33 - Cantik

1.3M 85.8K 20.8K
                                    


"Gue melakukannya karena....."

"Pertama. Gue masih sabar waktu lo lebih milik Kak Arka daripada Daniel yang jelas-jelas suka sama lo. Gue relain perasaan gue untuk berhenti suka sama Daniel."

"Karena gue tau Daniel sayang banget sama lo.."

"Gue ingin lihat Daniel bahagia sama lo."

"Gue rela asal Daniel bahagia sama lo. Tapi apa? Lo nolak Daniel dengan sangat egois. Dan bodohnya...."

"Sasa, Arina, Daniel bahkan gue nggak bisa benci sama lo!"

"Dan lo ngulangin lagi Natasha...." teriak Amanda meluapkan kekesalanya.

"Sebelum lo nginjak kaki di SMA ini, gue udah suka sama Juna dan kita sangat dekat. Tapi ketika Juna bilang dia suka sama lo. Gue bisa apa?"

"Sekali lagi gue relain perasaan gue, berharap Juna akan bahagia sama lo! Seperti harapan gue relain Daniel dulu."

"Gue berharap besar ke lo, gue yakin lo pasti nerima Juna."

"Berulang kali gue udah bilang ke lo untuk terima Juna"

"Terima Juna natasha, Bukan Iqbal. Tapi lo nggak peduli. Lo ngikutin perasaan egois lo sendiri dan nolak Juna juga."

"Semua yang gue lakuin kayak sia-sia."

Acha terkejut mendengar penjelasan Amanda yang tidak pernah ia tahu selama ini.

"Ke...Kenapa Amanda nggak cerita?" tanya Amanda, nadanya tak beraturan.

"Gue nggak cerita?" tanya Amanda balik, ia langsung tertawa menakutkan.

"Sasa sama Arina aja tau, Cha. Kalau gue pernah suka Daniel dan gue suka Juna." ucap Amanda sinis.

"Lo terlalu sibuk sih dengan dunia lo. Sibuk ngejar Iqbal. Sampai lupa sama teman." tukas Amanda menusuk.

Acha tertunduk, perasaanya saat ini bercampur menjadi satu. Tidak bisa dijabarkan. Banyak seklai hal-hal yang ia tanyakan dan luapkan tapi bibirnya bergetar, terasa keluh.

"Gue juga muak melihat semua orang selalu suka sama lo. Selalu berbuat baik sama lo. Tapi lo selalu berbuat seenaknya, Cha."

"Lo selalu egois, ingin semua keinginan lo tercapai. Sejak dulu lo selalu begitu."

Amanda berdecak pelan.

"Karena itu, gue sebarin tentang masalah keluarga lo meskipun gue modif sedikit biar keren beritanya dan Booom!.

"Biar lo ngerasain kesedihan dan pahitnya hidup itu kayak gimana!"

Amanda tersenyum picik, menatap Acha yang hanya diam membisu tak bisa berkata apa-apa. Amanda tau bahwa gadis itu pasti sangat shock.

"Lo pasti sekarang benci gue kan?" tanya Amanda.

"Nggak apa-apa. Lo pantas dan memang harus benci gue."

"Gue sadar gue sahabat yang busuk. Gue akuin."

"Gue nggak masalah kalau lo mau ngasih tau semua orang disekolah ini, kalau yang ngelakuin itu gue."

"Gue akan terima resikonya dengan senang hati. Dikeluarin dari sekolah pun gue nggak masalah."

"Karena gue bukan pecundang kayak lo yang bisanya bersembunyi dibalik pahlawan-pahlawan kesiangan lo."

Amanda tersenyum ke Acha sebentar, kedua tanganya turun.

"Oh ya satu lagi..."

Amanda berjalan mendekat dengan langkah pasti. Tatapanya masih tersorot dingin dan tajam.

MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang