Part 2

13.5K 720 7
                                    

Sudah 1 jam Aric menunggu adiknya di parkiran sekolah.  Namun adiknya tidak datang juga, padahal sudah jam pulang sekolah. Akhirnya Aric memutuskan turun dari mobilnya dan pergi kekelas kay.

Sesampainya di kelas Aric tidak menemukan keberadaan kay disana.  Ia mengambil handphone di saku celananya dan menghubungi kay tapi nomernya tidak aktif juga. Akhirnya aric menelepon orang suruhannya untuk mencari keberadaan kay.

Di tempat lain kay dan teman-temannya sedang berlatih basket. Kay dan teman-temannya sengaja berlatih basket di luar sekolah. Agar aric tidak mengetahuinya.

Namun baru 30 menit latihan kay merasa sesak di dadanya. Wajah kay berubah pucat dan terdapat keringat dingin. Alvin yang melihat ada yang aneh dari kay.  Dia langsung membawa kay ke pinggir lapangan.

" lu gapapa kan kay? " tanya alvin dengan nada khawatir. Tapi tidak ada jawaban  dari kay. 

" kita ke rumah sakit sekarang!".  Ucap alvin

" gua ga pa pa.  Ron tolong ambil obat gua di tas" ucap kay dengan nafas beratnya. Baron memberikan dua butir obat dan air mineral ke kay. Kay langsung meminum obatnya. Dan tak berselang lama nafasnya kembali normal.

Akhirnya kay memutuskan untuk pulang ke mansionnya diantar alvin dan baron. Sesampainya di mansion megah kediaman Addison. Kay langsung turun dari mobil alvin.

"Thanks ya vin ron" ucap kay. Sambil melihat mobil alvin keluar dari pagar mansionnya. Ia langsung masuk ke dalam, disana sudah terdapat Aric yang menunggunya dan bodyguard.

" Dari mana kamu? Sekarang kamu sudah mulai berani ya!" ucap Aric  sambil mendekati kay. Ia langsung menarik kay masuk kedalam mobilnya. Kay hanya bisa diam tanpa membantah sama sekali.

" Kak please gua gak mau kesana" ucap kay sambil melihat kakanya yang duduk disampingnya.

" gak bisa. " ucap aric mencoba menahan emosi. Karena dia tau adiknya sangat sensitif.

" Kak sekali aja. Sakit tau tangan gua di tusuk pake jarum.  Noh liat bekasnya aja belum ilang yang kemarin". Ucap kay sambil menunjukan bekas jarum  yang kemarin. Aric melihat tangan adiknya dan melihat luka memar yang  membengkak . Aric langsung menarik tangan adiknya untuk melihat lebih jelas.

" Ini kenapa?" tanya aric. Tapi tidak ada jawaban juga dari kay."Jawab pertanyaan kakak!" ucap Aric tegas.

"Tadi ditabrak ." ucap kay. 

" siapa  yang berani nabrak kamu?! " tanya aric. Kay yang melihat kakanya mulai emosi langsung menenangkan kakanya.

" Cuma cewek aneh." ucap kay

Setelah itu hanya keheningan yang terjadi. Tak kerasa sudah sampai di rumah sakit. Aric turun duluan dari mobil. Merasa tidak ada pergerakan dari kay. Aric langsung membuka pintu mobil kay. Dan bisa dilihat muka takut kay.

" Kak gua mohon, sekali ini aja. " ucap kay dengan muka memelasnya. Aric tidak mendengarkan perkataan kay. Ia langsung menarik kay pergi ke ruangan dokter pribadi kay.

Pintu ruang itu terbuka dan menampilkan dokter febrian yang sedang duduk di kursinya. " Makasih ric,  udah bawa pasien nakal gua." ucap febrian. Kay mendengus kesal mendengar ucapan Febrian. Febrian mengambil alih kay dari aric. Kay sempat menolak saat tangannya di pegang Febrian.

" Gua pergi dulu. Masih ada pasien yang harus gua tanganin. Gua bawain bodyguard biar dia gak bisa kabur lagi" ucap Aric sambil menampilkan senyumnya ke arah kay.

" tenang kali ini dia gak akan bisa kabur." ucap febrian sambil tersenyum miring.

"Kak jangan tinggalin gua sama orang ini." ucap kay dengan muka memelas.  Aric tidak mendengarkan perkataan kay dan langsung pergi begitu saja. Dan setelah itu kay langsung tidur di kasur untuk diperiksa.

Febrian menajamkan penglihatannya ke tangan kiri kay, febrian melihat luka memar dan tangan yang membengkak. Ia langsung menyiapkan jarum suntik untuk menyuntikannya ke tangan kay. Kay menyembunyikan tangan kirinya saat febrian ingin menyuntiknya.

" Kay jangan nakal. Atau kamu mau saya ikat di kasur?!!" ucap febrian. Setelah itu kay memperlihatkan tangan kirinya.  Febrian langsung menyuntiknya takut anak itu berubah pikiran.

Febrian mendengar Isakan kay saat jarumnya menembus kulit pucat kay. Ia tau kay sangat takut dengan jarum suntik dan hal itu yang membuat kay takut saat bertemu dengan febrian. Kay takut febrian akan menyuntiknya dan mengurungnya di kamar rawat.

Setelah itu kay melakukan transfusi darah. Febrian melihat kay tertidur saat melakukan transfusi tersebut. Febrian melihat wajah tenang kay, tidak seperti tadi saat bertemunya. Dia sebenarnya bingung kenapa kay takut sekali bertemunya padahal dulu mereka sangat dekat.  Apa kay mendengar percakapannya dengan Bara ayah kay.

Lamunannya terhenti saat pintu ruangnya terbuka dan menampilkan aric yang  berjalan mendekat ke arahnya. " Gimana keadaan kay?" tanya aric sambil memperhatikan kay.

" kondisinya semakin menurun. Apa dia melakukan aktivitas yang berlebihan?" ucap Febrian.  Sebenarnya febrian curiga bahwa kay melakukan aktivitas yang berlebihan saat melihat tangan dan kakinya yang membengkak dan nafasnya  yang tidak  teratur.

Aric bingung saat mendengar pertanyaan tersebut. Setau dia kay tidak pernah dibiarkan bebas dari pengawasan jadi tidak mungkin kay melakukan hal-hal yang dilarang. Kalau benar mereka kecolongan dalam mengawasi kay,  mulai sekarang ia akan lebih protective ke kay.

Febrian paham kalau aric bingung menjawab pertanyaan tersebut. Dia sangat tau bagaimana keluarga Addison menjaga kay. Ia memutuskan untuk menuliskan resep obat yang kay harus minum. " ini resepnya, pastikan kay meminum semuanya" ucap Febrian sambil memberikan resep obat tersebut.
_______________________________________

GUA UPDATE CEPET NIH...
SEMOGA KALIAN GAK BOSEN SAMA CERITANYA...

Protected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang