part19

5.5K 347 17
                                    

Bara dan kedua anaknya sedang menyiapkan kepindahan mereka . Mareka tidak akan tinggal di masion ini. Walaupun kedua orangtuanya tidak menyuruhnya keluar. Namun tetap saja dia tidak ingin mengingkari perkataannya.

Kemarin ia dan anaknya James menyerahkan semua perusahaan dan aset yang lainnya. Dan mereka sudah mempunyai tempat tinggal yang baru walaupun tidak sebesar masion yang ia tempati selama ini.

Ia beruntung karena kedua anaknya sudah besar dan sukses di usia muda. Jadi bebannya dapat berkurang sedikit. Yang ia pikirkan selanjutnya ia harus mengembangkan perusahaan kecilnya yang ia bangun sendiri.

Dan ia yakin papinya itu tidak akan membiarkan semudah itu perusahaannya berkembang. Ia masih membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan Kay.

Dan beruntungnya aric sudah mendapatkan pekerjaan baru di rumah sakit yang baru. Karena ia tidak ingin anak anaknya ada hubungannya lagi dengan keluarga Addison .
"Gimana apa semuanya sudah selesai?" Tanya bara ke kedua anaknya.

" Sudah dad. Mulai hari ini sudah bisa ditempati" ucap James

" Ya udah Daddy kerumah sakit dulu. Kalian mau bareng Daddy atau tidak?" Ucap bara.

" Daddy duluan aja aku sama James mau ke perusahaan dulu" ucap aric

" Ya udah Daddy pergi dulu" ucap bara.
_______________________________________

Sudah tiga hari kay dirumah sakit keadannya sudah mulai membaik. Dan sebenarnya dia sudah di izinkan pulang ke rumah oleh dokter Febrian. Karena keluarganya yang overprotektif jadi ia belum boleh pulang.

" Mom .....pulang" ucap Kay.

" Nanti ya... Tunggu Daddy dulu" ucap Airin sambil mengelus kepala Kay.

" Tapi kay mau sekar_" ucapannya terpotong saat seseorang masuk keruangannya.

"Dad... Apa semuanya sudah selesai?" Tanya Airin. Bara yang tahu maksud ucapan istrinya.

" Sudah.. sayang bagaimana keadaan kamu?" Tanya bara sambil mengelus kepala Kay

" Udah dad... Dad... Dad.... Kay ...  Mau... pulang" ucap Kay gugup. Ia takut daddynya marah.

"Tidak.. kamu masih harus istirahat. Daddy gamau kamu collapse lagi" ucap bara .

"Dad...mommy pergi ke kantin sebentarya " ucap Airin hanya dibalas anggukan oleh bara. Bara duduk di sofa diruang Kay.
_______________________________________

" Tante Airin" sapa Cantika

" Kamu ca sini duduk bareng tante" ucap Airin ramah.

" Tan kenalin ini azura saudara Caca. Ra kenalin ini mommynya kay" ucap cantikan

" Hai azura.. saya mommynya Kay. Cantik mirip kamu ca" ucap Airin.

" Salam kenal tan." Ucap azura

" Kalian kenapa di rumah sakit. Siapa yang sakit?" Tanya Airin

" Bunda sakit tan. Tapi sekarang udah baikan Tan. Nanti sore bunda sudah bisa pulang. Tante sendiri kenapa di rumah sakit?" Ucap Cantika

" Kay sakit ca. Keadaan sudah lebih baik. Sebenarnya Kay juga udah boleh pulang sore ini, tapi tante takut kalau nanti collapse lagi pas dirumah."

"Drtttt....drtttt"  Airin mengangkat telponnya. " Hallo... Ada apa dad... Ia mommy kesana.." ucap Airin

"Caca... Azura.. Tante harus balik lagi ke ruangan kay. Kay udah nyariin tante. Titip salam sama bunda Kalianya. Maaf Tante belum bisa jenguk." Ucap Airin.

" Gapapa tante. Nanti aku sampaikan ke bunda. Tan Kay dirawat diruangan yang biasa kan?" Ucap Cantika

" Iya ca.. ya udah Tante duluan ya." Ucap Airin dan pergi meninggalkan mereka berdua.

" Ra kenapa diem aja dari tadi" ucap Cantika.

" Ga ca mukanya Tante Airin mirip sama Kenan. Tante Airin tau gak ya kalau gua penyebab Kenan meninggal" ucap azura ..

" Ra udah berapa kali gua bilang itu bukan salah kamu. Yang salah aku kalau dulu aku gak bilang ke Kenan kalau kamu pergi dari rumah. Mungkin dia gak akan nyariin kamu dan kecelakaan. Dan Kay gak mungkin salah paham." Ucap Cantika

" Ya udah kita mulai semuanya dari awal . Ca kamu harus jelasin ke Kay biar dia gak salah paham ke kamu. " Ucap azura. Dengan senyum tulusnya. Cantika yang melihat itu pun ikut tersenyum.
_______________________________________

Airin sampai di kamar anaknya, saat dia sampai di sana terdapat pemandangan anaknya yang sedang merajuk ke daddynya dan kakak nya.

" Kay mogok makan." Ucap Kay

" Terserah kamu aja. Kakak tinggal masukin selang kehidung kamu. Biar kamu makannya pakai selang aja" ucap aric.

" Wah bener juga tuh Ric. Udah pasang aja Ric." Ucap James sambil tertawa. Sedangkan Kay wajahnya sudah memucat . Ia sangat takut kakaknya benar-benar memasang alat tersebut. Tapi dia ga boleh kalah dengan ancaman kakaknya itu.

Aric mengeluarkan handphonenya dan menghubungi suster untuk mengambil peralatannya memasang selang tersebut.

Kay tambah panik saat suster datang membawa selang tersebut. Ia meneguk air ludahnya, dan sialnya lagi kakanya james memegangi badannya agar ia tidak dapat berontak.

"Kak gua gajadi mogok makan. Kak gua gamau pakai alat itu... Kak...kak" ucap kay memelas namun sepertinya aric tidak mendengarkan perkataan adiknya itu. Ia tetap melanjutkan kegiatannya.

" James pegangin kay, Kay kamu diam saja ini buat kebaikan kamu. Dan buat pelajaran kamu agak tidak berani mengancam kakak lagi." Ucap aric.

Kay menangis saat alat itu akan  dipasangkan ke hidungnya. "Kak... Hiks....mommy... Hiks..." Tangis Kay. Ia meminta pertolongan ke mommynya itu.

" udah Ric kasian adiknya... Biar nanti mommy suapin aja. Gausah pakai selang kaya gitu." Ucap Airin sambil mendekati anak bungsunya itu dan mengelus kepalanya. James langsung melepaskan pegangannya saat melihat muka marah mommynya itu.

"Kalian seneng banget denger adiknya nangis. Udah ya sayang jangan nangis lagi. " Ucap Airin menenangkan Kay.

" Udah jangan pada berantem aric tolong jagain kay. Daddy dan James mau balik ke kantor dulu." Ucap bara.

" Dad James mau disini aja sama Kay. Kasian Kay kesepian kalau cuman sama aric dan mommy ya kan Kay" ucap James
Dan dijawab gelengan oleh kay. Hal itu membuat  mereka tidak dapat menahan tawa .

Kay senang melihat keluarganya seperti sekarang. Sudah lama ia tidak melihat keharmonisan tersebut. Apalagi melihat tawa daddynya itu.
_______________________________________

Protected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang