Stephany menunggu angkot di depan sekolahnya, tepatnya di halte. Menunggu itu bukan perkara mudah, buktinya, tiba-tiba saja Stephany dihampiri oleh laki-laki kucel yang menggodanya.
"ceewe, mau pulang ya?" ledek laki-laki tersebut
Stephany yang risih hanya melengkahkan kakinya sedikit menjauh
"yeh, neng, jawab doong. Ato mau main dulu sama abang?"
'ih sumpah nih bocah! Gak tau gua lebih tua apaya? Rese'
--oo
Mark menghampiri motornya yang berada di parkiran, kemudian ia melihat Lisa yang sedang bergandengan dengan Jeno.
"mark?" panggil Lisa kaget yang melihat Mark di depan nya, Jeno hanya tersenyum dengan arti kata 'gua menang' karna telah dipergoki Mark, lisa jalan dengannya.
Mark tersenyum "hy Lis" ngambil Helm
"mau pulang?" tanya Lisa yang merangkul tangan Jeno
"iye" make helm nya "duluan ya" Mark pergi
Saat di depan sekolah, Mark melihat Stephany yang sedang risih di ganggu oleh orang yang tak dikenal, dengan sigap Mark menghampiri dengan motornya
"ayo neng, main sama abang" hampir narik tangan Stephany
"ih! Apaan sih?"
Motor Mark terparkir di depan mereka, dengan santai Mark membuka helm nya
"woy, ronaldo? Lu ngepain gangguin cewek gua? Cari mati nih?" Mark
"weeh, mas Mark?!" mereka tos-an
'whats? Mark kenal sama berandal ini? Gak salah sih' gumam Stephany
"ini pacar mas Mark?" tanya nya
"calon bini gua," jawab nya pendek, stephany langsng menajamkan tatapan nya
"waduh mas Mark, bisa aja haha, maaf ya mba" minta maaf ke Stephany
Wajah Stephany hanya mengiyakan
"lain kali lu cari cewe lain aja, cewek gua rada garang kalo sama cowok yang belum di kenal" Mark
Gue mukul bahu Mark "paan sih!"
Ronaldo alias udin menutup mulutnya
"ah, tuh kan do? Sakit" ngelus tangan nya "untung lu tadi kaga pegang-pegang, kalo megang mahh yaudahh, lo bisa langsung nyampe ke liang kubur kalo dipukul sama dia"
Ucapan Mark membuat darah Stephany meninggi, lelucon yang dibuatnya namun berhasil membuat si udin tertawa dan meninggalkan tempat tersebut.
"lo ngapain sih bilang gue calon istri lo ke si, siapa noh? Ronaldo? Parah, kasian ronaldo kalo sampe tau disamain sama dia"
"udin, namanya udin, cuman gua ganti aja biar keren"
"bodo"
"lagian dia gabakal kenal sama lo ini. Nih ya, kalo gua ga bilang gitu, kali aja lo udah abis noh di belakang semak-semak. Mau?"
"MARK!" mukul-mukul bahu Mark
"aah Han, sakit sumpah" megangin tangan Stephany
Stephany berhenti memukul Mark
Mark senyum "balik sama gua yuk"
"gak! Temen lo aja cabul, apa lagi elo?"
Mark mendengus pelan "yaudah, kalo lo mau hidup lu cuman sampe sini, gua duluan" menyalakan mesin motornya
Stephany melirik ke kanan-kiri, takut apa yang ditakuti terjadi "MARK LEE! Ikuut" menahan motor Mark yang akan segera melaju
Mark tersenyum sambil memberikan helm nya, Stephany dan Mark pun bergegas pulang ke rumah.
--oo
Sesampainya di komplek perumahan Stephany ia minta untuk di turun kan di depan gang
"kok disini?" Mark
"gue gak mau mami ngeliat kita kaya gini, yang ada nanti dia malah kesenengan, dan perjodohan nya dijadiin!"
"padahal kalo di jadiin juga gpp sih"
"ih apaan sih, udah ah"
Stephany meninggalkan Mark
"woy, gabilang sesuatu gitu?" Mark
Stephany membalikan badannya "apaan?"
"bilang—love you dulu gitu kek, salam perpisahan sama suami"
Stephany hanya mengangkat ujung bibirnya dan kemudian pergi. Mark hanya tertawa melihat tingkah lucu calon istrinya tersebut.
--oo
Entah kenapa, Stephany malah sedikit merasa senang, ia bahkan tidak mengerti dengan suasana hati yang tercipta saat ini. Rasanya ingin bernyanyi dan menyapa semua orang dengan keras.
Mami berdiri saat melihat anak nya pulang "loh? ko baru pulang Han?"
"iya mam, ada latihan dulu tadi"
"ohh, kamu gak naik ojek? Capek kan kalo jalan dari depan?"
"aku.. naik, cuman sampe depan gang aja, lagi pengen jalan"
"yaudah, kamu mandi dulu terus makan ya. Mami udah masakin makanan kesukaan kamu"
"iya mam"
Bahkan ia lupa bahwa saat ini ia sedang bermusuhan dengan maminya.
--oo
Malam ini Stephany dan Lami mengadakan pertemuan di café sebrang perumahan mereka. Sesampainya disana, Lami yang memakai baju pink kesukaan nya membawakan Stephany sebuah bungkusan dalam tas.
"P-py-py, bantu guah py!" Lami menenteng tasnya yang berat
"buseet! Paan tuh?"
"jan banyak nanya cetan! Buruuu"
Stephany berdiri sambil tertawa melihat tingkah sahabatnya tersebut
"haha, busett, berat jir" bantu bawa "lu bawa apaan sih Lam? Batu?"
Tas tersebut pun di taruh di meja makan mereka
"hadoohh" Lami mengeluarkan isi tas tersebut "nihh, liat-liat, gua bawa make up lucuu, dress lucu, t-shirt lucu, terus niih liat Py liaaat" nunjukin barangnya "ada sepatu kyut juga"
Mata Stephany mengerut "tunggu tunggu tunggu, maksudnya lo bawa ginian apa nih? Mau jual ke gua?"
"dooh yakagak laah, ngepain juga gua jual-_-" ngerapihin barangnya
"terus?"
"gue tuh mau jalan sama Jemin, jadi, lo tolong pilihin baju yang bagus buat ngedate bareng diaa"
"hahh? Si Jeemin? Sekarang sama Jemin? Haechan?"
"mm gpp kaliya, soalnya kan gue juga masih jomblo free. Belum terikat apapun sama siapapuun"
"iih dasaar" narik rambut Lami "ganjen lu"
"ah! Py sakit!" ngelus rambutnya "udah ah lo harus bantu gue, pokonya pilihin, soalnya jemin mau dateng sekarang"
"kim sungkyung," menarik nafas "oke oke"
Sudah setengah jam mereka saling berdandan dan memilih pakaian.
"Py, gua mau nanya deh" tanya Lami sambil mengoles wajahnya
"ape"
"lo sama Mark ada hungungan apaan sih?"
"lah, lo kenapa jadi tbtb nanyain Mark? Mabok lu?"
"enggaakk. Cuman yaa, Mark tuh pasti selalu ada di saat lo lagi kesusahan, like a men wkwk"
Stephany terdiam
"lu berdua..."
Stephany mengangkat alisnya "gue di jodohin sama dia"
"APA?! SERIUS? WOY?"
Tiba-tiba Lami mendapat telfon
