Nora menuruni tangga dengan cepat, dia berusaha mengejar Xave yang telah bersiap pergi. "Xave katakan kenapa kau melakukan ini?" tanya Nora seraya mengimbangi langkah Xave. Nora mempercepat langkahnya hingga menahan Xave sebelum keluar dari mansion Riga. "Kau tidak pernah bersikap seperti ini. Katakan padaku apa yang terjadi? Apa kau tahu tentang orang yang meracuni Prince? Apa grandpa melakukan hal ini?"
"Berhenti menyalahkan grandpa, Queen. Meskipun sikapnya buruk, tapi dia tidak akan bodoh dengan menghabisi garis keturunan Cardone" jawab Xave dingin, Nora terkejut dengan ekspresi yang dilayangkan padanya. Tidak pernah dia melihat Xave segusar dan sedingin ini. Bahkan saat Xave ada masalah pun dia masih menunjukkan sikap manis padanya. "Aku berani bersumpah atas nyawaku"
"Kau tak pernah menatapku seperti itu, Xave. Jika kau tak ingin bicara tidak masalah. Karena apapun yang terjadi aku akan mempercayaimu" jawab Nora tulus. Seketika Xave memandang sendu istrinya, raut wajah yang semua keras tiba-tiba melembut kembali. Tanpa perkataan apapun, dia memeluk istrinya.
"Apapun yang terjadi, percayalah padaku. Percayalah, dan turuti apa kataku" kata Xave setelah melepaskan pagutan mereka. Wajah mereka berdekatan, "Jangan kembali sebelum aku mengatakan kembali"
"Aku akan kembali jika kau tidak memberi kabar apapun padaku"
"Aku akan menghukummu jika kau berani melanggar perintahku" bisik Xave dingin, tangannya menekan kepala belakang Nora, sedangkan tangan yang lain merengkuh pinggang Nora.
"Aku menantikan itu" bisik Nora seakan memberi kode pada Xave. Seketika Xave pun melepaskan Nora.
"Aku harus menyelesaikan masalah ini. Setelah itu kita bisa hidup dengan tenang. Aku tidak sabar untuk menghukummu" jawab Xave dengan sangat serius, Nora hanya tertawa kecil menanggapi hal itu. Dia mendekat dan mencium bibir suaminya kembali. "Jangan nakal wifey"
"Cepat kembali hubby"
***Nora tetaplah Nora. Wanita keras kepala dengan segala keunikan yang ada pada dirinya. Bohong jika dia masih khawatir meskipun Xave sudah memberinya kabar. Alhasil disinilah ia sekarang. Berdiri di depan mansion Cardone dengan Elzhar yang menggenggam tangannya.
"Ijinkan aku masuk" ucap Nora tegas. Tapi para penjaga seakan menulikan telinganya.
"BIG GRANDPAAAAAA" teriak Elzhar kencang, seketika dia berlari saat melihat kakeknya turun dari mobil.
"Kemana saja kau selama ini? Tidak merindukan grandpa hmm?" tanya pria tua itu seraya menunduk dan mengacak-acak rambut cicitnya. "Buka gerbangnya"
"Mommy" panggil Elzhar. Robert berharap dia bisa menghalangi Nora untuk masuk, tapi sekali lagi Elzhar tak bisa hidup selain tanpa ibunya.
"Biarkan dia masuk"
"Anak pintar" puji Nora senang. Kemudian dia berjalan beriringan bersama Robert. Betapa senangnya Nora hingga senyum terukir di wajahnya. "Lama tidak bertemu denganmu grandpa. Aku sangat merindukanmu" kata Nora dengan tulus, dia mendekat dan mengecup pipi kanan Robert.
"Jangan berfikir kalau aku menerimamu. Aku hanya terpaksa karna demi Prince. Pergilah dari sini, aku harus bicara sesuatu pada cicitku" jelas Robert dingin.
"Aku jadi semakin sayang padamu, grandpa" pekik Nora senang seraya memeluk kakeknya erat. Kemudian dia melepaskan pelukannya dan berlari ke arah kamarnya.
***Xave terkejut bukan main saat melihat istrinya datang, sontak dia beranjak dari kursinya dan memeluk Nora dengan erat.
"Apa yang kau lakukan disini? Sudah kukatakan jangan kemari" gerutunya seraya memeriksa setiap inci tubuh istrinya, ia ingin memastikan sendiri kalau Nora baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret (#Riga 3)
RomanceRun Run Run No.. I wanna look at you Regis Abraham I know you so well Lowie