37 - Kencan (1)

1.6M 77.5K 19.6K
                                    



Iqbal keluar dari kamarnya membawa tas ransel yang ia kenakan di satu bahunya. Ia berjalan ke ruang tengah, mencari papanya.

"Pa..." panggil Iqbal. Ia menemukan sang papa tengah asyik bermain Monopoli dengan dua kakaknya.

Iqbal semakin tidak paham dengan ketiga orang dihadapanya ini, mereka tidak punya pekerjaan lain atau bagaimana, pagi-pagi sudah bermain Monopoli.

"Papa..." panggil Iqbal lagi karena tak ada jawaban dari Mr. Bov.

"Bentar-bentar bal, papa beli hotel dulu, tunggu!" ucap Mr. Bov fokus dengan kartu-kartu berwarna didepanya.

"Iqbal pinjem kunci mobilnya," pinta Iqbal tidak sabar.

"Lo mau kemana?" tanya Ify menoleh ke sang adik.

"Main," jawab Iqbal seadanya.

Kening Ify berkerut, tidak biasanya sang adik keluar di hari libur seperti ini. Biasanya juga sudah nangkirng di ruang tengah berkutik dengan Play Station-nya.

"Main kemana lo?" tanya Ify lagi.

"Sejak kapan lo jadi kepo?" tukas Iqbal sinis.

Ify mengedikkan kedua bahunya,

"Pencitraan aja sih, biar dikata kakak perhatian ke adiknya." jawab Ify dengan nada tak enak.

Iqbal mendesis pelan, sudah dapat menebak jawaban kakaknya. Ia secepatnya membuang muka, menatap papanya kembali.

"Pa, kunci mobil!" rengek Iqbal.

Mr. Bov mengangkat tanganya di udara,

"Sebentar Bal, papa beli Kanada sama Brazil dulu, Sebentar!"

Iqbal menghela napas berat, kesabaranya hampir habis karena papanya, Iqbal merasa sangat gemas dengan tingkat pria paruh baya itu.

"Pa... kasih tau kunci mobilnya dimana atau Iqbal sumpahin papa masuk penja...,"

Mr. Bov dengan cepat menghentikan permainanya, ia menoleh menatap anak bungsunya dengan wajah heran, memperhatikan Iqbal dari atas sampai bawah.

"Mau kemana? rapi amat?" tanya Mr. Bov

"B aja," jawab Iqbal santai. Ia menatap kedirinya sendiri, hanya memakai kaos pendek dan celana pendek. Tidak ada yang wah menurutnya.

Mr. Bov merogoh saku bajunya, mengeluarkan kunci mobil.

"Mau jalan kemana? tumben bawa mobil?" tanya Mr. Bov lagi yang selalu ingin tau. Beliau memberikan kunci mobilnya ke Iqbal.

"Berat kali pa, bawa mobil," timpal Iqbal logis.

"Maksud papa, tumben pakek mobil. Biasanya juga suka pakek motor,"

"Takut kena hujan kayak kemarin." jelas Iqbal.

"Emang mau kemana?" tanya Mr. Bov semakin penasaran.

"Main, Iqbal pulang agak malam mungkin." jawab Iqbal segera menerima kunci mobil tersebut.

"Sama siapa? Acha?" goda Mr. Bov.

"Hm," deham Iqbal singkat, kedua matanya bergerak-gerak tak pasti.

"Wuiih, si kecil udah besar sekarang, bisa kencan segala," goda Mr.Bov makin menjadi.

"Apaan sih Pa" cerca Iqbal makin salah tingkah.

Ando terkekeh pelan, ia ikut menoleh ke arah Iqbal.

MARIPOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang