Episode #26: Hukum Inersia Tanpa Kelembaman

48 3 0
                                    


"Wah! Wah-wah-wah! Apa-apaan?!" Ranta menggerutu dibalik helmnya, punggungnya menekan keras ke sebuah dinding rapuh.


Ranta tidak sendirian. Haruhiro dan yang lain juga menjaga dirinya tetap sejajar dengan tembok, untuk berusaha menyembunyikan diri mereka.


"Ada yang tahu apa yang terjadi di sini?" Haruhiro menengok ke samping, menatap ke arah Mary.


Mary memberikan sedikit gelengan. "Aku juga tidak tahu."


"Di sana ada banyak sekali gobbi," bisik Yume.


Mogzo mendengus yang menandakan bahwa dia mengerti. Sekujur tubuhnya bergetar saat mencoba untuk meringkukkan tubuhnya sekecil-kecilnya.


Shihoru menutup matanya dan terlihat sedang berdoa, tongkatnya ia pegang erat di dadanya.


"...Kita tidak bisa, kita tidak bisa... tidak mungkin kita bisa..."


Shihoru benar. Jika ada satu kalimat yang bisa menggambarkan keadaan saat ini, adalah "Kita tidak bisa."


Mereka berada di Kota Tua Damroww yang sama seperti biasanya, tapi kali ini bukan goblin berpencar yang mereka temui, tapi kerumunan Goblin yang tersusun rapi dalam kelompok. Sesuatu terasa berbeda sesaat mereka tiba di sini—tidak, bahkan sebelum mereka datang, semuanya terasa berbeda.


Tempat ini penuh dengan goblin. Mereka bergerombol sangat banyak, dan mereka terlihat telah tersusun dalam suatu kelompok. Mungkin mereka juga berpatroli seperti biasa.


"Patroli..." bisik Haruhiro, menggertakkan giginya.


Apakah ini mungkin? Apa ini benar-benar terjadi? Para goblin sekarang bergerombol dan ini sangat berbeda dari yang Haruhiro dan lainnya buru tiap harinya. Untuk pemula, mereka punya perlengkapan yang bagus. Dan jikalau goblin biasanya terlihat malas dan bosan, yang satu ini terlihat aktif dan siaga.


Haruhiro mengira mereka mungkin berasal dari Pusat Kota Damroww. Goblin yang berada di Pusat Kota terkadang datang ke Kota Tua, tapi goblin-goblin itu selalu terlilhat... marah. Serta, murung. Bahkan hobgoblin dan tuannya yang berarmor-piringan ketakutan di hadapan mereka.


Tapi para goblin yang berkumpul di sini sangat bersemangat dan bergairah. Mereka kelihatannya berada di sini untuk suatu alasan. Haruhiro tidak terkejut jika mereka ada di sini karena sebuah perintah.


"Hmm," keluh Ranta. Itulah dia, mencoba untuk terlihat keren atau semacamnya. Tapi dia tidak keren sama sekali. "Sepertinya kita keterusan. Kita membuat diri kita menjadi pusat perhatian di sini..."


Tidak ada yang mau memberikannya respons yang menyenangkan, termasuk Haruhiro. Dia tidak punya energi untuk dihabiskan pada hal sepele semacam itu. Tapi kini terlalu berbahaya untuk berburu di sini. Walaupun mereka telah jauh-jauh datang ke sini, mereka kini berhadapan dengan prospek yang mengecewakan, yaitu kembali ke Altana tanpa hasil sepeser pun.


Sudah tidak ada harapan lain. Dengan keadaan yang mereka hadapi saat ini, tidak ada pilihan selain kembali. Kecuali... saat dia memikirkannya, Haruhiro menyadari bahwa dia melihat situasi saat ini sebagai suatu kesempatan untuk mengubah jalur mereka. Mungkin Haruhiro terpaksa untuk mengambil keputusan ini, atau mungkin telah terbawa oleh aliran pikirannya, tapi ini masihlah sebuah kesempatan yang bagus.


"Hai semuanya," Haruhiro membuka percakapan. "Bagaimana kalau kita mencoba memeriksa Tambang Siren? Mungkin sedikit menyimpang dari jalur, tapi tempat itu masih satu arah. Kita tinggal berjalan mengitari Damroww dan terus berjalan ke Barat Daya."


Ranta kegirangan. Yume, Shihoru, Mogzo, dan Mary tidak menolak keputusannya, jadi mereka langsung berangkat. Tambang Siren... Tempat itu sekitar dua setengah mil jauhnya di sebelah Barat Daya Damroww, tapi karena Haruhiro dan yang lain belum pernah pergi ke sana, perjalanan memakan waktu hampir dua jam walaupun mereka mengambil jalur yang paling cepat.

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang