CHAPTER 31 - [Three of Swords]

5.3K 711 112
                                    

Notes : Play Gangsta by Kehlani.

.

.

.

.

Canggung.

Mulut Hee-ra seolah terkunci karena Jong-in tak mengeluarkan sepatah kata apa pun untuk menyapa. Yang ia lakukan hanya mengobati luka-luka kecil pada tubuh Jong-in tanpa berani menatap matanya.

Hee-ra merasa bersalah. Seharusnya, ia tidak menghianati Jong-in untuk bersama Se-hun. Astaga, ia bahkan tak mampu menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Apa kau akan tetap diam?"

Hee-ra mendongak begitu mendengar suara Jong-in. Mata mereka bertemu. Kedua iris tak berdosa serta ekspresi polos yang ditunjukkan Jong-in membuat hatinya terluka.

Pria itu tak seharusnya mengalami semua ini. Jong-in tidak ada hubungannya dengan cinta segitiga Jasmine, Se-hun, dan Hee-ra.

Hee-ra menggeleng pelan, tenggorokannya serak, tak mau diajak bekerja sama. "Aku... maafkan ak—"

Belum selesai Hee-ra menjawab, Jong-in sudah lebih dulu menempelkan bibirnya di bibir gadis itu sambil memeluk erat punggung Hee-ra. Kerinduan yang selama ini berusaha ditahan meledak begitu saja.

Jong-in hampir hidup seperti mayat setelah Hee-ra menghilang begitu saja. Jujur, ia merasa dipermainkan. Tapi kembali pada kenyataan yang tak bisa dielak, Jong-in sangat mencintai Hee-ra, dan itu yang membuatnya lemah.

Hee-ra mengalungkan lengan di leher Jong-in, menekan tengkuk pria itu agar ciuman mereka semakin dalam. Ia tidak ingin membohongi diri sendiri bahwa jauh di dalam hati, nama pria ini masih terukir meski semakin mengecil.

"Maafkan aku..." Hee-ra melepas tautan bibir mereka dan menempelkan keningnya di bibir Jong-in.

"Kau tidak bersalah." Jong-in menangkup kedua pipi Hee-ra dan mendongakkan wajah gadis itu. "Ceritakan semuanya padaku." Ia berhenti sebentar, mengusap pipi gadisnya lembut, kemudian kembali menenggelamkan Hee-ra dalam pelukannya. "Aku merindukanmu, aku mengkhawatirkanmu, aku takut gadis gila tadi menyakitimu."

Kali ini, Hee-ra menggeleng. "Seharusnya aku yang berkata seperti itu." Ya, benar. Seharusnya Hee-ra yang merasa takut saat Jasmine berniat menyelakai Jong-in, sebaliknya.

Apakah Jong-in tahu bila Jasmine menculiknya karena Hee-ra dan Se-hun? Bagaimana Hee-ra bisa menjelaskan semua itu? Ia tidak ingin melukai Jong-in lebih dalam.

"Aku akan menceritakannya besok. Sekarang istirahatlah, kau pasti lelah."

Alasan paling mainstream yang bisa digunakan untuk mengalihkan pembicaraan. Semoga saja Jong-in tidak menyadarinya.

"Aku akan tidur kalau kau tetap di sini."

Astaga, Hee-ra tak mungkin menolak keinginan Jong-in dan membuat pria itu curiga. Tapi menerima sama saja dengan menyakiti hati keduanya. Lagipula, bagaimana kalau Se-hun sampai tahu?

Tak kunjung mendapat balasan, Jong-in kembali berucap, "Kau tidak mau ya? Tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa. Lagipula, melihatmu sudah membuatku bahagia." Ia mengukir senyum perih, dan hal ini berhasil menghantaman Hee-ra hingga mentalnya.

Demi Tuhan, sejahat apa hati Hee-ra hingga mampu menduakan pria sebaik Jong-in? Kenapa ia tak bisa menajaga komitmennya sendiri? Bodoh. Shin Hee-ra, kau memang keterlaluan!

Salted Wound [Sehun - OC - Kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang