Part 14

7.4K 448 35
                                    

Airin sudah sampai di depan mansion megah mertuanya. Ia dan aric langsung melangkah kakinya masuk kedalam mansion itu. Para pekerja yang melihat kedatangan airin mereka langsung membukukan tubuh.

" KAY, MOMMY DATANG KAY... KAMU DIMANA NAK" teriak airin. Mauren yang mendengar teriakan airin. Langsung menghampiri airin.

" Airin,  Aric kok kalian kesini gabilang dulu ke grandma. Kan grandma bisa nyuruh orang buat jemput kalian." ucap mauren.

" MI DIMANA ANAK KU?! " ucap airin dengan nada tinggi. Terserah kalau mertuanya itu menganggap ia tidak sopan. Ia hanya ingin bertemu dengan anaknya.

"  Airin kamu tenang, kay sedang pergi kerumah sakit dengan papi.  Sebentar lagi mereka pulang. Kalian istirahat dulu saja." ucap mauren.

Daniel sengaja membawa kay ke rumah sakit. Karena ia tau pasti airin akan datang dan menjemput kay pulang. Ia tidak mungkin melepaskan kay begitu saja setelah kejadian 7 tahun lalu yang hampir membuatnya kehilangan cucu kesayangannya itu.

Airin hanya dapat menuruti ucapan mertuanya. Ia dan aric di antarkan masuk ke kamar mereka masing-masing. Di mansion ini semua anak - anaknya dan dia mempunyai kamar sendiri  sendiri.
_______________________________________

" grandpa pulang" lirih kay. Kay sangat tidak betah berada di rumah sakit ini apalagi dokter yang menanganinya sangat galak. Dokternya tidak akan segan-segan memberinya hukuman jika ia tidak menurut.

Daniel hanya memandang cucunya itu tanpa berkata apapun. Hingga ia mendengar suara isakan dari cucunya. " grandpa..hiks..pulang... hiks" isak kay.

Daniel ingin menenangkan cucunya. Namun gerakannya berhenti saat dokter andreas masuk. Daniel dapat melihat wajah ketakutan kay saat andreas datang.

Andreas langsung mendekati kay dan memeriksa kay. Setelah itu Andreas memerintahkan dua orang perawat untuk membawa kay. Kay sempat berontak namun saat Andreas menatapnya tajam kay langsung berhenti berontak. Andreas menghampiri Daniel yang terduduk di ruangan nya.

" Bagaimana keadaannya?" tanya Daniel.

"Keadaannya menurun.  Tekanan darahnya rendah. Ia harus melakukan transfusi darah." ucap Andreas.

" lakukan saja. Untuk saat ini saya ingin kamu menjaga cucu saya . Sampai saya menjemputnya. Dan jangan sampai ada yang tau tentang cucu saya."perintah Daniel ke dokter Andreas.

Rumah sakit adalah milik Daniel jadi ia dapat sesuka hati memerintahkan mereka semua termasuk dokter Andreas.

" Baik" ucap Andreas. Daniel keluar dari ruangan itu . Ia pergi keruang khusus yang ia buat untuk cucunya itu dan hanya orang suruhannya yang tau ruang itu. Ruangan cucunya hanya dapat dibuka menggunakan sidik jarinya dan orang kepercayaannya.

Saat ia memasuki ruang itu, ia melihat kay sedang berontak saat seorang suster akan memasangkan jarum infus di tangannya.

" kay gak mau suster...LEPASIN.." lirih kay. Tapi keempat suster itu tetap melakukannya.

Kay berhenti berontak saat melihat kehadiran grandpanya. " granpa kay gak sakit grandpa. Kenapa kay di infus?"  lirih kay ke Daniel.

" kay nurut ya sama mereka, kay mau ketemu mommy kan. Sekarang kay istirahat nanti kalau kay sehat granpa bakal ketemuin kay sama mommy" ucap Daniel dan disambut mata kay yang berbinar.

" beneran grandpa. Kay akan nurut asalkan ketemu mommy" ucap kay.

" yaudah grandpa pergi dulu ya" pamit Daniel. Ia langsung keluar dari kamar cucunya itu.
_______________________________________

Sesampainya Daniel di mansionnya langsung disambut  oleh airin. "pih mana kay?"  Tanya airin.

"kamu tidak perlu tau dimana kay. Dia aman disana jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Daniel dingin.

" pih aku mohon pertemukan aku dengan kay. Aku kangen banget sama anak ku pih" lirih airin

Tapi Daniel diam saja sampai  ia melihat menantunya itu berlutut dikakinya. " pih aku akan lakukan apapun asal aku bisa ketemu sama anak ku pih" lirih airin

Daniel tetap diam, dia pergi dan meninggalkan airin begitu saja. Aric membantu mommynya berdiri dan menenangkan Mommynya.

" mom. Udah ya jangan nangis lagi. Aric janji bakal cari tau keberadaan kay. Sekarang mommy tenang ya" ucap Aric lembut sambil mengusap punggung Mommynya.

" makasih ya Ric. Kamu sudah mau membantu mommy" ucap airin.

Setelah mengantarkan Mommynya kekamar, ia langsung menghubungi orang suruhannya untuk mencari keberadaan kay. Walau mungkin akan sulit menemukannya karena tidak mudah melawan grandpanya.

Ditempat lain kay sedang merenggut kesal,  ia bosan berada di ruang itu sendiri. Walau ruang ini tidak seperti ruangan rumah sakit yang lainnya. Tapi ia tetap merasa bosan, ia ingin bermain keluar namun itu tidak mungkin. Karena pintunya tidak akan terbuka dengan sidik jarinya.

Kay memikirkan cara agar dibolehkan pergi ke luar ruangannya. Hingga pintu ruangnya terbuka dan menampilkan dokter andreas dengan wajah datarnya. Kay menarik Selimutnya, wajah berubah takut.

" kenapa tidak tidur?! " ucap andreas dingin.

Kay tidak berani menjawab pertanyaan andreas. Andreas yang tidak mendengar jawaban kay. Ia langsung menyiapkan jarum suntiknya. Kay menjauh dari dokter andreas, badannya gemetar.

Andreas yang melihat kay menjauh ia langsung menarik lengan kay.
"DIAM"ucap andreas dengan nada tinggi. Kay menangis saat jarum itu menusuk lengannya.

" udah... hiks... dokter... hiks" lirih kay tapi andreas seolah tuli dengan tangisan kay. Andreas menyiapkan suntikanya lagi. Ini adalah imunisasi yang harus dijalanin kay agar tidak mudah terserang penyakit.

Andreas menarik lengan kay yg satunya dengan perlahan agar jarum infus nya tidak lepas. Ia menyuntikan lagi jarum suntiknya.

" udah...hiks..dok." lirih kay. Andreas menghentikan kegiatannya.

"sekarang kay istirahat " ucap andreas dan membenarkan letak selimut kay. Kay hanya dapat menurutinya.
_______________________________________

Sudah  2 hari aric  berada  disini dan ia mendapatkan kabar baik dari orang suruhannya. Ia bergegas pergi menuju tempat tersebut.

Kay takut saat pintu kamarnya terbuka, ia takut dokter andreas yang masuk namun ternyata yang datang adalah kakanya. Kay langsung memeluk kakanya erat. Aric langsung mengelus kepala adiknya itu saat mendengar Isakan kay.

" udah ya jangan nangis. Kakak ada disini sama kay. Kita akan pergi dari sini" ucap Aric menenangkan adiknya.

Aric bergegas melepaskan infus ditangan kay. Dan menggendong badan kay keluar dari sana. Ia langsung membawa kay ke bandara untuk langsung pergi ke Indonesia. Airin sudah berada disana, setelah aric pergi airin  bergegas membereskan barang-barangnya.  Ia langsung pergi dari mansion tersebut. Beruntung mertuanya sedang ada urusan diluar. Jadi ia dengan mudah pergi ke luar.

_______________________________________

Udah lama banget gua Update . Padahal part ini udh gua buat lama. Tapi gua ragu buat update. Soalnya menurut gua tambah aneh ini cerita.

Menurut kalian gua lanjutin apa ga ya? Vote ya hiatus atau unpublis

Protected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang