★PART 14★

7K 499 56
                                    

I'm Baaaack... (AGAIN!)

Thanks to anakpakbolon

Sodara-sodara..., yang manis kayak Daryl aja ngga nemu. Gimana yang lebih manis?? Hahaha... Doain saya juga dapat yang manis-manis ya. masa pahit dulu :(

Di Kelas, Kyra hanya diam dengan wajahnya yang tertekuk. Lynn yang menemaninya tak berkomentar meski Kyra tampak seperti manekin hidup di depannya. Tadi Kyra telah menceritakan seluruh kejadian waktu lalu, dari saat di Restoran bertemu dengan orang tua Gilby hingga tak sengaja bertemu dengan Zion. Kemudian berlanjut pada pertengkaran mereka sampai kalimat manis yang diucapkan oleh Daryl di dalam mobil.

Setelah kejadian itu, Daryl masih tak banyak bicara. Hal tersebut yang membuat Kyra bingung. Mungkin memang mudah bagi seorang Pria mengucapkan kalimat manis, yang kemudian dilupakan begitu saja. Setelah mendengar curhatan panjang Kyra, Rhea memilih pergi ke Kantin. Menurutnya, cerita Kyra cukup berat hingga membuat perutnya kelaparan, sedangkan Lynn memilih menemani.

Bel masuk belum berbunyi, tapi seluruh bangku di Kelas sudah hampir terisi. Tentu saja, mereka rela datang lebih pagi karena ada PR Kimia yang cukup sulit. Sudah menjadi rahasia umum jika banyak yang mengerjakan PR di Sekolah ketimbang di Rumah karena mendapat contekan. Daryl bersama Maurer dan Bryan berjalan memasuki kelas. Senyum mengembang di bibir Lynn ketika melihat Maurer yang mengerlingkan mata ke arahnya.

"Pagi sayang," sapa Maurer sambil mengacak rambut Lynn.

"Pagi...," jawab Lynn dengan senyum yang tak juga hilang dari bibirnya.

Berbeda dengan pasangan Maurer-Lynn, Daryl-Kyra justru tak saling sapa. Daryl duduk begitu saja di bangkunya, seolah Kyra adalah makhluk tak kasat mata. Kyra yang diam-diam melirik Daryl makin kesal. Bukan berarti dia ingin disapa juga, tapi Daryl yang tak acuh membuatnya merasa asing.

"Pagi Kyra cantik,,, cemberut aja nih? Kenapa? Lagi marahan sama calon suami ya?" asal Bryan.

Kyra langsung menghadiahinya dengan tatapan tajam tanpa menjawab, yang dipelototi malah nyengir lebar tanpa rasa bersalah. Maurer dan Lynn kompak tertawa geli sambil menggelengkan kepala.

"Rhea mana?" tanya Bryan ketika menyapukan pandangannya keseisi kelas namun tak juga menemukan sosok yang sudah diputuskan menjadi tambatan hatinya.

"Rhea lagi tebar pesona ke cowok lain! Mampus kan lo, ngga dianggap!" balas Kyra kejam.

"Ngga apa deh kalau Rhea tebar pesona, asal Lo tetep cuma ngeliat gue," Bryan mulai menggoda.

"Najis!" sahut Kyra ketus.

"Gue mau kok jadi tunangan kedua Lo Ra," Bryan makin menggila.

Kyra bergidik ngeri. Hidup bersama dengan Bryan sepertinya bukanlah rencana bagus. Belum sempat dia membalas, suara bass yang sangat dikenalnya membuat Kyra kembali mengatupkan bibir.

"Jangan ngaco lo!" ujar Daryl tajam.

Seketika suasana menjadi sunyi senyap, namun hanya sesaat. "Ada yang cemburu nih?" Bryan terkekeh, "santai aja Ryl, Gue nggak akan ambil punya temen kok!"

Daryl memilih mengalihkan pandangannya keluar jendela tak menjawab, sedangkan wajah Kyra sudah merah seperti kepiting rebus. Bisik-bisik anak sekelas dan pekikan tertahan karena menganggap Daryl 'sweet' tidak dihiraukannya. Lynn menyenggol lengan Kyra iseng menggoda, tapi Kyra pura-pura tak menganggap.

Puas menggoda Daryl dan Kyra, Bryan duduk di bangkunya. Di kursi sebelahnya sudah ada tas Rhea yang digeletakan begitu saja. Rhea memasuki kelas dengan gaya cueknya, tangan kiri memegang kantung kertas yang berisi potongan roti bakar, dan tangannya sedang memegang bakpao daging yang masih hangat dengan mulut penuh mengunyah.

Love Me Harder #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang