Makasih buat pembaca setia yang masih mau menunggu tulisan saya
Semoga Part ini dapat menyembuhkan rasa kangen kalian dengan Daryl - Kyra
Part ini dipersembahkan buat kalian yay
Happy Reading *kiss
Suara petir menggelegar malam itu. Cuaca yang tidak bersahabat membuat sebagian besar orang malas menginjakan kakinya keluar rumah. Hujan yang deras dengan angin yang kencang membuat lampu padam di beberapa tempat. Sialnya, Rumah Daryl tak luput dari pemadaman massal tersebut.
Perlakuan kedua sahabatnya bersama Daryl dan dua monter cilik berbalut wajah tampan, membuat Kyra kesal bukan main. Lampu Rumahnya yang tiba-tiba padam dengan suara petir yang bergemuruh, berhasil membuatnya meringkuk ketakutan di sofa. Kedua tangannya menutupi telinganya. Gadis itu menangis tanpa suara. Tubuhnya gemetar, bibirnya mendesiskan kalimat yang tak jelas.
"Da...ryl...," bisiknya parau.
Isakan tangisnya terdengar jelas di tengah ruang tamu. Ia sendiri.... Hanya ada sepiring telur buatanya yang membisu di atas meja. Kyra tentu kesal setengah mati dengan tunangannya itu, tapi entah kenapa hanya nama Daryl yang muncul dibenaknya. Sungguh diharapnya sosok Daryl muncul sekarang juga, dia berjanji dalam hati akan melupakan kemarahannya barusan. Dia tidak akan marah gara-gara Daryl dan teman-temannya meninggalkan dirinya sendiri tanpa memberitahunya.
Gemuruh petir yang kembali menyuarakan kegarangannya membuat gadis itu kembali memekik ketakutan. Kyra sama sekali tidak menyadari ketika pintu tiba-tiba terbuka diikuti oleh langkah kaki cepat. Matanya semakin terpejam rapat ketika dirasanya kilatan petir dan gemuruhnya kembali datang bertubi-tubi.
"KYAAAAAAA!!!" teriaknya keras ketika sebuah tangan kokoh menyentuh bahunya.
"Ra! Ini Gue Ra...!"
Suara itu sepertinya tak asing. Namun Kyra memilih memejamkan matanya semakin rapat. Tubuhnya menggeliat, ingin melepaskan cengkraman tangan itu dari bahunya. Bila Kyra dalam keadaan normal, bisa dipastikan tangan itu akan patah saat ini juga jika tak segera menyingkir.
Bukannya menyingkirkan tangannya, orang itu malah menarik tubuh Kyra dan membaliknya. Memaksa Kyra melihat ke arahnya. Tak susah untuknya, karena tubuh Kyra seringan kapas baginya. Mata itu masih terpejam meski tangan kokoh itu menepuk pipinya dengan lembut.
"Ra... ini gue... Daryl," ucap cowok itu sambil mengusap air mata yang belum mengering di wajah gadisnya.
Kyra membuka matanya perlahan, Manik matanya yang berkaca-kaca menatap lurus tepat di mata coklat milik Daryl. Rasa bersalah menelusup hati Daryl, segera dibawanya Kyra dalam pelukannya. Ditenggelamkannya gadis itu pada dadanya yang bidang. Tangan kanannya memeluk tubuhnya seolah melindunginya dan sebelah tangannya yang lain membelai kepalanya memberi ketenangan.
Bukannya berhenti, Kyra makin menangis keras. Satu tangannya memukul lemah bagian dada Daryl berulang kali. Daryl menyadari ini kesalahannya, dibiarkannya Kyra melampiaskan kekesalannya.
"Maaf," dibisikannya satu kata itu tepat di telinga tunangannya. Hanya satu kata tapi tulus.
Kyra mengalungkan kedua tangannya di leher Daryl. Ia membalas pelukan Daryl dengan erat seolah tak mau melepaskannya. Entah sejak kapan dia sudah berada dalam pangkuan Daryl. Dengan sabar Daryl mengusap punggung Kyra agar gadis itu merasa nyaman dan melupakan suara petir yang menyambar.
Awalnya Daryl dan teman-temannya hanya ingin mengerjai Kyra dengan meninggalkannya sendiri di Rumah. Tapi siapa sangka malah terjadi kasus mati lampu ditambah dengan hujan deras dan suara petir yang dahsyat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder #2
General FictionKyra. Memiliki wajah cantik bak seorang Malaikat. Sepintas dia terlihat feminim. Tapi gadis yang selalu jujur apa adanya itu memiliki sisi lain yang sulit ditebak. Bersama dengan kedua sahabatnya, Lynn dan Rhea. Mereka terkenal sebagai cewek petarun...