Episode #51: Warrior Perbatasan

47 2 0
                                    


Namanya Anthony Justin. Dia adalah seorang Warrior bermartabat dan sangat dihormati yang termasuk dalam Brigade Pertama Pasukan Perbatasan, Resimen Warrior. Dia juga bukan sekedar petarung biasa, dia sangat mahir dan ahli. Anthony memimpin Resimen Warrior yang ditugaskan untuk menyerang gerbang utama Benteng Capomorti, sebagai kapten resimen yang terkemuka, dia mengatasnamakan kehormatannya untuk melakukan tugas dalam Operasi Ular Berkepala Dua. Dan dia beserta para pejuangnya dengan sigap telah memasuki arena pertempuran sejak serangannya dimulai.


Secara alamiah, posisi yang paling tepat untuk seorang Warrior dengan kemahiran dan perawakan sepertinya adalah di garis depan. Jadi, dia telah memimpin orang-orang kepercayaannya untuk menyerang tembok bagian luar dari depan pasukan utama. Bagaimanapun juga, jauh di lubuk hatinya, ada sesuatu dari situasi ini yang membuatnya tersinggung: yaitu orang yang bernama Ren Waters.


Brigadir Jenderal Ren Waters adalah seorang lelaki tua pengecut yang bahkan tak bisa melukai seekor lalat sekalipun. Tak ada satu pun sifat-Paladin dalam dirinya. Ren adalah orang yang dilahirkan di "benua tengah" dan seorang banci lemah. Seorang Paladin sejati akan berdiri di depan pasukannya, dan akan mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi prajurit setianya. Faktanya, seorang Paladin manapun yang dilahirkan di "perbatasan" akan melakukan hal itu walaupun dia tidak punya cukup nyali, tapi si Walter ini sungguh berbeda. Dia dia adalah aib.

[Ada sedikit permainan majas di sini. Orang yang dilahirkan di "benua tengah" bisa diartikan sebagai orang rumahan yang tidak biasa bertarung di medan perang, sedangkan orang yang dilahirkan di "perbatasan" adalah orang yang sudah memiliki jiwa ksatria sejak lahir. Jadi, belum tentu mereka dilahirkan di tempat-tempat itu.]

Dia menyelimuti dirinya dalam kerumunan ribuan Paladin dan beberapa Priest untuk melindungi dirinya sendiri, menempatkan dirinya di belakang pasukan utama, lalu berusaha untuk terlihat berkuasa sebisa mungkin. Dia adalah seorang idiot. Orang yang tak punya malu, pengecut bodoh, lebih buruk daripada sampah. Dia adalah anggota keluarga terkenal House Waters, tapi sama sekali tidak memiliki kualitas keluarga tersebut. Dia seharusnya mati saja. Mati dan membusuk di neraka.


Bahkan jika Jenderal Graham Lasentora sedang tidak ada karena dia sedang memimpin serangan ke Benteng Steelbone, seharusnya Brigadir Jenderal Ian Latti lah orang yang sepantasnya memimpin, dia adalah prajurit yang tak ada bandingnya dari pasukan reguler dalam penyerangan Benteng Capomorti. Latti terlahir dan dibesarkan di perbatasan dan mempunyai reputasi sebagai Warrior sejati di antara Warrior lainnya. Waters seharusnya ditinggalkan saja di Altana, bersembunyi ketakutan dibalik pertahanan kota layaknya itik yang baru menetas.


Hingga saat ini, pasukan Anthony telah menguasai pos pengintaian dan kamp orc, menentang semburan ribuan anak panah sembari terus menyerang tembok, dan bahkan sekarang mencoba untuk merubuhkan gerbang utama dengan pelantak tubruk*, sedangkan Waters tak melakukan kontribusi apapun. Apa yang dia lakukan hanyalah menyorakkan perintahnya, "Bergerak!", hanya itu saja. Bahkan seorang bajingan berumur enam-tahun bisa melakukan hal tersebut.

[Pelantak Tubruk (Battering Rams) : Alat (biasanya) dari kayu untuk merubuhkan gerbang/tembok pertahanan]

Pasukan Perbatasan Altana kebanyakan terdiri atas prajurit yang asli dari daerahnya. Mereka tangguh dan kasar, sangat bangga akan darah keturunannya, dan mereka memberlakukan prajurit dari pusat (yang lemah dan pengecut) dengan baik. Prajurit dari pusat banyak omong kosong dan selalu cepat menyombongkan diri, padahal mereka tak bisa menggunakan sebilah pedang pun untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Mereka sungguh memprihatinkan, mereka sungguh layak menerima setiap cemoohan dan amarah yang ditujukan pada mereka.


Dalam kenyataannya, ketika Ren Waters diumumkan telah ditugaskan untuk mengomandani keseluruhan barisan Capomorti, moral di antara para prajurit jadi anjlok. Itu seperti menabur garam ke dalam luka. Semuanya tahu bahwa Steelbone adalah tujuan utamanya, dan tak ada satupun prajurit yang ingin diberikan pekerjaan menyerang Capomorti, di mana kemenangan sudah terjamin. Sebagai prajurit, mereka akan tetap melakukan tugasnya dan menaklukkan benteng tersebut, tentu saja... tapi saat mereka menang, pujian justru diberikan pada Ren Waters. Dan kemenangan itu hanyalah hasil yang sudah dapat diduga.

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang