Episode #62: Kekacauan Yang Menyedihkan

37 2 0
                                    


Jam berapakah ini? Haruhiro tahu bahwa ini tengah malam, tapi dia tidak tahu jam berapakah tepatnya.


Tapi, mereka sudah berada di sini untuk waktu yang cukup lama.


Mereka berada di Altana Utara, tepatnya pada Jalan Kaen Mengapa disebut Jalan Kaen*? Haruhiro tidak tahu. Mungkin jauh di masa lalu, pernah ada taman bunga di sana?


[Baca keterangan yang Ciu berikan pada Vol 1]


Jalan Kaen membentang sepanjang area pasar perkotaan, dan ada losmen yang berbaris di kedua sisinya. Di dekat titik gerbang masuk jalan, ada banyak penginapan bagus yang dimaksudkan untuk penghuni sementara. Ketika kau menjauh dari area pasar di sepanjang jalan, kau bisa melihat gedung-gedung besar yang semakin banyak bermunculan; ada juga losmen tampak mahal yang merupakan kebanggaan daerah tersebut. Tapi setelah kau melewati itu semua, kau akan melihat lebih banyak losmen sederhana, kemudian losmen murah, dan jika kau sudah memasuki area pinggiran distrik, maka kau akan disuguhi pemandangan berupa tempat tinggal reot.


Kelompok Haruhiro baru saja melewati Jalan Kaen sampai ke pinggiran, dan berdiri di depan sebuah penginapan sederhana.


Pada awalnya, ia hanya berdiri, tapi kemudian dia menyandarkan punggungnya pada dinding penginapan, dan merosotkan badannya ke bawah. Ya.... Itulah yang sering kali dilakukan oleh Haruhiro


Tapi gadis itu masih saja berdiri.


Mereka berdua benar-benar diam. Sudah berapa lama sejak terakhir kali mereka saling berbicara? Haruhiro merasa waktu sudah cukup lama berlalu sejak saat itu. Dia bahkan tidak bisa mengingat apa yang telah dikatakan saat itu. Gadis itu dan juga Haruhiro benar-benar bukan tipe orang yang suka memulai pembicaraan dan terus mengoceh di tengah-tengah keheningan. Keduanya lebih suka berdiam diri dalam kesenyapan, atau mungkin, kau boleh menyebut mereka terlalu introvert.


Haruhiro meringkuk, memeluk lututnya, dan mulai berpikir. Apakah mereka berdua sungguh tidak cocok satu sama lain? Haruhiro dan gadis itu sama-sama tidak berinteraksi sama sekali. Tidak ada yang terjadi di antara mereka. Dan jangan harap ada percakapan di antara keduanya.


Suasana ini terlalu canggung. Haruhiro berharap gadis itu akan mengatakan sesuatu. Katakan apapun.... apa saja..... kumohon.... Haruhiro akan berusaha keras melanjutkan pembicaraan jika gadis itu memulai topik terlebih dahulu, sehingga terjadi suatu obrolan yang akrab. Tapi, mungkinkah dia sedang memikirkan hal yang sama? Mengapa dia begitu diam selama ini?


Mungkin dia benar-benar menunggu Haruhiro mengatakan sesuatu?


Baik. Mengerti. Aku akan melakukannya. Aku akan melakukan ini untukmu. Ya, apa salahnya memulai percakapan?


"Umm ... hey, Shihoru?"


"... Y-Ya ...?"


"Bagaimana kabarmu?"


"... Aku baik-baik saja."


"Oh baiklah."


"Ya."


Hanya seperti itu.


Itulah akhir dari secuil percakapan yang Haruhiro berusaha begitu keras untuk memulainya.


Percakapan macam apa itu tadi? Yang benar saja. Ayolah, mari kita coba sedikit lebih baik. komunikasi adalah hal yang penting. Benar-benar penting, kan?


Lagian, mengapa dia bisa berduaan di sini bersama Shihoru? Yahh, itu bukan masalah, tapi Haruhiro bisa menceritakan jalannya peristiwa yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, mereka harus menghubungi Mary untuk menyelesaikan semua urusan perbendaharaan dan membagi-bagi hasil rampasan dari operasi terakhir. Entah kenapa, Ranta sudah makan terlalu banyak dan kini tidak bisa bergerak satu inchi pun (mirip babi), sementara Yume masih saja funya-funya (terserah). Sementara itu, Shihoru tampaknya masih segar, dan dia juga tahu di mana Mary tinggal, sehingga mereka meninggalkan penginapan bersama-sama untuk menemui Mary. Kalau tidak salah, Mary tinggal pada suatu penginapan khusus wanita, sehingga aneh jika Haruhiro pergi sendirian mengunjunginya. Oleh karena itu, Haruhiro bersyukur bahwa Shihoru telah menawarkan diri untuk ikut menemaninya. Tapi itu adalah satu-satunya hal yang dia syukuri.

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang