EPILOG

121 27 20
                                    

Reno duduk di sebuah bangku yang terdapat di taman indah ini. Ia tidak sendiri. Adel duduk disebelahnya. Reno terus memandangi wajah cantik Adel. Wajah nya terlihat lebih putih dan bersinar. 

Tapi ia heran, kenapa Adel menggunakan pakaian serba putih? Sedangkan ia menggunakan kaos hitam santai nya dengan celana jeans coklat.

"Ren." panggil Adel lalu tersenyum. Reno tertegun melihat senyuman itu. Senyuman yang sangat menawan. Senyum yang mampu mengundang dirinya juga ikut tersenyum.

"Aku cinta sama kamu." lanjut Adel. Reno tersenyum. "Aku lebih cinta kamu, Del." jawab Reno.

"Maafin aku ya kalo selama ini aku kekanakan. Maaf kalo selama ini ada sikap aku yang engga kamu suka. Aku sayang kamu, Ren. Aku cinta sama kamu. Jaga hati aku baik baik ya Ren. Aku menitipkannya sama kamu karna aku percaya kamu akan menjaganya. Aku harus pergi sekarang. Selamat tinggal, sayang." ucap Adel lalu berdiri dan berjalan ke arah taman yang berubah menjadi lorong putih.

"ADEL, KAMU KEMANA? KAMU BALIK LAGI KAN? ADEL!" teriak Reno sambil berusaha mengejar Adel. Tapi saat ia mengejar Adel, Adel malah semakin menjauh.

"ADEL!" teriak Reno yang baru bangun dari tidurnya. Arel yang duduk di sofa terlonjak kaget mendengar teriakan Reno. Arel berjalan mengahampiri Reno.

"Akhirnya lo bangun juga. Lo kenapa dah teriak teriak? Ini dirumah sakit tau." canda Arel.

Reno menghiraukan ucapan Arel. "Adel dimana?" Reno melihat Arel menghela nafas berat dan menatap nya sendu. Perasaan nya berubah menjadi tidak enak setelah mimpi barusan.

"Adel ada di hati lo, Ren." lirih Arel.

Deg...

"Hati Adel ada pada lo, Ren." lanjut Arel berusaha menahan tangisnya.

"Adel sempat koma setelah kejadian itu. Setelah satu minggu, ia sadar. Ia minta gue buat jujur tentang penyakit lo. Gue terpaksa jujur, Ren. Lo boleh nonjok gue karna udah ngebongkar penyakit lo ke Adel. Setelah gue jujur, dia bilang dia mau pergi. Dia kesakitan Ren. Adel berusaha nahan sakitnya dan bilang...bilang kalo dia mau donorin hati nya buat lo." Arel berusaha menahan tangis nya namun ia gagal.

Fani yang berdiri di depan pintu kamar Reno menangis terisak dan menutup wajah menggunakan telapak tangannya.

Reno menatap langit langit kamar inap nya dengan tatapan kosong. Ia meneteskan air matanya. Ia tak berbicara bahkan satu kata pun. Air matanya pun tak henti menetes.

Hanya air mata yang dapat mengungkapkan perasaan nya saat ini.

××××

"Hai, Del. Aku datang. Maaf ya, aku ngga liat kamu untuk yang terakhir kalinya. Terima kasih udah pernah jadi orang yang berharga buat aku. Terima kasih udah nerima perjuangan aku buat dapetin kamu. Terima kasih karena udah ngajarin aku untuk ngeikhlasin semua yang pergi. Aku akan berusaha nge ikhlas-in kamu, agar kamu tenang disana. Dan, Terima kasih buat hati nya. Aku akan ngejaga hati ini sesuai permintaan kamu." setelah mengucapkan itu, Reno mengusap nisan Adel. Berdiri, lalu berjalan keluar dari wilayah pemakaman.

Aku hanya merelakanmu pergi, bukan untuk melupakanmu. Semua perjuangan dan luka mu tak pantas untuk dilupakan. Semua kenangan yang pernah kita ukir akan tersimpan selamanya di ingatanku. Karena hatimu, juga hatiku.

Selamat jalan sayang, aku selalu mendo'a kan mu di sini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


HUAA! AKHIRNYA END!!
Bye bye Adel, Reno, Arel, Leon.
Makasi yang udah ngevote wkwk, dan makasih juga buat para sider hehe.

12.05
Jum'at 19 Mei 2017

Pacar Cameron, tunangan Shawn.
Hehe.









Patience (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang