CHAPTER 28 - [Royce Hayden]

5.5K 765 107
                                    


Akhir-akhir ini Royce susah tidur, pikirannya selalu terganggu oleh alat yang ditanam Elliot pada kedua lengan Se-hun. Ia sangat takut bila Elliot kehilangan kendali dan meledakkan alat tersebut. Jujur, Royce tidak pernah setuju bila Elliot menggunakan peledak untuk membuat pria itu tunduk padanya, padahal Royce sudah memberikan jalan keluar lain agar memanfaatkan keluarga tiri Se-hun dengan mengancamnya dan semua pasti berjalan sesuai rencana. Hanya saja, Elliot si kepala batu lebih memilih menggunakan alat yang berisiko.

Mencuri remote control alat tersebut bisa menjadi jalan keluar untuk masalahnya. Namun, Elliot selalu membawa barang itu ke manapun. Ia tidak memiliki cukup ruang untuk mengambilnya.

Royce yang sempat keluar sebentar, akhirnya kembali ke rumah Elliot. Tak sengaja. Pria itu melihat seorang gadis yang serasa tak asing baginya, ia berjalan terburu-buru sambil menarik koper. Tunggu, bukankah itu Hee-ra?

Tapi kenapa Hee-ra membawa koper? Apa ia mencoba kabur? Royce tidak bisa membiarkannya! Akan berbahaya bagi Hee-ra untuk berkeliaran di luar sana, lagipula, di mana Se-hun sekarang? Kenapa dia membiarkan Hee-ra pergi?

"Ikuti gadis itu," perintahnya pada sang sopir sambil menunjuk gadis yang dimaksud.

Ketika jarak mereka hanya terpaut beberapa meter, Royce segera keluar dan menahan lengan Hee-ra hingga gadis itu berbalik penuh tanda tanya. Matanya menyiratkan kesedihan meskipun tidak ada tangisan. Royce menghela napas panjang. "Nona Shin? Anda mau pergi ke mana?" tanyanya perhatian.

Hee-ra tak berusaha melepaskan tangannya dari Royce. Ia menggigiti bibir bawahnya yang masih bergetar. "Sejauh mungkin." Ia berhenti sebentar, tiba-tiba saja sebuah pandangan tajam dilayangkan Hee-ra ke arah Royce dan mulai memberontak minta dilepaskan. "Anda mengetahuinya, kan? Anda yang bersekongkol dengan Elliot untuk melakukan ini pada Se-hun!"

Royce mengerutkan dahi, mungkinkah Hee-ra mengetahui alat yang ditanam Elliot dalam lengan Se-hun? Kalau memang iya, seharusnya Hee-ra tak meninggalkan Se-hun, kan?

"Kenapa kalian menggunakan Se-hun sebagai alat untuk menghancurkan organisasinya? Bagaimana kalau dia gagal dan kehilangan nyawa? Apa anda tidak memiliki hati? Bagaimana kalau hal itu terjadi pada putra anda? Bisakah anda merelakannya mati untuk hal ini? Seberapa mahal anda berani membayar kebahagiaan yang telah dihancurkan?"

Hatinya berasa ditusuk ribuan pisau kala mendengar perkataan Hee-ra barusan. Di satu sisi, ia akhirnya paham seberapa besar cinta Hee-ra untuk Se-hun. Namun, di sisi lain, apakah Hee-ra tahu kenyataan paling kelam yang sebenarnya terjadi? Kenyataan bahwa Se-hun adalah putranya, tepat seperti perumpamaan yang ia gunakan.

Royce mengangguk. Ia melepaskan cengkeraman dari lengan Hee-ra. "Benar, aku memang tidak punya hati, sama seperti Elliot."

Astaga, bisa-bisanya dia menjawab seperti itu? Bolehkah Hee-ra menampar pria ini sekarang?

"Dan benar, aku memang tak akan merelakan putraku diperlakukan seperti itu." Kilatan matanya berubah nanar. Kalau dipikir-pikir, kejahatannya pada Se-hun memang tak bisa dihitung, mulai dari anak itu lahir sampai sebesar ini. Royce kadang ingin membunuh dirinya sendiri untuk menebus kesalahannya, tapi apakah dengan mati akan membuat Se-hun mengampuninya begitu saja?

"Tapi aku tidak punya pilihan. Aku percaya dia pasti bisa melakukannya." Sejenak Royce terdiam, pandangannya menerawang, menimbang apakah mengatakannya pada Hee-ra adalah pilihan yang tepat.

Tapi keadaan seolah tak mengizinkannya berpikir lebih lama, Royce takut Hee-ra pergi dan Se-hun akan memilih untuk mati. "Se-hun adalah putraku, dia hanya belum mengetahuinya."

Putra?

Tidak mungkin!

Hee-ra menggeleng tak percaya. Dagunya mengeras, Royce pikir Hee-ra bisa dibodohi semudah itu?

Salted Wound [Sehun - OC - Kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang