Hai..
Thanks to @rahmasilvia atas komennya yang bikin baper
Btw, makasih juga temen2 yang lain yang udah komen. Keren2 semua. Jadi bingung pilih yang mana... hehe
Happy Reading guy...
Typo bertebaran~
Seperti biasa, teguran dari guru hanya dianggap angin lalu oleh para muridnya. Kyra dan Gilby mengangguk berulang kali, menyakinkan guru jika mereka mendengarkan nasihat dengan baik. Tatapan sengit Gilby membuat Kyra ingin sekali mencekoki perempuan itu dengan saus extra pedas.
Di tengah pelajaran Fisika, Kyra kembali ke Kelas. Ia mengangguk sopan ketika sang Guru menyorotnya tajam. Kyra masuk begitu saja meski tidak dipersilahkan, emosi masih terlihat pada sorot matanya. Manik matanya bertabrakan dengan milik Daryl, hanya sesaat, Kyra langsung mengalihkannya karena ada 'sesuatu' yang bergejolak di hatinya.
Di jam istirahat, Kyra tidak mengikuti kedua sahabatnya ke Kantin. Dia lebih memilih tidur di bangkunya dengan berbantalkan tangan kirinya. Ruangan kelasnya sepi, karena hanya ada dirinya. Bukannya Lynn dan Rhea tak mau menemani, tapi perut mereka tidak bisa diajak bekerja sama. Rhea bahkan mengaku hampir pingsan karena kelaparan.
"Dapat hukuman?" tanya suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Kyra.
Kyra memilih berpura-pura tidak mendengar, matanya juga masih terpejam. Laki-laki yang berstatus sebagai tunangan Kyra itu ikut meletakan kepalanya di meja, wajah mereka berhadapan di atas meja. Diam mendominasi untuk beberapa saat. Manik mata coklat itu menjelajah mata indah Kyra yang sering memelototinya, hidung mancungnya, juga bibir tipisnya.
Daryl mengulurkan satu tangannya ke udara, kemudian membelai puncak kepala Kyra. Perlahan, Kyra membuka kelopak matanya. Langsung melihat Daryl yang tegah menatap dirinya.
"Sakit?" tanya Daryl.
Kyra tak menjawab, ia menegakan tubuhnya. Kepalanya menunduk, tak mau melihat Daryl. bibirnya terkunci, enggan menjawab.
"Kenapa Ra?" Daryl menjadi lembut, Kyra malah merasa aneh. Gadis itu menggeleng.
"Rambut lo jadi botak tuh, banyak berantem sih! Sama Nenek Lampir pula."
Kyra langsung menoleh kesal, "Memang lo pikir gara-gara siapa?! Gara – gara lo ganteng, dan dikejar cewek ngga jelas, gue jadi kena imbasnya!"
"Akhirnya lo sadar kalau gue ganteng Ra," ujar Daryl.
Wajah Kyra berubah merah seperti kepiting rebus, buru-buru ia meluruskan kalimatnya. "Bukan gitu maksud gue! Lo ganteng menurut Nenek sihir itu! Bukan gue!"
"Iya, gue paham."
Entah kenapa persetujuan Daryl malah membuat Kyra kesal. Itu karena raut wajah Daryl sangat menyebalkan, ia terlihat berusaha untuk setuju dengan kalimat sanggahan Kyra.
"Jangan terbar pesona terus!" Kyra berucap.
"Iya," Daryl menyetujui dengan nada lembut.
"Jangan sok baik sama cewek-cewek itu, mereka jadi ngelunjak kan!" imbuhnya.
"Iya," Daryl mengangguk.
"Jangan diemin kode-kode cewek, langsung tolak dengan tegas!"
"Iya...," sahutnya cepat.
"Kok lo iya, iya aja terus sih?!" Kyra menjadi jengkel.
"Terus gue harus gimana Ra?" tanya Daryl tak mengerti. Sepertinya lebih baik Kyra nya bungkam dari pada mencecarnya tanpa alasan yang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder #2
General FictionKyra. Memiliki wajah cantik bak seorang Malaikat. Sepintas dia terlihat feminim. Tapi gadis yang selalu jujur apa adanya itu memiliki sisi lain yang sulit ditebak. Bersama dengan kedua sahabatnya, Lynn dan Rhea. Mereka terkenal sebagai cewek petarun...