New Teacher + Osh

waga

Gue dibuat bingung sumpah, sama komenan temen-temen.

"Pak Sehun aplout foto saya di IG bapak?"

"Please deh ya jangan manggil bapak aku keliatan kayak om om pedo."

Bodo anj. Masih bisa aja mikirin dirinya ndiri. Ini terus gimana elah.

"Ini gimana Hun, temen-temen udah pada komen dan mikir yang enggak-enggak."

"Lah hubungan kita kan emang enggak-enggak."

"Tapi ini gimana jawabnya ke temen-temen."

"Ngaku aja, sekarang sudah waktunya. Gak usah di tutup-tutupin. Aku mau nunjukin ke semua orang bahwa kamu miliku."

Bangsadd baper sudah diriku ini Yalordd.

Ini gue mimpi atau gak sih? Kok rasanya terbang ya? Gue habis ngapain?

Tangan Sehun megang tangan gue. Dia kayak ngasih kekuakan buat ngeyakinin gue.

"Gausah takut, kita jalani ini bareng-bareng."

Kok gue terharu ya?

"Besok kita bikin acara dan ngundang temen-temen kamu buat klarifikasi masalah ini."

"Tepat di hari 6 bulan kita hidup bersama."

Dan akhrinya. Air mata yang gue tahan dari tadi netes juga.

Entah kenapa gue jadi baperan gini.

Entah kenapa gue jadi terharu sama apa yang barusan di ucapin Sehun ke gue.

"Dan satu lagi yang harus kamu tau. Bahwa aku sekarang benar-benar jatuh Cinta padamu."

"Butuh waktu lama buat ngungkapin semua ini."

"Tap.."

"Sssttt.."

Belom selesai ngomong juga tangannya udah main nempel aja dibibir.

Yaelah gimana gak langsung kicep coba?

"Kita mulai semuannya dari awal."

Sumpah ini mah gue gabisa berkata apa-apa.

Kepala gue refleks nganggukin omongannya.

Dia ngacakin poni gue sambil senyum manis.

Udah, dabetes ini mah

Perasaan gue udah kaya es campur elah. Terharu, seneng, bahagia, dan pengen nangis jadi satu.

"Udah jangan nangis lagi. Itu pesenan ramyeon kamu datang."

Gue cuma senyu ngebales omongannya.

Gak berapa lama pesenan gue datang.

.......................................................

Ini udah malem, abis jalan-jalan tadi Sehun diajakin main Catur sama Papa berdua.

Jangan di tanya cowo satunya kemana!

Dia mah lagi mangkal di perempatan komplek sama Pak Satpam.

Beneran?

Yagak lah! Dia lagi kencan sama spikannya eakk.

Dan gue lebih milih perawatan kecantikan sama Mama.

Setelah selesai gue balik ke kamar. Eh di atas kasur udah ada cogan lagi rebahan.

"Udah selesai?"

"Apannya?"

"Tadi sama Mama ngapain?"

"Pake masker wajah. Kenapa emangnya."

"Oh pantesan keliatan seger gitu."

"Hmm yaya. Aku cape ini, pengen tidur."

"Sini-Sini."

Nepokin kasur yang masih kosong.

Gue udah deg-degan aja. Padahal juga gak ngapa-ngapain.

Akhirnya gue ikut rebahan di samping Sehun.

Udah mau tidur gini, gue masih kaku aja.

Ya giamana gak kaku coba kalo tangan Sehun aja ngelusin rambut gue.

Ini buat napas aja susah apalagi mau merem.

"Aku mau tanya boleh?"

"Hmm."

"Kapan kamu siapnya?"

Gue yang tadinya merem langsung melek terus natap wajahnya.

"Siap buat apa?"

"Menuhi kewajiban kamu sebagai isteri."

Astaga! Gue gak salah denger atau apa kan? Ini harus jawab apaan coba?

"Gak bakal aku kasih sebelum UN."

"Yah masih lama dong?"

"Iya gatau."

"Kalo cium gimana?"

"Emangnya setiap kamu nyium aku pernah minta ijin dulu?"

"Hehe gapernah. Jadi gimana?"

"Selama masih batas wajar mah silahkan."

"Lampu ijo ni?"

"Kuning dulu deh😁"

Tanpa babibu akhirnya benda lunak itu mulai ngecup singkat bibir gue. Ya meskipun awalnya kaget sih sama serangan tiba-tibanya. Tapi setelahnya Ciuman kita bukan lagi hanya kecupan. Tapi berubah menjadi lumatan-lumatan yang memabukkan. Gue gak sadar sejak kapan tangan gue udah mainin rambutnya. Sehun bener-bener bakat ngebuat gue terbang kaya gini.

CEKLEK

"Dek dipanggil Pap.......a"

"ASTAGAA MATA GUE."

Ciuman kita lepas gitu aja. Karena pengganggu datang.

Yahh kegep sama Abang. Jimayu kan jadinya.

"Lain kali pintunya dikunci dong!"

"Siapa suruh gak ketuk pintu dulu?"

"Oh iya lupa."

Gue yang malu cuma bisa sembunyi di belakang punggung Sehun yang lagi ngomong sama Alien.

"Disuruh Papa turun kalian berdua."

"Udah pergi sana lo! Dasar Setan."

"Serah lo Hun dasar Albino."

TBC