24 - Sayang

1.7M 87.9K 13.4K
                                    


Setelah berpamitan dengan Mama Acha, Iqbal pun keluar dari rumah Acha sekitar pukul 5 lebih 15 menit sore hari. Acha mengantarkan Iqbal sampai halaman rumahnya dan membukakan gerbang rumahnya.

"Permisi mbak..."

Seorang kurir paket ekspedisi mengejutkan Acha. Ia pun keluar dari halaman rumahnya meninggalkan Iqbal. Acha menghampiri kurir pria tersebut.

"Untuk Mbak Natasha.."

Acha menatap sebuah paketan terbungkus plastik dan koran tebal yang disodorkan kepadanya. Acha pun tanpa pikir panjang menerimanya.

"Silahkan Tanda Tangan mbak"

Acha mengangguk dan segera menandatangani nota dari paket tersebut.

"Terima kasih mbak" ucap kurir tersebut dan beranjak dari sana.

"Iya pak. Terima kasih juga" balas Acha, tanganya mengoyak-oyak paketan itu ingin menebak-nebak apa isinya.

Acha sendiri merasa tidak membeli barang apapun secara online akhir-akhir ini. Disana juga tidak ada nama pengirim, hanya ada nama dan alamatnya saja yang tertera disana berserta nomer ponselnya.

"Gue pulang" pamit Iqbal mengeluarkan motornya dari halaman rumah Acha.

"Acha dapat paketan loh" ucap Acha memamerkan barang ditanganya ke Iqbal.

Iqbal diam saja, menurutnya bukan hal penting.

"Iqbal nggak pingin tahu isi paketanya?"

"Nggak" jawab Iqbal singkat. Ia segera menaiki kendaraanya

"Acha buka disini deh sekalian" ucap Acha tak mempedulikan jawaban Iqbal.

"Gue pulang du..."

"Tungguin disini dulu!" cegah Acha dengan cepat. "Tunggu sampai Acha buka paketnya"

"Kenapa nggak dibuka didalam aja?" sahut Iqbal dengan nada meninggi.

Acha tak menggubris pertanyaan Iqbal yang nampak kesal terhadapnya. Acha tetap meneruskan aktivitasnya untuk membuka paketan yang baru ia dapat. Ia sudah sangat penasaran apa isinya dan dari siapa.

"Kotak?" heran Acha mengeluarkan sebuah kotak persegi dari balutan koran-koran tersebut. "Ultah Acha kan masih bulan depan"

Acha membuang sisa-sisa bungkusan begitu saja. Dengan rasa penasaran semakin tinggi Acha membuka tutup kotak persegi tersebut.

"HUUUUAAAAAAA"

Acha berteriak sekeras mungkin dan tanganya dengan refleks melemparkan kotak tersebut beserta isi-isi di dalamnya. Kaki Acha melemas dan berjalan mundur beberapa langkah untuk mencari pegangan.

Acha ketakutan setengah mati dengan apa yang dilihatnya pada kotak itu.

Acha mendapatkan paket kotak persegi yang di dalamnya berisikan 2 tikus mati beserta foto-foto dirinya yang dipotong acak-acakan memenuhi dalamnya, bisa dibilang sangat banyak.

Acha mengalihkan kedua matanya dari kotak itu yang sudah terjatuh di tanah. Acha berdiri memegangi dinding garasi. Ia sangat takut. Siapa yang melakukan hal tersebut.

Di sisi lain, Iqbal yang melihat kejadian itu terdiam lama. Walaupun terlihat tenang, namun dari tatapan Iqbal bisa sedikit nampak bahwa pria itu cukup terkejut dengan apa yang dilihat oleh kedua matanya.

Iqbal menaruh motornya diluar gerbang, ia kembali masuk kedalam. Iqbal menghampiri kotak itu, dengan cepat meungut satu persatu robekan foto-foto Acha yang berserakan dengan 1 tikus berdarah yang juga terjatuh dari kotaknya. Iqbal memasukkan lagi semuanya dan segera menutupnya.

MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang