Chapter 1: Result To Our Hard Works

226 23 14
                                    


Writer's POV

Lima menit duduk di taman, Yoonri kembali ke rumahnya.

Atau mungkin rumah dirinya dan suaminya.

Dia tinggal tidak jauh dari taman Seoul. Lima menit dari sana, di kompleks perumahan mewah dengan rumah-rumah besar.

Tentu saja dia bisa tinggal di sana, karena ayahnya adalah pemilik satu perusahaan telekomunikasi. Karena itulah, pernikahannya berjenis pernikahan bisnis. Yoonri dijodohkan dengan salah satu pemimpin perusahaan lain, yang lebih tua empat tahun darinya.

Sewaktu masuk rumah, Yoonri terkejut mendapati suaminya sudah berada di sana, sedang melepas jas kerjanya.

Lee Hongbin, direktur dari Jellyfish Entertainment, perusahaan yang bergerak di bidang hiburan. Usianya benar-benar sangat muda untuk menerima jabatan seperti itu, tapi Hongbin melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Banyak orang yang tidak percaya dia merupakan pemimpin di agensi Jellyfish. Pasalnya Hongbin pun beruntung dalam hal kekayaan fisik. Dia tampan, tidak kalah tampan dengan artis-artis asuhan perusahaannya. Alisnya tebal. Hidungnya mancung. Dagunya belah, tersambung dengan sepasang rahang terpahat tegas. Lesung pipit menghiasi kedua pipinya. Seakan masih kurang, Hongbin juga dianugerahi tubuh bagus. Itu juga hasil kerja kerasnya, sih.

Tidak ada yang tidak bisa dicintai dari Hongbin. Bahkan kepribadiannya. Dia benar-benar orang yang dermawan, sangat murah hati, tapi tetap teliti dalam setiap langkahnya.

"Yeobo..." Yoonri mendadak salah tingkah. "Kau sudah pulang?"

"Hm. Ini akhir pekan, Sayang. Dan kantor pulang lebih cepat di akhir pekan."

"Huh? Oh... benar! Aish, aku tidak tahu..." Yoonri memegang kepalanya dan mengacak rambutnya. Bibirnya mencebik.

Pemandangan lucu itu spontan membuat Hongbin tertawa.

Meski berawal dari perjodohan, Hongbin tidak bisa tidak mencintai istrinya. Yoonri mempunyai kepribadian ceria dan ramah pada semua orang. Hongbin, yang sebelum bertemu Yoonri hanya mengurung dirinya di dunia kerja, merasa menemukan oase di tengah-tengah kertas-kertas kantor yang memusingkan.

"Tapi... tunggu! Akhir pekan, katamu? Ini masih hari Rabu, Hongbin!"

Pekikan Yoonri membuat senyum Hongbin menghilang.

"Hayooo... jadi, apa alasan kau membohongiku, Hongbin-sshi?" Yoonri berkacak pinggang, pura-pura kesal.

"Aku hanya ingin melihat istriku, makanya pulang cepat," jawab Hongbin. Dia berjalan mendekat, lalu merangkul pinggang Yoonri.

"Serius?"

"Iya," Hongbin menyatukan dahi mereka, "aku tidak akan sanggup membohongimu dua kali."

Hongbin mencium istrinya. Ciuman yang lembut dan manis. Namun sesegeranya berubah menjadi menuntut ketika Hongbin menggunakan lidahnya untuk mengabsen gigi-gigi Yoonri.

Wanita itu mendorongnya. "Yeobo... bukankah malam kemarin...?"

"Sepertinya kita harus merombak jadwal kita. Ingat, dokter bilang kita harus berusaha lebih keras kalau ingin cepat mendapat keturunan."

Hongbin kembali mendekat dan mencium leher Yoonri.

"Jadi ini yang kau sebut kerja keras- aah...!" Yoonri menjerit tertahan ketika Hongbin menggigit lehernya.

"Aku lebih menghargai kerja kerasku di bidang ini daripada kerja keras siapapun di kantor."

Pria itu menuntun Yoonri hingga masuk ke kamar besar mereka. Dia menutup pintu lalu menguncinya. Matanya tetap memandangi seluruh tubuh Yoonri.

Escapism: Love At 21st CenturyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang