bantuan tak disangka

153 8 0
                                    

Rahma menuju kasurnya, lalu mulai tertidur disana

bunyi suara HPnya berhasil membangunkannya, dengan cepat ia mengubah HPnya ke mode silent untuk tidak mengganggu yang lain. Ia membuka HP itu dan melihat ada sebuah pesan masuk disana dari nomor yang tidak ia kenal

from: 085813xxxx
hai putri jutek

Rahma membalas pesan itu dan tak lama ia mendapat balasan lagi

to: 085813xxxx
maaf mungkin kamu salah orang

aku gak salah orang, kamu Rahma kan

kamu siapa sih?

masa kamu gak ingat sama aku, tukang ojek kamu. Rama

oh, kamu si cowo aneh. Dapet dari mana nomor saya?

dari biodata yang kamu isi waktu di sekolah

kamu gak punya kerjaan lain ya selain ganggu orang malam-malam

enggak
kamu belum tidur?

tadinya saya udah tidur. Sampai tiba-tiba saya bangun karena pesan dari kamu

oh gitu, maaf ganggu. Selamat tidur

Rahma tidak membalas pesan itu, ia menyimpan nomor pria itu dan menulis nama 'cowo aneh' lalu ia memilih melanjutkan tidurnya

Keesokan harinya Rahma baru saja bangun ia langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah untung saja ini masih awal sekolahnya jadi tidak masalah ia membawa buku yang sama karena beberapa buku pun masih kosong belum ada catatan

ia pergi kearah ruang tamu disana banyak anak-anak yang sudah berkumpul untuk makan. Mira, Lulu dan Tania pun sudah ada disana lengkap dengan sudah memakai seragam sekolah

"Rahma, ayo duduk kita makan bareng" ucap Bibi

Bibi itu menunjukan sebuah kursi disamping Lulu yang masih kosong. Rahma melangkahkan kakinya menuju kursi kosong itu dan duduk disana

"bi, aku berangkat ya" ucap Rahma ketika selesai makan dan mulai berpamitan
"ayo bibi antar ke sekolah" ucap Bibi
"gak usah, bi"
"Rahma kamu kan masih baru disini kalau kamu nyasar gimana?"
"tenang aja aku bisa kok bi, aku pamit"

Rahma langsung mengenakan jaketnya dan pergi

_*_*_*_

"kayaknya salah jalan deh" gerutu Rahma

sudah lebih dari 3 kali ia salah jalan, dan salah naik angkot kini ia mengutuki dirinya sendiri. Coba saja jika ia menuruti perkataan bibinya maka hal seperti ini tidak akan terjadi

"hah.. 10 menit lagi bel masuk" ucap Rahma sambil melihat kearah jam tangannya

tiba-tiba seorang pria lewat didepannya tanpa pikir panjang ia langsung bertanya pria itu

"permisi" ucap Rahma

Rahma memperhatikan pria itu sejenak melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki ia memperhatikan seragam sekolah yang dia pakai

"ada apa?" tanya pria itu
"sebenarnya saya bukan berasal dari tempat ini, jadi saya tidak tahu jalan bisa kamu kasih tau saya kearah mana international high school?" jawab Rahma
"kamu sekolah disana?"
"iya"

pria itu berjalan pergi tetapi Rahma menahan pria itu

"tunggu dulu, saya lagi bertanya sama kamu" Rahma
"saya tau dimana letaknya, tapi saya tidak mau memberi tahu kamu"
"kenapa? oh ayolah bantu saya. Sebentar lagi bel masuk saya bisa telat"
"begini saja, berikan saya satu alasan kenapa saya harus menolong kamu?"
"karena kamu tidak ada alasan untuk menolak dan tidak membantu saya"
"alasan yang bodoh, saya punya banyak alasan untuk tidak membantu kamu"

pria itu berjalan pergi. Tapi Rahma berteriak kearahnya

"tau kah kamu karena ego kamu, seseorang harus menderita sekarang" teriak Rahma

pria itu memberhentikan langkahnya. Ia kembali kearah gadis itu mata pria itu menatap tajam kearah Rahma dan kemudian menarik tangan gadis itu

pria itu mengajak Rahma untuk berjalan dan kini berhenti disebuah halte. Pria itu menunjuk kearah bus biru yang sedang menuju kearah mereka

"kamu naik bus itu, dan bus itu akan langsung mengantarkan kamu ke sekolahmu. Apa kamu sudah puas sekarang?" ucap pria itu
"terima kasih sudah membantu saya" ucap Rahma
"saya berharap ini pertama dan terakhir kalinya saya bertemu orang seperti kamu yang sukanya hanya memaksa"

pria itu pergi, bus itu mulai berhenti Rahma menaiki bus itu dan berhenti di depan gerbang sekolahnya. Ia berlari kearah sekolah tepat setelah ia masuk gerbang sekolah tertutup

teman-teman Rama melihat hal itu

"eh Rahma, perasaan hari pertama sekolah naik mobil kenapa sekarang naik bus. Kalo tau kayak gitu tadi mah Reon jemput aja" Reon

Rahma berjalan kearah Reon dia melihat Rama, Siren, Miko dan satu orang murid lagi yang tak Rahma kenal

Rahma berdiri tepat didepan Reon, matanya menatap tajam kearah Reon sejujurnya itu membuat Reon ngeri

"terima kasih Reon atas tawaran kamu. Tapi sepertinya saya tidak membutuhkan tawaran kamu"

Rahma pergi setelah mengeluarkan kata-kata tajam itu

"ditolak lagi, Reon" ucap Miko
"sabarnya, Reon" ucap Vika

Rama dan RahmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang