★PART 19★

5.5K 442 31
                                    

Makasih buat Marsellious05
Aku paling seneng kalau dapat semangat dari pembaca aku. Banyak dari kalian yang udah sempatin komen kasih aku semangat! Sumpah aku seneng bangeet!!
Iya cel.. aku kasian sama readers yang nungguin update cerita ini. Suer deh! Lol
Happy reading

Typo bertebaran~

Beberapa hari setelah kepergiannya dari Rumah Daryl, memang Kyra merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Tapi lagi-lagi Ia menepisnya. Seolah perasaannya itu bukanlah apa-apa. Digelengkan kepalanya berulang kali ketika satu kata gila itu terbesit di benaknya.

Apalagi Daryl juga berlagak seperti sedang tidak melihatnya meski Kyra berdiri di sampingnya. Sama sekali Daryl tidak menyapanya, paling hanya meliriknya sekilas. Itupun hanya sesekali. Daryl terlihat seakan sedang menjauh darinya. Bukan hanya Kyra yang berpikir seperti itu, kedua sahabatnya pun berpikir demikian, karena Lynn dan Rhea pernah bertanya langsung padanya. Kyra hanya mengendikan bahu menjawab pertanyaan kedua sabahatnya.

Beredar pula desas-desus di Sekolah yang mengatakan pertunangan mereka tidak diteruskan alias PUTUS! BUBAR! TAMAT! Dasar Lambe Turah! Sok tahu! Ada beberapa orang, bahkan orang yang tidak dikenalnya, menghampirinya dan menanyakan hubungannya dengan Daryl apakah benar sudah kandas?

Heloo?! Memangnya mereka siapa mencampuri urusan pribadinya? Memangnya dirinya artis? Pakai acara diwawancara segala! Biasanya Kyra akan melemparkan sorot matanya yang menusuk tajam pada mereka, dengan begitu mereka akan merasa tidak enak dan pergi meninggalkannya.

Daryl yang sepertinya tak pernah melihat dirinya lagi, membuat Kyra merasa kecewa. Kyra menyadari, kehadiran Daryl memberikan warna dihidupnya. Ketidakacuhan Daryl membuat dunianya bewarna abu-abu. Hambar.

Siang itu di Kantin, Kyra menyantap baksonya. Matanya melirik Daryl yang duduk tak jauh darinya. Lynn duduk di sebelah Maurer, bersebrangan dengan Daryl dan Bryan. Kyra-Rhea duduk bersebelahan di samping Lynn. Diam-diam diperhatikannya tunangannya tengah menyeruput es kelapa. Daryl yang sesekali tersenyum menanggapi candaan Maurer dan Bryan membuat Kyra terpesona.

Kyra yang tak sengaja bertubrukan dengan manik mata Daryl menjadi salah tingkah tapi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa diam terpaku. Terbesit rasa kecewa tapi juga lega ketika Daryl memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tidak ada apa-apa. Benarkah dirinya merasa lega? Sepertinya iya..., tapi ada sesuatu yang hilang saat Daryl tak lagi memandangnya.

Kembali Kyra menunduk, mengaduk-aduk baksonya dan menelan rasa kecewa. Gadis itu tak menyadari, bola mata coklat orang yang berjanji selalu ada untuknya itu diam-diam memperhatikannya melalui sudut matanya.

"Gue duluan," kata Kyra berusaha mengatakan sewajar mungkin sembari bangkit dari tempat duduknya.

Kelima temannya hanya memandangnya heran melihat kepergiannya. Tidak biasanya Kyra moody seperti sekarang ini. Rhea segera memasukan mie suapan terakhirnya dan menelannya, kemudian menegak es jeruknya hingga tandas.

"Duluan."

Rhea segera menyusul Kyra dan menyamakan langkahnya. Kyra mengernyit ketika melihat Rhea sudah ada di sebelahnya.

"Ngapain lo?"

"Ngikutin elo," jawab Rhea sambil nyengir.

Kyra memutar bola matanya jengah, "Yah ngapain?"

"Lo galau ya Ra?" tanya Rhea to the point.

"Maksud lo?" Kyra balik bertanya.

"Lo ada masalah sama Daryl?" tanya Rhea lagi.

Kyra diam sejenak. "Gue ngerasa Daryl ngejauhin gue," jujur Kyra.

"Mau cerita?" Rhea menawarkan diri menjadi pendengar.

Love Me Harder #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang