Leo merengkuh pinggang Nora lekat, jika dilihat mereka nampak serasi jika bersanding. Leo masih menenangkan Nora, senyum Nora belum kembali, ia masih tetap murung. Leo mengeratkan pelukannya pada Nora, dengan cepat ia membuka pintu rumahnya.
"Selamat malam semuanya" kata Leo ceria, semua nampak menoleh ke arah Leo. Sejak kejadian Nora membeberkan masalah Calvin, Johanes dan Liana langsung tinggal di kediaman Riga.
"Selamat malam" kata Nora gugup, ia tersenyum pada semua orang, tak terkecuali ibunya yang sedang menatapnya. Hening melingkupi ruangan, itu membuat Nora menjadi gugup.
"Kenapa kau berdiri disana? Ayo duduk" kata Liana lembut, Leo menarik pinggang Nora untuk berjalan, tapi Nora tak melangkah satu incipun. Nora menatap Leo, Leo tersenyum pada Nora.
Leo duduk di depan neneknya Liana, Eleane dan Eric nampak menatap Nora lekat, "Ah emh... Sungguh maafkan saya Mr. Lamarck, saya tidak bermaksud untuk mengacaukan keluarga anda" kata Nora tulus.
"Aku yang harus meminta maaf karna putraku telah bertindak seperti itu padamu" kata Johanes menimpali, Liana tersenyum pada Nora. "Kau masih muda, pasti berat bagimu untuk menjalankan perusahaan sebesar itu"
Eleane menggenggam erat tangan suaminya, dalam hatinya ia merasakan keberadaan putri kandungnya. Eleane merasa Nora adalah putri kandungnya.
"Emh... Saya membawakan kue untuk kalian semua. Semoga suka" kata Nora kikuk, seraya meletakkan kue di depan meja.
"Tidak perlu repot-repot, tapi terima kasih" kata Liana tersenyum menerima sekotak kue itu, "Eleane... Sajikan kue ini" perintah Liana, Eleane mengangguk, dengan cepat ia pergi ke dapur.
Tak lama kemudian Eleane kembali dengan membawa kue yang telah disajikan. Leo masih menggenggam pinggang Nora kuat untuk mengurangi kegugupannya.
"Anggap saja ini rumahmu sendiri" kata Eric berbicara, ia menatap Nora yang sangat gugup, "Sejak kapan kau mengenal Leo?" tanya Eric membuka keheningan.
"Saat perjalanan bisnis" kata Nora singkat, ia masih nampak gugup. Eric mengangguk paham, ia melihat Leo dan Nora bergantian.
"Kau wanita yang hebat karna bisa memikat hati Leo" kata Liana, Nora berpandangan dengan Leo, dalam hati mereka tertawa akibat perkataan neneknya, "Bagaimana pertemuan pertama kalian?" tanya Liana lagi.
"Tidak terlalu istimewa, Elliot sangat dingin. Hubungan kami hanya sebatas bisnis, tapi lama kelamaan saya berfikir rasional untuk saling bekerja sama. Dia membutuhkan saya untuk memperkuat kedudukannya di asosiasi, dan saya membutuhkannnya untuk perlindungan terhadap Cardone" jawab Nora terus terang, Eric nampak tersedak akibat perkataan Nora, "Saya harus mencari seseorang yang setara Cardone untuk memutus perjodohan yang dilakukan kakek saya. Dan Elliot adalah pria yang cocok, karena kami sama-sama berada di atas"
"Bukankah Cardone adalah perusahaan yang termasuk dalam royal circle? Bagaimana bisa kau di jodohkan dengannya?" tanya Johanes yang masih penasaran dengan Nora.
Nora menatap Johanes lekat, ia tersenyum lembut. "Ceritanya sangat panjang. Tapi yang pasti, dalam royal circle harus memiliki suatu ikatan untuk tidak saling menjatuhkan, bukan?"
"Jadi kau akan dijodohkan dengan sang Audhes? Kyle Cardone?" Johanes menebak.
"Grandpa" pekik Leo keras, Leo melirik Nora. Jantung Nora terasa berhenti, matanya menatap Leo. Tangannya gemetar ketakutan.
"Kyle sudah tiada. Dia sudah mati dia sudah mati DIA SUDAH MATI" pekik Nora ketakutan. Leo mencoba menenangkan Nora, ia melihat Nora yang tersengal-sengal.
Nora menggenggam kedua tangannya sendiri. Dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak panik. Tangan kanannya langsung meraba dalam tas miliknya, mencari obat yang selalu ia bawa. Kedua tangannya gemetar saat akan membuka botol itu. Lima butir yang ada di tangan kiri langsung ia genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret (#Riga 3)
RomanceRun Run Run No.. I wanna look at you Regis Abraham I know you so well Lowie