Stephany berjalan bersama miss. Lughue kearah ruang seni, namun fikiran nya hanya tertuju kepada Mark yang berhasil melarikan diri.
Awas aja tu anak, gua sunat dua kali kalo ketemu –Stephany
"miss," ucapan Stephany membuat langkahnya dan langkah miss. Lughue terhenti
"why?" tatapan miss. Lughue menajam
"mm, miss.. s-saya, sebenernya gak bisa ikutan teater ini.."
"WHY?!!"
"saya kan udah kelas 3 miss, bentar lagi UN, belum mikirin nanti buat SBM dan lain-lain. Saya- saya.."
"jadi kamu terganggu"
"ya sebenernya bukan gitu juga sih miss, tapi ya emang gitu"
"hh.. padahal, saya berharap banget kamu bisa ikut Stephany,"
Duh, miss. Lughue apaan sih pake acara ngiba segala –Stephany
Stephany menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal "banyak yang lebih bagus dari saya kok miss" memegang lengan miss. Lughue "emm.. gimana kalo saya, saya bantu miss buat cari penggantinya!"
Mata miss. Lughue seketika membengkak "SERIUS? Kamu beneran?"
Stephany hanya mengangguk kan kepalanya sedikit ragu
--oo
'siap-siap mampus di tangan gua, Mark-Lee!' Stephany berjalan kearah depan gerbang sekolah, dia melihat ke penjuru sekolah yang tepat di belakang nya, namun tidak ada tanda-tanda kehidupan dari pria bernama Mark lee tersebut.
"sumpah tu orang bakalan abis" umpat Stephany "jangan sampe dia muncul di dep—"
"sayang!"
Stephany membalikkan tubuhnya "bagus. Hari ini lo bakal pulang tinggal nama"
Mark menghampiri dengan motornya, kemudian tersenyum dan turun dari motornya.
"udah meeting nya sama miss bawel? Yuk"
Stephany bersiap-siap mengangkat tangannya untuk memukul Mark dengan keras "LO KENAPA PERGI TAII!!!!!!!!" kemudian memukul pundak Mark dengan keras "TAU GAK HARI INI GUA BENCI BANGET SAMA LO. POKONYA BENCI!! SUMPAH!!! MATI AJA LO!! MATI!!"
Mark yang menahan sakitnya di pukul oleh Stephany langsung menarik tangan Stephany dan memaksanya untuk memeluk pinggang Mark.
Stephany terdiam sekejap dalam pelukan tersebut.
"sakit,"ujar Mark tepat di telinga Stephany "tapi lebih sakit lagi.. kalo lo bilang lo benci sama gua,"
Tidak ingin larut dalam perasaan, Stephany kemudian mendorong tubuh Mark agar menjauh "b-bodo. Bodo amat!"
Mark tersenyum
"gak usah senyum-senyum! Gak ada yang lucu!" membenarkan tasnya
"pipi lo—merah"
Stephany melotot dan memegang kedua pipinya, "gua pulang naik taksi aja"
"Haaann..."
--oo
Sesampainya di depan rumah Stephany, terparkir mobil hitam yang sangat tidak asing.
"Mark!!3x" memukul pundak Mark
"hm?" membuka helm nya
Stephany turun dari motor Mark dan menghampiri mobil hitam
"ini.." menunjuk plat nomer mobil "bukanya mobil orangtua lo?"
Mark turun dari motornya "mm" memasukan tangan nya kedalam saku "I thing.. this is the day"
"hah?" bingung Stephany "maksud lo?"
Mark terdiam dan mengangkat bahunya, kemudian berjalan meninggalkan Stephany.
"Maaarkk.." berlari menyusul Mark
Saat Mark membuka pintunya, mereka tertegun dengan apa yang ada di dalam rumah Stephany.
Kang Seulgi, mama dari Mark
Lee Taeyong, ayah dari Mark
Kim Jenny, mami dari Stephany
Kim Taehyung, papi dari Stephany
Dan seorang penghulu yang di ketahui bernama Taeil. (wkwkwk)
"the day?" tanya Stephany yang ikut tercengo di sebelah Mark, Mark kemudian mengangguk pasrah "yas." Jawabnya pasrah
"yaampuuun, Hany, Mark... kalian udah dateng? Siniii sayang duduk" tante Kang menghampiri mereka dan menarik kedua tangan mereka untuk ikut duduk.
"gimana sekolahnya?" tanya Mami
Namun kedua nya masih tertegun melihat pemandangan penghulu di depan mereka.
"Sekarang?" tanya Stephany "nikah nya sekarang?"
Semuanya mengangguk kecali Stephany dan Mark.
hh—pasrah –Stephany
sumpah gua dilemma –Mark
"t-tapi"
Sehelai kertas di dorong kearah Mark "silahkan dibaca," ujar Taeil pak penghulu
Mark dan Stephany sama-sama melihat isikertas tersebut, dan kemudian saling berhadapan
'we need, to—TALK!" Stephany menatap Mark tajam
Kemudian keduanya mengangguk bersamaan
"mam, aku perlu ngomong sama Hany, serius" Mark meletakkan kertasnya
"i-iya, cuman sebentar kok" Stephany
Papi Stephany menaruh kopinya "jangan terlalu lama, papi dan om Lee sibuk" ujarnya
Stephany berdiri dan menarik tangan Mark menuju kamar Stephany.
"kalau mereka kabur gimana pap?" Mami
"percaya dulu aja" Papi
--oo
"hh," Stephany menutup pintu kamarnya "kenapa secepet ini sih?"
Mark duduk di kasur Stephany dan menggelengkan kepalanya
Stephany mondar-mandir sambil mengigit ujung kukunya "kita—kita harus.."
Jangan bilang lo mau kabur, plis –Mark
"kita harus buat peraturan!" Stephany mengacungkan telunjuknya
"hah?" tanya Mark dengan wajah lega.
"ya—ya peraturan selama kita di rumah baru nanti, gua cuman gak mau kita gak punya aturan nantinya"
Mark menyingrai "lo sendiri tau gua gak suka aturan kan?"
Stephany mendekatkan langkahnya dengan tatapan yang tajam pada Mark "selama lo tinggal bareng sama gue--" semakin mendekatkan dirinya pada Mark yang sekarang memundurkan duduknya "lo harus suka sama apa yang gue suka!"
Mark menelan ludahnya karna gugup dengan jarak di antara mereka yang terlalu dekat "gue suka sama lo, apa lagi yang harus gua suka?" menaikan satu alisnya.
Stephany tersenyum dan kemudian "MATA LO SUKA!" memukul kepala Mark dengan kepalan tangannya.
Kenapa diakalo ngomong ga pernah bismillaaaah –Stephany
"ah" Mark mengelus kepalanya "AH SAKIT"
"peraturan pertama!—"
"sayang?" tiba-tiba pintu kamar di ketuk
Mark berdiri dari kasur Stephany dengan wajah kaget, begitupula Stephany, ia langsung terdiam di depan Mark sambil membengkakkan matanya.
"hahhh.. g-gimana nih Mark?" Stephany memegang bahu Mark
Mark mengela nafasnya "udah tenang aja, lo percaya sama gua. Walaupun gak ada aturanpun, gua gak bakal aneh-aneh. Oke? Yuuk!" narik tangan Stephany
