Episode #46: Hasil Pemilihan

60 2 0
                                    


"Baiklah, inilah aturan mayoritas."


Malam berikutnya. Setelah seharian berburu, mereka sekali lagi berkumpul pada meja belakang di Kedai Sherry. Minuman yang dipesan sudah berada di atas meja, namun tak seorang pun menyeruput minumannya. Haruhiro melirik teman-temannya satu persatu.


Ranta bersandar di kursinya; sembari menyilangkan lengan di dada, dia pun memasang ekspresi sombong di wajahnya. Ekspresi Mogzo cukup serius, tapi terlihat jelas bahwa dia sedang gugup. Tatapan mata Shihoru terpaku pada lantai, sementara Yume sepertinya diam-diam memohon, "Bisakah kita mengakhiri ini secepat mungkin?" Seperti biasa, Mary memasang ekspresi dingin di wajahnya, dan penuh kosentrasi.


Haruhiro mengambil napas dalam-dalam. "Pertanyaannya adalah, apakah kita bersedia mendaftar ataukah tidak dalam Operasi Ular Berkepala Dua. Yang ingin berpartisipasi, angkat tangan."


"AKU! AKU BERSEDIA!" Kedua tangan Ranta tegak lurus di udara.


Mogzo mengikutinya dengan sedikit malu-malu. Yume sedikit mengangkat tangannya, kemudian menurunkannya lagi, lalu mengangkatnya lagi, kemudian menurunkannya lagi. Mary masih membeku di tempat. Ketika Haruhiro mulai mengangkat tangannya, Shihoru pun mengikutinya, dan Haruhiro sudah menduga ini. Gadis itu melihat tangannya sendiri, kemudian melihat tangan Haruhiro, lalu kembali melihat tangannya sendiri.


"Ho ..." Yume bernapas dengan nada aneh.


"Hm ..." Mata Mary melebar karena terkejut.


"Hah?" Mogzo berkedip beberapa kali, lantas memiringkan kepalanya ke satu sisi.


"Apa-apa'an ini ..." Ranta melompat dari tempat duduknya, kemudian dia menghitung jumlah tangan-tangan yang terangkat. "Satu, dua, tiga empat, lima ... LIMA !?"


"Uh, Ranta ..." Haruhiro mendesah. "Kau tidak boleh menghitung kedua tanganmu sendiri."


"Apa!? Tidak, aku tidak melakukannya!" Ranta menolak. "Tidak, aku tidak sebodoh itu! Oh tunggu ... oops. Ya aku memang telah melakukannya. Jadi, uh ... empat. Tapi ini adalah suara mayoritas."


"Ya. Aku kira, semuanya sudah sepakat," kata Haruhiro. "Kita akan mendaftar untuk berpartisipasi."


"Uh ..." Ranta mulai berkata.


"Ada apa? Suara mayoritas menang, jadi apa masalahnya?" tanya Haruhiro.


"Er ... tidak ada masalah sih.... Eh tunggu, ya ada masalah di sini! Haruhiro, apa-apa'an ini!? Kau sekarang bersedia untuk berpartisipasi? Mengapa tiba-tiba kau mengubah dirimu!?"


"Yang benar adalah perubahan pendirian, Ranta," Haruhiro mengoreksi omongannya. "Ungkapan yang lebih benar adalah perubahan pendirian."


"Terserah! Diam, Haruhiro! Tidak ada yang peduli tentang itu!" Ranta membentaknya. "Tidak mungkin orang yang tidak punya pendirian sepertimu bisa melakukan ini, jadi apa sih tujuanmu yang sebenarnya? Katakan saja, Haruhiro! Tidak, tunggu! Aku sudah mengerti! Aku tahu persis apa yang sedang kau rencanakan! Kau pikir bahwa kau akan kalah jika mengatakan tidak, sehingga Kau memutuskan untuk tidak melawan yang lainnya, kemudian mengubah suaramu, benar 'kan!? Aku benar, bukan? Memang itulah yang kau lakukan!"


Ranta menggampar punggung Haruhiro beberapa kali dengan begitu keras, sampai-sampai suaranya menggema. Apa-apa'an ini, berhentilah ... Haruhiro mulai marah ketika emosinya memuncak. Mengapa Ranta selalu saja melakukan hal-hal menjengkelkan seperti ini? Karena Ranta adalah Ranta, dan dia tidak pernah berubah.


"Berhenti menilai diriku," jawab Haruhiro, sembari mengeyahkan lengan Ranta. "Aku sama sekali tidak berpikir demikian. Lagipula, jika kau tidak mendapatkan sumbangan suara dariku, maka suara mayoritas tidak akan terbentuk."

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang