22 - Problem

1.8M 90.9K 11.4K
                                    


Masih menjadi pertanyaan besar bagi Acha siapa yang melakukan semua ini. Yang pasti si pelaku sangatlah membenci dan tidak suka kepada Acha.

Tubuh Acha serasa di ikat dengan tali tampar sangat kuat, ia kesusahan untuk bernapas. Namanya tak henti di sebut dan menjadi topik pembicaraan anak-anak lainya. Bahkan anak kelasnya pun terang-terangan membicarakan dirinya di belakang.

Acha diam saja, tak ingin menanggapi. Ia masih tidak tau harus berbuat apa. Selama jam perlajaran berlangsung Acha sama sekali tidak mendengarkan. Pikiranya terpecah belah, kemana-mana. Ia tak bisa berpikir jernih.

10 menit kemudian, bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Surga penyelamat para siswa dan siswi akhirnya datang juga. Teman-teman kelas Acha satu per-satu mulai keluar dari kelas.

"Gue duluan ke kantin. Lo mau nitip apa?" tanya Amanda yang sudah bersiap berdiri.

"Nggak usah. Gue males ngapa-ngapain" jawab Acha.

Amanda mengangguk, kemudian beranjak meninggalkan Acha di kelas.

Acha melirik ke bangku ujung kanan, samar-samar terdengar suara bisikan cewek-cewek teman kelasnya yang tukang gosip mulai membicarakanya. Acha mendesis pelan. Sekali lagi ia hanya bisa diam saja!

Acha sedang malas mencari masalah!

"Cha!"

Suara seorang pria di tengah pintu kelas, mengejutkan siswa-siswi yang masih ada di dalam kelas Acha. Mereka semua menatap pria itu dengan ekspresi tidak santai. Bisikan-bisikan tak jelas mulai terdengar.

"Bisa keluar sebentar?" pintanya.

Acha menghela pelan, mengangguk pasrah.

Ia berdiri dari kursinya dan segera berjalan mendekati pria yang memanggilnya itu. Juna.

****

Juna menunggu Acha di depan kelas, tidak peduli beberapa siswa dan siswi yang melewati mereka dengan sangat lekat dan tatapan aneh beraneka ragam.

Juna tersenyum melihat Acha yang kini sudah ada di sampingnya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Juna nampak khawatir.

Acha menggelengkan kepalanya lemas.

"Udah nggak usah lo urusin! Paling kerjaan anak iseng dan iri sama lo"

"Iya" jawab Acha seadanya. Ia serasa tidak punya energi sedikit pun.

Juna menepuk bahu Acha pelan.

"Jangan sedih. Gue akan cari siapa pelakunya"

"Dan gue akan bantu hentiin gosip nggak jelas ini!!" tambah Juna berusaha menenangkan Acha.

Acha tersenyum kaku, ia menganggukan kepalanya.

"Terima kasih Juna" ucap Acha sedikit melegah. Setidaknya masih ada orang-orang terdekatnya yang peduli denganya. "Maaf Acha harus merepotkan Juna lagi"

"Setidaknya gue masih bisa kan jadi teman baik lo, Cha!"

Acha mengangguk cepat.

"Tentu saja. Juna teman yang sangat baik. Dan Acha suka itu"

Juna mengacak-acak puncak kepala Acha, gemas dengan tingkah Acha yang baginya adalah sebuah daya tarik yang tidak pernah dimiliki oleh gadis manapun.

MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang