Lami masih terus menangis dengan kencang, sampai gendang telinga Stephany hampir sobek.
"ADOOOHH, DIEM NAPAAA" ngebekep mulut Lami "lo kan kesini mau curhat. Kebanyakan nangis dari pada curhat nya tau gak?"
Lami berusaha meredakan tangis nya "ya gua kan sedih Py, gue sakit hati—eh engga sih, AH TAU AH! Huuuu.." ngelap ingus.
"iyaks," muka Stephany menggila "iya kenapa? Lo aja belum cerita"
"dia mau ngejauhin gue,"
"ya bagus, lo kan udah sama Jemin"
"IH! Tapi gue mulai sayang sama dia. Gue gak ada perasaan apapun sama Jemin, cuman jadi temen doang,"
Stephany nepak kepala Lami "goblook, kenapa atuh lo ngedeketin dia?"
"kan dia yang ngedeketin ih bukan gue. Kesel deh,"
"ya elo nya juga kasih harapan sih sama dia. Jangan kayak gitu Lam, cowok juga pasti punya perasaan, mereka gak maulah kalo disakitin,"
"Py, gue lagi gak mau di marahin. Plis gue hampir gak bisa bedain mana lo mana Haechan,"
Stephany ngupil "kenapa?"
"dia juga ngomong sama kayak lu. HUAAA GUA HARUS GIMANAA"
Tok..tok.. Mark membuka pintu kamar Stephany pelan, "Han," tangan nya ngelambai pelan dari balik pintu.
Stephany menepuk paha Lami "gue keluar bentar,"
"hh panggilan suami?"
Stephany mengangguk pasti
"yaudah sanah!" Lami mendorong Stephany dan tiduran di kasurnya.
Stephany berjalan keluar dari kamar sambil membenarkan rambutnya. "apa?" tanya Stephany sedikit berbisik. "aku laper," keluh Mark
"ya makan lah"
"sama kamu,"
"Lami lagi curhat, bisa kan elo makan sendiri?"
"AKU LAPER YANG!!" teriakan Mark membuat Stephany panik, takut Lami mendengar. dengan cepat mulut Mrak di tutup oleh tangan Stephany "sstt.. brisik banget sih?"
Mark melepas tangan kanan Stephany dan langsung mengecup bibir Stephany "muach.." Mark mengangkat alisnya "makan sekarang kan?" tanya Mark, namun Stephany menggelengkan kepalanya "gak" dengan cepat Mark mencium bibir Stephany lagi. kali ini bukan hanya sekal ia menempelkan bibirnya, namun berulangkali bibir Stephany mendapat kecupan singkat.
"ish!" mukul jidat Mark biar ngejauh "diem. oke? gue panggil Lami biar makan bareng kita dulu," Stephany
"aelah yang, berdua aja"
"apaan sih yang yang lemper! gak enak lah sama Lami, masa dia gak makan? udah bentar" Stephany berjalan menjauh masuk ke dalam kamarnya.
Mark memajukan bibir nya sambil mengacak rambut "ee kuda" dan beranjak pergi ke dapur
Stephany membuka pintu kamar, dilihatnya Lami tertidur pulas di atas kasur milik Stephany dan Mark "hh, kebiasaan. abis banjir terbitlah molor-_-"
kemudian Stephany menutup pintu dan bergegas ke pantry menemui Mark yang sudah bersiap-siap sambil kepalanya terbenam dimeja makan.
"ngapain lu?" tany Stephany mengambil piring. "nunggu kamu," ujarnya pelan, seketika pupil matanya membesar "mana?" kepalanya celingak-celinguk "mana si ubur-ubur?" tanya Mark
Stephany menunjuk belakang dengan jempolnya "tidur"
entah kenapa Mark tersenyum lebar sampai telinga "ohh," namun yang keluar hanya perasaan dusta.
5 menit mereka makan, dan kemudian Mark duduk di ruang Tv meningalkan Stephany yang baru selesai makan.
apaan sih Mark, so gak butuh gue -Stephany
Stephany menghampiri Mark yang duduk di ruang Tv sibuk dengan gamenya
"Mark," panggil Stephany duduk di atas kepala Mark (posisi nya Mark di lantai, Stephany di sofa)
"hm? anjing! anjing!" sibuk sama game
"gue bukan anjing"
"apaan Han?"
ii ko ga panggil sayang sih;( - Stephany
mulut Stephany manyun karna kesal dengan sikap Mark. "Mark ih!"
"apaa?" tetap fokus. fokus sampe mampus!
karna kesal, Stephany menendang stik PSnya dan kemudian mendengakkan kepala Mark kemudian mencium bibir nya dari atas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"apa sayang ku?" Mark melepas ciuman Stephany dan menatap mata Stephany yang tepat di atasnya "mau di jatah sekarang?"
"kenapa sih abis nikah sama gue lojadi yagong banget? super duper CABUL!" keluh Stephany memegang jidat Mark.
"jangan salahin gue, ini semua salah lo"
"ko gue?"
"elu bikin gue sange gak jelas sih," senyum lebar banget
Stephany hanya menyenderkan punggung nya di sofa. Tiba-tiba Mark menerima telfon dari maminya. Mark bilang maminya akan pulang 2 bulan lagi, bersama orangtua Stephany.
Mark duduk di sebelah Stephany "aku tidur dimana dong Han? Lami bangunin lah suruh balik. usir!" Mark memukul sofa "goblok dah-_- udah lo tidur sini, gue sama Lami di kamar"
"anjir gak adil banget, lo kan istri gue"
"ya terus? Lami juga temen gue"
"Haaan, gua udah sering banget gagal dapet jatah dari lu. lu kaga kasian apa?" meluk pinggang Stephany
"terus yang waktu itu nyupang gue? gagal?"
"engga sih, tapi kan tetep ajaa!!"
"udah ah, mulut lo rombeng tau gak? kayak miss. lughue, gue ambil selimut dulu" Stephany berdiri
"HAAAAAAANNNNN"
LINE
Suara ponsel Mark berbunyi. dengan cepat ia merogoh kantung celananya.
Lalisa : Aku bakal bener-bener buat kamu jadi milik aku lagi!
"spem" ujar nya enteng sambil membanting ponselnya jauh dan tiduran di sofa.
VOMENT YAA GENG HEHE. DAN JANGAN LUPA SELALU CEK CERITA BARU AKU YANG LAIN, TERIMAKASIH ^^