Part 10

8.8K 494 16
                                    

" SIAPA IBU KANDUNG SAYA SEBENARNYA? DIMANA IBU SAYA SEKARANG?!" ucap Azura dengan emosi yang mengebugebu.

Jack hanya diam saja, dia bingung harus cerita dari mana. Jack takut ia akan kehilangan anaknya jika anaknya mengetahui fakta sebenarnya.

" yah kasih tau rara dimana ibu rara yah" lirih Azura dan menatap mata Jack.

Gita melihat suaminya yang diam saja. Ia tau pasti berat untuk suaminya memberitahu semuanya ke Azura.

"maafin bunda ra, bunda yang sudah buat kamu kehilangan ibu kamu" batin gita

Merasa tidak mendapatkan jawaban. Azura langsung melangkahkan kakinya keluar rumah. Gita mengejar Azura tapi Azura mercepat langkahnya.

Flasback off

Trttt Trttt

Bunyi handphone menghentikan lamunanya. Ia langsung mengangkat teleponnya.

" hmm"

"____________"

" oke. Entar malem gua kesana"

Ia langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia melangkahkan kakinya ke kelas.
_______________________________________

" minum obatnya ." ucap Aric Sambil menyerahkan obat tersebut namun Kay tidak merespon ucapan aric. Aric geram dengan tingkah laku adiknya.
"Buka mulut kamu!! "ucap Aric dengan suara yang meninggi. Tapi kay malah menutup mulut menggunakan tangannya saat aric ingin memasukkan obat itu.

" KAY, kamu minum atau kakak bawa kamu ke rumah sakit!" ucap Aric.

Kay mendengus kesal, ia lalu merebahkan tubuhnya dikasur dan menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya. Ia kesal dengan kakanya karena memaksanya menelan obat- obatan yang membuat lidahnya mati rasa .

Lagi mau dia minum semua obat itu penyakitnya juga tidak akan sembuh. Sedari kecil keluarganya selalu memaksanya meminum semua obat pahit itu dan melakukan banyak pengobatan lainnya.

Tanpa mereka menanyakan bagaimana perasaannya. Setiap ia mengeluh dengan pengobatannya. Keluarganya malah semakin memaksanya dan tidak membiarkannya bebas dari obat-obatan itu sehari saja.

Selimutnya dibuka dengan kasar oleh aric. Dapat dilihat wajah frustrasi aric. Aric tidak punya pilihan lagi ia menyuruh bodyguard untuk memegangi kay. Agar ia dapat mudah memasukkan obat itu ke mulut kay.

"Kak lepasin." berontak kay. Tapi aric seakan tuli dan tetap melakukannya.
Aric membuka mulut kay secara paksa dan meminumkannya.

Setelah itu ia membekap mulut kay agar tidak memuntahkannya lagi dan ia melepaskannya saat sudah memastikan obatnya sudah ditelan. Bodyguardnya langsung melepaskan pegangannya dan pergi keluar dari kamar kay.

" argh... Kakak apa apaan pakai cara gini segala." ucap kay dengan nada kesal.

"kamu harus nurut sama kakak atau kakak bakal lakuin lebih dari ini" ucap aric dingin dengan tatapan tajamnya. Ia benar-benar kesal hari ini dengan adiknya itu.

Badan kay bergetar takut saat mendengar ucapan aric dan tatapan tajamnya. Aric tidak pernah begini sebelumnya, aric akan selalu berusaha tenang di depan adiknya itu. Tapi kali ini kay tidak mengenali kakanya itu.

"tidur" ucap Aric tegas dan kay langsung menurutinya. Aric menyelimuti kay sampai sebatas leher.

Setelah memastikan kay benar-benar tertidur. Ia langsung melangkah pergi ke kamarnya untuk menenangkan dirinya.

Sebenarnya aric tidak ingin melakukan itu semua. Tapi kali ini kesabaran sudah terlewat batas melihat kelakuan adiknya yang semakin susah diatur.

Jadi ia terpaksa melakukannya agar adiknya menuruti semua ucapannya. Lagi ini buat kebaikan kay sendiri pikir aric.

_______________________________________

Sekarang baron dan alvin sedang bermain PS dirumah alvin. Tadinya mereka ingin kerumah kay. Tapi mengingat wajah aric yang seram saat menjemput kay mereka mengurungkan niatnya.

" vin lu tadi telpon ka aric?" tanya baron.

" gak, gua kan tadi bareng lu mulu. Lu liat gua nelpon ga?" Jawab alvin sinis.

" gak. Jadi siapa dong yang ngasih tau aric? " ucap baron

" mungkin suruhannya aric. Lu kan tau sendiri gimana keluarganya kay. Gak mungkin kay dibiarin di luar tanpa pengawasan mereka." ucap alvin

" iya juga. Gua jadi kasian sama kay. Pantesan dia tertekan gitu." ucap baron.

Alvin juga kasian dengan nasib temannya itu. Selama mereka berteman sama kay, kay susah buat diajak main keluar. Kalaupun boleh kay pasti selalu ditemani kakanya atau orang kepercayaan keluarganya itu pun tidak bisa lama.

Kaya liburan kemarin kay tidak dibolehin keluar. Akhirnya alvin dan baron yang main ke mansion kay. Mereka sampai menginap disana karena kay sendirian di mansionnya.

_______________________________________

Kay terbangun dari tidurnya dan ia bernafas lega saat tidak melihat keberadaan aric dikamarnya. Ia masih takut bertemu dengan aric setelah kejadian tadi.

Ceklek

Pintu kamar kay terbuka, wajah kay menjadi tegang saat melihat aric masuk ke kamarnya. Aric mendekati adiknya dapat dilihat wajah ketakutan kay.

Aric jadi merasa bersalah dengan adiknya itu. Ia langsung memeluk kay agar kay menjadi lebih tenang.
" Maafin kakak ya" ucap Aric pelan. Aric mendengar Isikan kay ia melepaskan pelukannya dan menatap wajah kay yang sedang menangis.

" udah ya. Jangan nangis lagi nanti kay demam lagi. Kakak janji ga bakal marah lagi. Asal kay turutin semua yang kakak bilang." ucap Aric Sambil menatap kay. Kay mengangukan kepalanya.

" good boy. Yaudah sekarang kay mandi ya." ucap Aric dan mengacak rambut adiknya.

_______________________________________

GUA UPDATE CEPET...
KEMARIN BANYAK YANG KOMEN KURANG PANJANG.
JADI PART INI GUA PANJANGIN SEDIKIT....

Protected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang