Kyra duduk di sofa empuk ruang tamu berhadapan dengan Daryl dan kedua orang sahabatnya. Daryl memandangi Kyra seolah merekam tiap detail wajah dan tubuh proposionalnya tanpa ekspresi. Kyra mendengus kesal sekaligus jengah.
Bryan iseng mengulurkan sebelah kanannya. Kyra melihat tangan itu kemudian beralih ke wajah Bryan yang memandanginya dengan alis yang terangkat sebelah dan senyum miring jahil.
"Apa?" tanya Krya galak.
"Kenalin, Bryan. Calon Kakak ipar beda Mama Papa."
Kyra menepis tangan Bryan kasar menggunakan tangannya yang terborgol. Bryan tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah kesal Kyra. Maurer perhatikan tangan Kyra. Mengingatkannya pada pencuri sepeda yang ditangkap oleh satpam kompleks di dekat Rumahnya minggu lalu. Kedua tangannya persis diborgol seperti Kyra.
Daryl masih saja memperhatikan setiap gerak-gerik Kyra dengan raut wajah yang menurut Kyra sangat menyebalkan. Ingin sekali melempar wajah gantengnya itu menggunakan sandal atau... golok jika tidak membuat dirinya masuk penjara.
"Ngapain sih lo liatin gue sampe segitunya?" Tanya Kyra curiga.
"Ge-er!" balas Daryl. "So, lo punya rencana apa buat batalin pertunangan kita?"
Kyra menarik nafas berat lalu menatap Daryl tepat di manik matanya yang berwarna hitam. "Nggak ada. Gue aja baru tau mau ditunangin kemarin."
"Lo cuman pura-pura aja kan? Aslinya lo mau tapi gengsi."
Pernyataan semena-mena dari Daryl membuat Kyra tercengang. Gadis itu menyandarkan punggungnya di sofa lalu tertawa mengejek.
"Ngarep lo!" balas Kyra sinis.
"Lo bilang aja, kalau lo ada cowok yang lo suka."
"Udah. Nyokap gue nggak percaya! Lo aja yang geret cewek lo!"
"Gue nggak punya cewek."
Kyra kembali menghela nafas. Dia menundukan kepalanya menatap lurus meja kecil yang terbuat dari kaca.
"Terima aja, toh Kyra cantik banget. Lo berdua cocok." Celetuk Bryan tiba-tiba.
"Lagian, bukannya lo emang tertarik sama dia? Kemarin-kemarin lo nempel mulu," imbuh Maurer.
Bryan tertawa pelan sembari mengangguk menyetujui celetukan Maurer. Daryl melirik tajam pada kedua temannya. Kyra menatap malas pada kedua makhluk itu yang kini tengah mengedipkan sebelah mata padanya.
"Sekarang udah nggak. Lagian Gue nggak mau tunangan sama cewek dulu." Jawaban Daryl yang ambigu membuat Kyra mengernyitkan dahinya.
"Lo nggak homo kan?" Pertanyaan Kyra membuat Daryl menatapnya horor. Jangan tanya kedua orang yang lain. Mereka sudah tertawa terbahak-bahak.
"Nonn..." panggil seorang perempuan berusia sekitar 22 tahun yang memakai daster corak bunga-bunga.
"IJAH! Gue sebel sama lo! Ngapain lo di sini?!" teriak Kyra kesal.
"Non, jangan gitu, saya tadi dih suruh nyonya. Udah, non jangan marah lagi ya.." bujuk Ijah.
"Gue kira lo balik sama mama. Kok masih di sini?"
"Saya dari tadi nungguin Non di luar. Ijah khawatir sama non, dari tadi nggak keluar-keluar."
"Ah diem! Bo'ong aja lo. Gue disiksa sama Mama di rumah, lo malah bantu Mama! Nggak kompak lo Jah!"
"Ijah kan takut non, Nyonya serem banget tadi."
Dalam hati Kyra membenarkan perkataan Ijah. Ibunya galak banget, sumpah! Ibu yang biasanya lembut berubah menjadi sosok Ibu tiri di sinetron-sinetron. Ijah yang hanya seorang pembantu pasti diancam habis-habisan oleh sang Ibu tercinta yang terkadang kekanakan seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder #2
Fiksi UmumKyra. Memiliki wajah cantik bak seorang Malaikat. Sepintas dia terlihat feminim. Tapi gadis yang selalu jujur apa adanya itu memiliki sisi lain yang sulit ditebak. Bersama dengan kedua sahabatnya, Lynn dan Rhea. Mereka terkenal sebagai cewek petarun...