BAB XVI.

101 22 0
                                    

Di lain tempat, seorang lelaki terbangun dari tidurnya. Ia sangat tak suka jika miliknya di diganggu orang lain. Ia berjalan ke jendela dan membuka tirainya lalu memandang jalanan yang tampak lengang dibawah sana. Mencintai tapi tak dicintai. Berharap tapi ditinggalkan. Berusaha tapi tak diterima. Kapan kebahagiaan datang padanya? Sejak umur 6 tahun ia sudah ditinggal oleh Ayahnya. Lalu Ibunya pergi dan  menitipkan dirinya dirumah nenek nya.

"Semua orang perlahan meninggalkanku. Dan untuk kali ini, aku tak akan membiarkan yang aku cintai pergi. Tak akan pernah!"

Ini Cinta? atau Obsesi?

••••

Siang ini Reno mendapat telfon dari Papa nya bahwa Mama nya terjatuh di kamar mandi dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah telfon terputus, Reno langsung pergi ke rumah sakit. Ia menyalip semua kendaraan yang di lewatinya dengan kecepatan diatas rata tanpa memperdulikan sumpah serapah pengguna jalan lainnya.

Bahkan ia lupa mengabari Adel.

••••

Adel sedang menunggu Reno yang tak kunjung datang. Ya, rencananya siang ini mereka akan pergi bersama. Adel duduk dengan gelisah. Ia mengkhawatirkan Reno yang sedari tadi tidak mengangkat telfon nya. Sudah 1 jam ia menunggu dan Reno tak kunjung datang. Ia melihat pesan yang dikiriminya dan belum di baca oleh Reno.

Adelia P. Fahreza: Reno, jadwal kuliah aku baru aja selesai. Aku nunggu di gerbang ya.

Adelia P. Fahreza: Reno, kita jadi pergi kan?

Adelia P. Fahreza: Reno, aku nungguin kamu.

Adelia P. Fahreza: Kok kamu ngga angkat telfon aku sih?

Adelia P. Fahreza: Reno kamu ga kenapa napa kan?

Adelia P. Fahreza: Reno, aku khawatir. Kamu kemana sih? Aku udah telfon berkali kali. Kamu baik baik aja kan?

Adelia P. Fahreza: Kamu sibuk banget kaya nya.

Adelia P. Fahreza: Mngkn km sbk. Aku plg dlu y. Kita g jd prg.

Adel menghela nafas kecewa. Ia melihat sekeliling nya. Masih banyak mahasiswa/i belalu lalang dihadapannya. Adel menghela nafas, lagi. Ia lapar. Lalu ia memutuskan untuk pergi ke Cafe di dekat kampusnya. Ia berjalan sendirian di bawah teriknya matahari. Sesekali umpatan keluar dari mulutnya karena pengendara motor yang melaju melewati becek dan Adel kena cipratannya.

Adel masuk ke dalam Cafe sambil membersihkan muka nya menggunakan tissue. Ia memesan makanan dan melahapnya hingga tuntas. Adel mendongak saat mendengar dehaman seseorang. Di hadapannya berdiri seorang lelaki tampan dengan kaos hijau dan jaket yang tersampir di bahunya dengan celana jeans hitam.

"Eh, Le..Leon" sapa Adel kikuk.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Leon. Adel mengangguk lalu meminum minumannya. Ia tersenyum kikuk mengingat penolakannya kemarin. Suasana berubah menjadi awkward. Leon terus menatap Adel dan Adel hanya menunduk.

"Why? Ada yang salah dimuka ku? Kau menatap ku seperti itu." tanya Adel.

"You're so beautiful, Adel." celetuk Leon. Adel merona malu. "Hm, aku harus pulang." ucap Adel sambil memasukan handphone nya kedalam tas lalu berdiri. Leon pun ikut berdiri. "Can you follow me? Just 5 minute." tanya Leon.

Adel melihat jam tangan nya. Belum terlalu sore, batin Adel. "Ok, briefly."
Lalu Adel berjalan keluar Cafe diikuti oleh Leon. Leon masuk ke dalam mobilnya diikuti Adel.

••••

Reno menepuk kening nya pelan saat teringat Adel. Ia lupa mengabari Adel. Dan ia lupa janjinya. Reno menguhubungi Adel tapi yang menjawab operator. Khawatir. Kata yang mendeskripsikan perasaan Reno saat ini. Reno berlari keluar rumah sakit menuju parkiran. Ia melajukan mobil nya diatas rata-rata. Sesampainya di kampus, ia langsung berlari menyusuri koridor Universitas Kedokteran.

Saat sampai di kelas Adel, ia tak menemukan Adel juga. Lalu ia mengecek handphone nya. Ia membaca semua pesan pesan Adel. Ia mengumpat merutuki kebodohannya. Lalu ia berfikir untuk kerumah Adel. Saat sampai disana, Bunda menyambut Reno dengan raut khawatir. "Adel mana Ren?" mendengar pertanyaan Bunda membuat Reno berhenti melangkah.
"Reno nyariin Adel ini Bun, emang dia belum pulang?" jawab Reno.

"Belum Ren, seharusnya dia pulang udah dari jam 3 tadi. Tapi sekarang udah jam 9 malam." cemas Bunda.

"Arel mana Bun?" tanya Reno.

"Areellll.." teriak Bunda. Lalu berdirilah seorang lelaki dengan kaos maroon dan celana jeans nya. "Gimana?Adel udah pulang, Bun?" tanya Arel.

"Belum, Rel. Reno ngga pulang sama Adel." balas Bunda.

Arel menatap Reno. "Ayo kita cari dia." Reno mengangguk lalu pamit kepada Bunda.

••••

Adel kemana??
......

Patience (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang