Episode #56: Yang Terakhir Bertahan

85 2 0
                                    


Singkatnya..... Ya..... mereka berhasil keluar.


Haruhiro ingat bahwa dia sempat merobek jubahnya yang terbakar, lantas melemparkannya pada Orc di dekatnya, dia pun menyeret Yume untuk berdiri dan memaksanya berlari. Setelah itu, ia begitu sibuk dengan upaya meloloskan diri, sampai-sampai pandangannya kabur, dan dia tidak bisa mengingat dengan jelas apapun yang telah terjadi.


Mereka akhirnya menyelinap ke salah satu tangga yang mengarah ke menara pemantau. Party lain juga telah bersembunyi di sana, tampaknya mereka sama sekali tak punya niatan untuk bertarung di lantai dasar. Haruhiro tidak ingat apakah mereka beralih tempat, atau mengejar Party lain, tapi di sanalah Tim Haruhiro berhenti sekarang untuk menghela nafas.


Mary telah menyembuhkan luka kritis Yume, dan sekarang dia berusaha menyembuhkan Mogzo. Armor dan helmnya masih utuh, tapi dia telah menahan ledakan api dari Shaman Orc sehingga sekujur tubuhnya terbakar parah. Apakah dia baik-baik saja? Haruhiro tidak berpikir begitu.


"Terima kasih, Mogzo," Yume duduk di samping Warrior itu. "Jika kau tidak datang, Yume pasti sudah terbunuh."


"Oh, uhh ..." Mogzo ragu-ragu."Kita berteman, kan? Jadi sudah sewajarnya kita saling jaga satu sama lain."


"Ya," jawab Yume."Kamu benar."


Ranta duduk pada anak tangga dengan posisi memeluk lutut, tumben kali ini dia begitu diam. Baik Mary ataupun Shihoru sama-sama tak mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan Haruhiro tidak berniat bicara. Sial. Kesunyian ini begitu menyiksa. Adalah suatu keajaiban bahwa semuanya masih hidup. Jika ada seseorang yang membuat satu kesalahan saja..... tidak. Yang lebih tepat adalah, mereka memang telah membuat banyak kesalahan


Ini bukan tentang mengacaukan rencana atau melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Namun pada akhirnya, mereka hanya diselamatkan oleh keberuntungan semata.


Andaikata kesialan yang tersenyum pada mereka, maka salah satu anggota Party pasti sudah ada yang mati. Dan jika seseorang mati, maka korban kedua dan ketiga akan menyusul, kemudian seluruh tim akan lenyap dalam sekejap mata. Ini semua murni karena keberuntungan, hanyalah itu satu-satunya hal yang menyelamatkan mereka.


Apakah mundur adalah keputusan yang tepat? Jika salah satu dari mereka ditebas ketika melarikan diri, maka sebagian dari mereka, atau bahkan seluruh tim, akan tumbang. Satu-satunya alasan mengapa tragedi seperti itu tidak terjadi adalah : keberuntungan. Haruhiro senang bahwa lagi-lagi mereka diselamatkan oleh keberuntungan, tapi ia juga tahu bahwa itu bukan karena keputusan brilian yang dia buat pada saat kritis. Karena keberuntunganlah satu-satunya alasan.


"Apa yang harus dilakukan sekarang?" Bisik Ranta.


Pertanyaan bagus, pikir Haruhiro. Apa yang akan mereka lakukan sekarang? Kembali ke lantai pertama bukanlah pilihan. Orc-orc di lantai pertama bukanlah tandingan mereka; itu bukanlah pertarungan yang bisa mereka menangkan. Jika Tim Renji berjuang keras melawan monster-monster tersebut, maka mereka bukanlah lawan yang bisa ditandingi oleh Party Haruhiro. Bahkan sepertinya, perlawanan Tim Renji hanyalah suatu formalitas belaka.... cepat atau lambat, mereka pasti akan kalah. Mungkin saat ini, mereka semua sudah terbantai.


Haruhiro mendongak. Ketika ia melihat tatapan semua rekannya yang tertuju padanya, dia pun sadar bahwa dari tadi dia hanya termangu menatap lantai. Mengapa semuanya melihat dia? Oh ya ... karena dia adalah pemimpin. Semuanya melihat dia untuk mengharapkan petunjuk, dan keputusan. Apa yang akan mereka lakukan sekarang?


Walaupun itu adalah pertanyaan yang mereka tanyakan secara diam-diam, Haruhiro masihlah tak tahu jawabannya. Dia tidak bisa membuat keputusan, dan dia berharap bahwa mereka berhenti menuntut pertanggungjawaban padanya. Dia tidak memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin. Tanggung jawab seperti itu adalah beban yang terlalu berat baginya. Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa. Terlalu banyak yang sudah mati. Party-party lainnya sudah mati, dan ia takut. Hentikan ini. Hentikan ini sekarang juga. ​​Ia takut bahwa teman-temannya akan mati juga.

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang