pertemuan

172 9 0
                                    

Rama memperhatikan Rahma

"gini aja, anggap aja aku ini ojek. Jadi kalau kamu mau naik nanti bayar" Rama
"oke, antar saya ke taman kota" Rahma

Rama mulai menaiki motornya begitu pun dengan Rahma yang duduk di belakang Rama

"malam-malam gini mau ke taman?" Rama
"tukang ojek, dilarang banyak tanya" Rahma
"iya deh"

Rama langsung mengendarai motornya menuju taman kota dan ketika sudah sampai Rahma turun dari motor

"ini" ucap Rahma sambil memberikan uang
"aku tidak mau" ucap Rama sambil menolak
"loh kitakan udah sepakat anda jadi tukang ojek saya"
"biarin, aku mau buat kamu berhutang budi sama aku"
"terserah"

Rahma meninggalkan Rama

"sampai sebegitu sombongnya kamu untuk gak bisa bilang terima kasih" ucap Rama pada Rahma

Rahma menghentikan langkahnya dan melihat kearah Rama

"dan sampai sebegitu pedulinya anda sama ucapan terima kasih dari saya" ucap Rahma yang kini berjalan pergi lagi

Rama menatap kepergian Rahma. Dan mulai menghidupkan motornya lalu pergi

_*_*_*_

Rahma melangkahkan kakinya menuju rumah panti itu

tok..tok..tok

Rahma mengetuk pintu rumah itu

"sebentar" ucap seseorang dari dalam rumah itu

tak lama seorang wanita keluar, Rahma tersenyum melihat wanita itu

"bibi" ucap Rahma yang kemudian memeluk wanita itu
"maaf, tapi kamu siapa ya?" tanya wanita itu
"ini aku bi, Rahma anak yang bibi rawat waktu kecil" jawab Rahma

wanita itu mulai mengingatnya dan akhirnya ia ingat bahwa tiga tahun yang lalu ia bekerja di rumah Rahma, tapi semenjak orang tuanya bercerai ia berhenti bekerja pada mereka dan mulai mendirikan panti asuhan tempat tinggal ia sekarang ini

"Rahma, astaga kamu udah beda banget sekarang tambah cantik. Ayo masuk" ucap wanita itu dan mulai mengajak Rahma masuk

mereka kini duduk di sofa dan mulai berbicara

"kamu kok bisa ada disini?" tanya Bibi
"sebenarnya papa pindah kerja bi kedaerah ini" jawab Rahma
"kamu dapet alamat bibi dari mana?"
"dari melon"
"melon?"
"maksud aku Delon, bi"
"oh Delon, bagaimana kabar Rahma?"

kini gadis itu mulai menunduk, ia menangis dan kembali memeluk wanita itu

"buruk bi, semenjak papa bercerai dia menikahi wanita lain" Rahma
"sudah jangan nangis, tenang ya" Bibi
"bibi tau, kabar mama?"
"maaf Rahma, semenjak perceraian itu bibi udah gak pernah bicara lagi sama mama kamu"
"semenjak perceraian itu aku dibawa sama papa dan papa ngelarang aku hubungin mama lalu membanting HP ku sampai rusak dan semenjak saat itu aku kehilangan kontak sama mama"
"tenang aja, bibi yakin suatu saat nanti kamu pasti bisa ketemu sama mama kamu. Oh iya ini sudah malam, ayo bibi antar pulang"
"bi, aku boleh gak nginap disini?"
"boleh. Tapi kamu izin dulu ya sama orang tua kamu"
"tapi-"
"kamu harus izin dulu, takutnya nanti mereka cemas"

Rahma mengambil HP didalam tasnya dan mulai mengetik beberapa kalimat lalu dikirim pada ayahnya

to: mungkin papa?
saya gak pulang, saya menginap dirumah bibi Any

tak lama Rahma menaruh HPnya kembali ke dalam tas

"Mira.. Mira" panggil bibi itu

tak lama seorang anak keluar, anak itu sepertinya seumuran dengan Rahma

"ada apa, bu?" tanya Mira
"kenalin ini Rahma, dan Rahma kenalin ini Mira. Hari ini Rahma mau nginap disini tolong ajak ke kamar kamu ya" bibi
"iya. Ayo Rahma"

Mira mengajak Rahma ke kamarnya. Ia melihat dua ranjang susun di kamar itu dan disana sudah ada dua anak perempuan yang seumuran dengannya sedang mengobrol

"Rahma kenalin dia Tania dan Lulu" ucap Mira
"hai aku Rahma" ucap Rahma kepada dua wanita yang ada dihadapannya
"hari ini Rahma akan menginap di rumah kita"
"hai Rahma, wah Tania teman kamar kita bertambah satu" Lulu

Tania memperhatikan seragam sekolah Rahma, gadis itu belum mengganti seragamnya

"seragam kamu? wah kamu sekolah di international high school. Sekolahan terkenal itu, pasti keluarga kamu sangat kaya sampai-sampai kamu bisa sekolah disana" kagum Tania
"aneh kenapa kamu tinggal disini? pasti kan rumah kamu lebih besar dari rumah ini?" ucap Mira
"rumah itu memang besar, tapi sayang di dalamnya tidak ada kebahagian" ucap Rahma yang kini mulai sedih

Lulu beranjak membuka lemari kamar itu, ia mengambil baju tidur lalu memberikannya untuk Rahma

"ini ganti bajumu, tidak mungkin kan kamu tidur pakai baju itu. Tapi maaf ya mungkin bajunya gak sebagus baju kamu" Lulu
"enggak kok, terima kasih banget kamu udah mau pinjamkan baju kamu untuk aku" Rahma
"ranjang kamu yang itu ya" ucap Mira sambil menunjuk ranjang atas yang mempunyai kasur berwarna ungu

Rama dan RahmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang