Malam ini, Stephany menginap di rumah Mark, karna, rumahnya di kunci dan lupa untuk meminta kunci pada maminya.
"nih kamar lo" tunjuk Mark sambil membawa barang Lami
Stephany melihat kamar tersebut sambil memutar tubuhnya, dan yang mengejutkan nya lagi, ini bukan kamar tamu. Melainkan kamar Mark.
"ini kan kamar lo, Mark"
"iye, emang kata siapa kamar lo?" membuka jaketnya
"lo tuh kenapas ih? Jadi jud-" ucapan Stephany terhenti saat Mark membuka jaketnya "des—Lo mau ngapain?" memundurkan langkahnya
"gak usah pikir macem-macem" berjalan kearah lemarinya "gua mau ganti baju"
"Mark, lo kenapa sih? Marah sama gue sampe segitunya banget"
"gue lagi males" mengambil 3 bungkus rokok dari dalam raknya
"males apa?"
"males ngomong!" keluar dan pergi
"ish! Dasar cabul"
BRAK! Pintu dibanting oleh Mark, Stephany yang tidak ambil pusing langsung mengarahkan langkahnya ke barang-barang Lami,
'siapa tau Lami kebawa kaos yang bisa gua pake tidur' ngoprek tas Lami 'ish! Kaga ada-_- gimana dong?' duduk di sofa Mark, kemudian mengarahkan pandangan nya ke lemari Mark.
Kakinya di langkahkan menuju lemari dan dengan ragu tangan nya meraih gagang pintu dan lekas membukanya.
"Mark, minjem ya~" Stephany mengambil kaos yang ukuran nya panjang, kemudian lekas memakainya
--oo
Di luar Mark sedang menghisap rokoknya mengingat perkataan mamanya
"hh~ ini bukan salah Hany. Ini salah mama dan maminya, gue gabisa marah-marah gak jelas kaya gini terus" ngisep rokok nya
Di kamar Stephany merasa kelaparan karna tadi belum sempat makan, Stephany melangkahkan kakinya keluar kamar untuk mencari Mark lee.
Akhirnya Stephany berjalan menuju balkon rumah Mark karna melihat asap rokok yang sangat tebal dari aral kiri.
'hh dasar bego, rokok di isep-_-' tbtb akal jahat Stephany memintaskan sebuah ide yang bisa membuat Mark berhenti merokok sebentar.
Stephany berjalan santai dan mulai meraih besi balkon di depan nya. Mark dengan cepat melihat kearah Stephany.
"oh tante kang? Ada apa tan?
Iya aku di rumah tante kok, kenapa? Mark?
Oh iya, emm Mark lagi..." Stephany meliat kearah Mark yang matanya sudah membulat
"lagi di balkon sambil—" tbtb ponsel Stephany direbut Mark
"ha-hallo mah? Engga engga" mimik panikk terbentuk diwajah putih Mark
Dengan lantang Stephany tertawa terbahak-bahak "EMANG ENAK LO GUA KIBULIN? HAHAHAHA"
Alis mata Mark mengerut, ponsel yang semula ia tempelkan di telinganya kini ia jauhkan sambil melihat layar nya. 'kampret nih cewek, gua di kibulin' keluh nya dalam hati
"mau lo apaan sih? Rese banget" Mark mengembalikan ponselnya dan segera duduk kembali
Stephany berhenti tertawa dan duduk di sebelahnya "maaf deh.. abisnya, setiap hari kayak nya lo ngerokok mulu, emang nya gak takut sakit?"
"peduli peduli amat" menyalakan rokoknya kembali
Stephany menundukkan kepalanya
Mark kembali melihat wanita itu, dengan buru-buru ia berdiri dari duduk nya "Han! Lo kok ga pake celana? Terus lo ngapain pake baju gua? Sanah sanah pake celana lo!" ngedorong Stephany sambil menutup wajahnya
"iiih, apaan sih Mark, siapa yang gak pake celana? Gua pake koook, niih" Stephany mengangkat bajunya sedikit "ih rempong banget"
Mark menghadap Stephany dengan wajah ragu
"gue pinjem baju lo, soalnya kan gua gak bawa baju. Lagian baju Lami gak ada yang bisa di pake, gak ada baju santai"
Mark hanya menggaruk kepalanya dan mematikan putung rokoknya, Stephany yang masih merasa bersalah kemudian duduk kembali.
"Mark, mm, maaf ya kalo tadi omongan gue gak enak buat lo. abisnya gue, udah terlanjur janji sama tuhan. Udah gitu, gue, lagi kesel aja"
"ngapain lo minta maaf? Ini bukan salah lo"
"gue gak salah tapi lo sekarang judes banget sama gue. Ya tanda nya gue ada salah, dan lo lagi marah sama gue, ya kan?"
Mark melirikan bola matanya "hh gak usah g-r deh"
"ayo dong Maaark, maaf yaa maaff yaahhh" memeluk lengan Mark
"Han, han.. udah lah ini bukan salah lo, lagian lo nerima perjodohan ini bukan karna suka sama gue kan?"
Stephany terdiam seketika "e-engga kok enggak" menggelengkan kepalanya
Mark tersenyum
"lo, kenapa tadi kayak yang gak suka gue nerima perjodohan ini Mark?"
"karena, gue maunya lo itu nerima perjodohan ini karna lo suka dan beneran sayang sama gue. Bukan karna paksaan, apalagi karna ada bisnis yang harus di selesein. Apalagi gak ada untung nya buat kita" ujar Mark sambil menatap Stephany
Stephany terdiam sambil menutup mulutnya
Mark melihat nya aneh
Dalam hitungan detik Stephany tertawa terbahak-bahak
"APAAN SIH LO JAYUS HAHAHA" memukul pundak Mark "eh Mark, ini udah malem, gue tau kok. Lo belom makan kan? makanya kobam gini? Haha"
Mark mengerutkan alisnya sampai melongokan mulutnya
"ma-makan yuk Mark, laper nih" Stephany merengek sambil memukul pelan perutnya.
