Nora menatap kaget kearah pria yang ada di depannya, "Kau mengenalnya?" tanya Petter yang berdiri disamping Nora,ia menggeleng singkat.
"Aku akan pergi ke suatu tempat" Petter mengangguk paham.
"Baiklah.. Sampai jumpa nanti malam" kata Petter seraya mengecup bibir Nora.
Pria itu membelalak kaget, tangannya mengepal geram saat melihat Nora di cium pria itu, "Baiklah.. Sampai jumpa" kata Nora. Setelah Petter pergi, Nora menatap pria itu. Dengan angkuh Nora berjalan melewati pria yang ada di depannya.
"Lowiee..." ucap lirih pria itu seraya menarik lengan Nora lembut.
Nora berdecak, ia menyingkirkan tangan pria itu keras, "Sepertinya kau salah orang" kata Nora dingin, kemudian ia berjalan menjauh. Pria itu menatap kepergian Nora.
***"Lowieee... Ayo makan nak, mommy sudah buatkan kamu ini. Lihat.. Kejunya banyak" kata Eleane sayang memegang roti buatannya.
"Celin tidak suka keju aunty..." kata Celin yang tengah berenang di kolam renang.
Liana menghembuskan nafas panjang, ia sedih melihat putrinya seperti itu. Bella juga menatap Eleane sedih, sejak kematian Lowie, Eleane terbutakan matanya dengan melihat putrinya sebagai Lowie.
"Eleane" teriak Eric, sontak Liana terkejut. Eric berjalan cepat menuju arah istrinya lalu menarik Eleane menjauh dari kolam renang, "Ayo kita pulang" ucap Eric dingin.
Eleane tak sengaja menjatuhkan roti buatannya, ia menunduk menatap rotinya, "Rotinya jatuh, aku harus membuat rotinya lagi. Atau Lowie akan kelaparan" kata Eleane lirih, Eric menatap nanar ke arah istrinya.
"Eleane" panggil Eric, Eleane menghentikan langkahnya. Eric memeluk Eleane dari belakang, "Sadarlah, putri kita telah tiada" bisik Eric, air mata Eleane menetes. Eric membalikkan tubuh istrinya, "Berhenti melakukan hal yang sia sia" kata Eric.
Mata Eleane berkilat marah, "PUTRIKU MASIH HIDUP, PUTRIKU MASIH HIDUP" teriaknya terus menerus. Bugh byuuuuuurrrr, Eleane mendorong tubuh Eric keras hingga terjatuh ke kolam.
"UNCLE" teriak Celin keras. Liana dan Bella nampak terkejut melihat Eric tercebut ke dalam kolam, mereka kemudian berlari ke arah kolam.
Eleane membelalakkan matanya kaget, Eric tengah kesakitan dengan memegang dada kirinya kuat. Byuuuuurrr, Eleane menceburkan dirinya ke kolam, dengan cepat ia membantu Eric ke permukaan.
Nafas Eric tersengal-sengal seraya mencengkram kuat jantungnya, "Eric.. Eric.. Maafkan aku maafkan aku" tangis Eleane pecah, ia memeluk suami yang tengah terbaring di pangkuannya.
Eric tersenyum menatap istrinya, "Jangan lakukan ini, kau harus sadar putri kita telah tiada" kata Eric pelan. Eleane menatap suaminya, tangisnya pecah saat ia menyadari kenyataan yang sebenarnya.
Liana menangis melihat putrinya, hatinya sakit saat melihat putrinya menangis seperti itu.
Calvin tengah berlari masuk ke dalam mansion, nampak ia menghentikan langkahnya saat melihat saudaranya menangis dengan suaminya.
Calvin berjalan ke arah ibu dan istrinya, "Ada apa sayang? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Bella saat melihat wajah pucat Calvin.
"Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Eleane" kata Calvin.
"Memberitahu apa?" tanya Bella lagi.
"Keanos tengah terbaring di rumah sakit" kata Calvin. Liana sontak menatap putranya tak percaya, matanya berkaca-kaca melihat Calvin.
Ponsel Eleane terus berbunyi, tapi Eleane tak kunjung pergi dari pinggiran kolam. Ia tengah memeluk suaminya erat.
"Nyonya... Tuan muda Elliot ingin berbicara dengan anda" kata pelayan yang memberanikan dirinya berbicara dengan Eleane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret (#Riga 3)
RomantikRun Run Run No.. I wanna look at you Regis Abraham I know you so well Lowie