gue, gue tau lo pasti denger. Gue jatuh cinta, Kei. Sama cewek yang udah gue sakiti.Dia ngga mau maafin gue, Kei. Gue takut waktu gue habis, sebelum dia maafin gue." ucap Reno sambil menatap nisan Kei.

•••••

@annisafttri

20.04.2017

Patience (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang