Nyaman

120 2 0
                                    

Rama diam, setelah mendengar perkataan Bintang
Bintang yang melihat Rama diam langsung menarik sudut bibirnya keatas

"udah ayo Rahma naik" ucap Bintang
"Rahma tetap disini" ucap Rama
"Rahma aja diam, kenapa kamu yang ngatur?"
"saya bilang Rahma tetap disini, kamu gak berhak bawa Rahma pergi"
"dan kamu juga gak berhak nahan Rahma. Memang kamu siapanya Rahma?"
"saya pacarnya Rahma"

ucapan Rama spontan membuat Bintang dan Rahma terdiam mereka berusaha mencerna perkataan terakhir Rama

"kamu mengaku jadi pacarnya Rahma, gak salah memangnya-"
"cukup"
ucapan Bintang terhenti ketika Rahma angkat bicara. Ya, kini gadis itu sudah tidak bisa diam dia mulai angkat bicara

"Bintang kamu balik aja ke sekolah kamu terima kasih sudah mengantar aku, maaf hari ini aku mau masuk sekolah aja" ucap Rahma yang disertai anggukan oleh Bintang yang berarti dia menghargai keputusan Rahma, kini wanita itu beralih menatap pria yang ada disampingnya

"dan anda, tolong jangan salah sangka dulu. Saya masuk sekolah bukan karena perintah anda dan juga jangan pernah lagi anda mengaku-ngaku sebagai pacar saya" ucap Rahma lalu meninggalkan kedua lelaki itu

kini hanya tinggal dua lelaki itu

"aku gak akan membiarkan Rahma dekat dengan orang licik seperti kamu" ucap Rama
"aku emang licik tapi minimal aku tidak pernah memainkan hati wanita. Dengerin sumpah aku baik-baik, berani kamu lukai Rahma.. mati kamu ditangan aku" ucap Bintang
"wow, kenapa kamu jadi melindungi Rahma? kamu suka sama dia? mau tambahin dia dalam mainan kamu"

_*_*_*_

"kalian semua kelilingin sekolah ini sampai 5 putaran, jangan sampai kabur atau mengurangi putaran kalo sampai kalian melakukan itu hukuman kalian saya tambahkan" ucap sang guru piket

tepat seperti dugaan Rahma dia akan kena hukuman karena telat, tapi sungguh bagi Rahma yang lebih mengesalkan adalah ia di hukum bersama cowo ini

kini mereka mulai berjalan dari ujung koridor kelas 10. Rahma yang tadinya berjalan duluan kini Rama berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Rahma

"aku minta maaf" Rahma hanya diam
"seharusnya aku gak main langsung suruh kamu kasih bunga itu ke ibu kamu. Seharusnya aku mengerti perasaan kamu" Rahma tetap diam tidak menjawab
"tapi kamu tau, seharusnya kamu bersyukur"

kini ucapan terakhir Rama sukses membuat Rahma menengok kearahnya

"setidaknya kamu masih memiliki ibu kandung dan kamu masih bisa mencarinya... dan setidaknya ibu kandungmu tidak meninggalkan kamu selamanya" ucap Rama

Rahma menghela nafas sedikit, ia menunjukan seringainya

"ibu anda masih ada bersama anda, jangan seolah-olah anda mengerti penderitaan saya dan menasehati saya" ucap Rahma

hujan mulai turun...
tepat disaat perkataan terakhir Rahma

"kamu liat halaman itu, ayo kita berdiri dihalaman itu" ucap Rahma sambil menunjuk salah satu tempat di halaman yang sudah terkena basahnya air hujan
"anda gila? sekarang sedang hujan saya tidak mau kedinginan karena hujan"
"bagaimana kamu bisa tau kalau kamu akan kedinginan?"
"apa kau bercanda, saya dapat melihat bahwa sekarang hujan dan saya dapat merasakan kalau sekarang udaranya sedang dingin"
"tepat sekali aku juga bisa melihat mata kamu memancarkan kekosongan dan aku juga bisa merasakan kalau kamu sedang kesedihan"

Rahma terdiam mendengar perkataan Rama lalu ia berjalan lebih dulu dari pria itu. Namun, baru beberapa langkah beberapa orang siswa berlari di sekitar Rahma dan wanita itu spontan terkejut dan kehilangan keseimbangan kakinya terpelintir ia menyenderkan tubuhnya di tembok dan kepalanya terus menunduk

"kamu gak apa-apa?" tanya Rama yang melihat kejadian itu, ia memperhatikan pergelangan kaki Rahma yang memerahan lalu ia menatap wanita itu yang masih setia nenundukan kepalanya

perlahan tapi pasti Rama menarik tangan Rahma perlahan untuk mendekat kearahnya, ia melepaskan jaketnya memakaikannya pada wanita itu sampai menutupi kepalanya kemudian ia berjongkok

"ayo naik" Rahma diam tak bergeming
"udah naik aja" ucap Rama

akhirnya Rahma mulai menaiki punggung pria itu dan mereka mulai berjalan

"masih ada 3 putaran, jika memang menyakitkan menangislah di balik punggung ku karena tidak ada satu pun orang yang sadar kalau kamu menagis. Setelah itu, jadilah Rahma yang kuat seperti biasanya" ucap Rama

Rahma mengeratkan gengamannnya pada Rama, lalu ia menyenderkan kepalanya ke punggung Rahma ia menangis air mata terus menerus turun. Setiap orang melihat kearah Rama, mereka cemburu karena jarang ada wanita yang bisa mendekati Rama si pangeran es

_*_*_*_

"udah cukup Ram" ucap Rahma dengan suara masih parau

sudah 3 kali putaran, kini putaran mereka sudah selesai Rama berjalan di sebuah lorong di depan kelas kosong, dia menurunkan Rahma dari punggungnya. Rama menatap Rahma tetapi gadis itu tetap menunduk sampai akhirnya Rahma menatap Rama, terlihat bekas air mata di wajah gadis itu

"udah merasa lebih baik?" tanya Rama

Rahma tidak menjawab, tak lama ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman yang cantik, ya baru pertama kali ia melihat Rahma senyum setulus itu

Rahma menyentuh pipi Rama perlahan lalu mengelus nya sambil berkata "terima kasih" setelah itu Rahma pergi

terima kasih karena tindakan mu aku merasakan sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya rasa nyaman

Rama dan RahmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang