Chapter 11: Knowing Sick Person

161 15 13
                                    


Writer's POV

Punggung Yoonri menabrak dinding. Sanghyuk menghisap lidahnya, membuat wanita itu menggelinjang. Ciuman rasa anggur itu dalam sekejap menjadi sangat liar. Sanghyuk mencumbu bibir bawah Yoonri sambil sesekali memberikan gigitan kecil. Tangannya mengelus pipi Yoonri dengan penuh sayang.

Pip, pip!

Arloji Sanghyuk berbunyi.

Pukul dua belas tepat.

Sanghyuk langsung menghentikan cumbuannya dan menarik diri dari Yoonri. Dia memalingkan muka dan mengacak pelan rambutnya.

"Sanghyuk—" Yoonri yang melihat raut tidak nyaman Sanghyuk, memanggilnya.

"Keluarlah dari pintu itu. Naik lift ke lantai tujuh, dan kau akan sampai di kompleks VIP."

"Sanghyuk! Kenapa—"

"Aku harus pergi. Selamat tinggal."

Sanghyuk bergegas menuruni tangga. Yoonri tidak berkesempatan mengejarnya lagi. Yoonri masih berdiri di tempatnya sambil meraba bibirnya yang mungkin sedikit membengkak. Sekali lagi dia menatap tangga turun dengan pandangan gemas.

"Aish... kenapa..."

Dia menjambak rambutnya frustrasi. pada akhirnya hanya mampu mengikuti petunjuk yang tadi diberikan Sanghyuk.

Hal pertama yang Yoonri lakukan setibanya di kamar adalah minum segelas air. Yoonri berusaha menghilangkan bekas cumbuannya dengan Sanghyuk. Namun sayangnya dia tidak pernah bisa. Meski rasa anggur di mulutnya hilang, dia tidak bisa menghapus kejadian itu dari memorinya.

Dengan putus asa Yoonri duduk di samping tempat tidur Hongbin.

Hongbin yang terbaring di sana sama sekali tidak berubah posisinya.

Melihat itu Yoonri merasa jengkel. Dia mendadak gusar. Dia merasa suaminya itu sedang menggantungnya.

Kenapa dia tega melakukan ini?

Bukankah selama ini Yoonri adalah pasangan hidupnya? Orang yang dicintainya?

Mata Yoonri basah lagi.

Cepat-cepat dia berlari. Bukan cuma keluar dari kamar 115, Yoonri berlari ke sembarang arah.

Ups... dia bahkan hampir menabrak punggung seseorang.

Atau mungkin lebih tepatnya punggung Sanghyuk.

Yoonri mengigit bibirnya dan mundur. Bisa gawat kalau Sanghyuk melihatnya. Dia bisa dikira menguntit lagi. Yoonri ingat betapa mengerikan muka Sanghyuk saat melihatnya.

Yoonri mengawasinya dari tikungan.

Pria itu masuk ke sebuah pintu. Yoonri masih mengingat tempat itu dari tur Sanghyuk. Kamar jenazah.

Sementara itu, Sanghyuk berjalan terburu-buru di dalam kamar jenazah. Dia bahkan tidak mengganti kemejanya dengan pakaian rumah sakit. Sanghyuk hanya menyisir rambutnya dan menyibak poninya ke belakang. Itu pun dilakukannya dengan gerakan serba cepat.

Dia membuka pintu ruangan utama.

Sanghyuk berjalan melewati deretan mayat. Tidak seperti kemarin, Sanghyuk tidak mengecek sesuatu yang dia sembunyikan di tirai sebelum kembali melakukan rutinitasnya. Dengan muka datar Sanghyuk mendekati mayat wanita yang baru masuk hari ini.

"Single parent, meninggal karena melahirkan," Sanghyuk membaca data yang tertulis di meja, "kau tahu, orang yang aku sayangi hampir bernasib sama sepertimu. Tapi dia dan suaminya tidak mati. Lucky her."

Escapism: Love At 21st CenturyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang