Nora telah berbaring di ranjangnya, dengan beberapa alat yang telah melekat di tubuhnya, kini nampak Nora sangat lemah tak berdaya. Ceklek, pintu terbuka, seorang yang nampak lanjut usia memasuki kamar Nora.
"Queen" panggil orang itu dingin, Nora mulai membuka matanya. Ia menoleh ke arah orang itu.
"Sofuu (kakek)" racau Nora lemah.
"Akan kuhitung satu sampai tiga, kalau kau tak juga bangun, aku akan..." ucap orang itu menggantung, Nora membelalakkan matanya kaget, dengan cepat ia bangun dan langsung menghampiri orang itu sebelum ia mulai menghitung, "Ayo kita pulang" kata orang itu dingin.
"Tttaaapiii grandpaaaa" kata Nora dengan sedikit terbata, ia menghela nafasnya panjang, dengan cepat ia mengikuti orang yang dipanggilnya grandpa.
Nora berjalan dengan kepala tertunduk, "Mr. Greyson, bagaimana kabarmu?" sapa Leo saat berpapasan dengan orang yang bernama Greyson itu. Nora mendongakkan kepalanya menatap Leo.
"Professor Rigarelha, senang bertemu denganmu" kata Greyson membalas dengan senyuman, "Apa cucuku merepotkanmu lagi?" tanya Greyson dengan nada lembut.
"Tidak sama sekali" kata Leo, "Bagaimana kalau kita minum teh di ruanganku?" ajak Leo.
"Mungkin lain kali, kami masih ada urusan" kata Greyson menolak, "Ayo Queen" kata Greyson lagi, ia pun melewati Leo dengan Nora yang mengikuti di belakangnya. Mereka berjalan hingga menuju sebuah ruangan yang sengaja Greyson sewa di rumah sakit itu, tidak mungkin mereka keluar dari rumah sakit disaat banyak pers yang datang ke rumah sakit ini.
Mata Nora jatuh pada sosok yang sedang menyeringai lebar, orang itu membuat Nora berdecak sebal, "Senang bertemu denganmu lagi Queen Greyson" kata Cardone menyeringai.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Nora dingin, "Seharusnya kau membusuk di penjara" ucap Nora menohok.
"JAGA UCAPANMU QUEEN" ucap Greyson tegas, seketika Nora diam dan menundukkan kepala, "Maafkan cucuku Robert. Baiklah, ayo silahkan duduk" kata Greyson yang berubah menjadi hangat.
"Jadi apa yang membawamu datang kemari, grandpa?" tanya Nora seraya membuka pembicaraan.
"Ini soal perjodohanmu" raut wajah Nora yang sebelumnya datar berubah menjadi tegang, "Hubungan antara Greyson dan Cardone harus tetap ada, sebelumnya grandpa ingin minta maaf, hubungan ini harus tetap ada meskipun Kyle sudah tiada" lanjut Greyson lagi, nampak Cardone terlihat menyeringai lebar.
"Apa?" pekik Nora kaget, "Jangan lakukan ini lagi" kata Nora tidak terima.
"Ini demi persahabatan kami" kata Greyson menohok.
"Ini bukan demi persahabatan kita grandpa, Cardone akan semakin memanfaatkan kita, dan juga..." ucap Nora menggantung saat melihat seorang pria dengan setelan jas lengkap mengarah ke meja.
"Selamat pagi" salam pria itu, semua langsung berdiri untuk menyambut pria itu, kecuali Nora. Pria itu pun duduk bersamaan dengan Greyson dan Cardone.
"Kyle" ucap Nora terbata-bata, matanya terfokus pada pria yang duduk di depannya. Tubuhnya gemetar ketakutan, ia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
"Dia bukan Kyle Queen... Sadarlah, Kyle sudah tiada" kata Greyson dingin, mata Greyson menatap pria yang ada di sampingnya, "Akan lebih baik kalau kalian berdua saling mengenal satu sama lain"
Pria itu menjulurkan tangannya, "Xavier" kata pria itu menperkenalkan diri.
"Cukup, aku punya banyak pekerjaan. Jadi, selamat tinggal" kata Nora mengalihkan kegugupannya, ia berdiri dari tempat duduknya dan kemudian melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret (#Riga 3)
RomansaRun Run Run No.. I wanna look at you Regis Abraham I know you so well Lowie