Episode #41: Diriku, Bakat Alami, dan Suka-Duka

72 3 0
                                    


"Ranta! Jangan terlalu terpisah dari kami!" Haruhiro memperingatkannya sambil memutar badan untuk berada di sisi belakang kobold bos yang sedang terlibat pertempuran dengan Mogzo, dia sedang mencari celah yang bisa dia manfaatkan.


Bukannya sulit untuk menemukan celah seperti itu. Ada! Sekarang lagi! Pertahanan kobold petua itu penuh dengan celah. Dia bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Haruhiro melihat ekor kobold petua yang dengan cepat menyapu apapun di sekelilingnya, tapi ia telah memahami pola gerakannya sekarang.


Jika Mogzo menyerang dengan cara 'A', maka si kobold akan bereaksi dengan cara 'B', maka berikutnya mereka tinggal melakukan cara 'C'. Dan jika 'C' tidak berhasil, maka lakukan 'D', pasti itu akan berhasil. Haruhiro mampu memprediksi gerakan lawannya. Dia yakin bisa menghabisinya dengan cepat, baik itu menggunakan skill [BACKSTAB], maupun [WIDOW MAKER].


Tapi dia tidak berada di dekat si kobold. Dia tidak ingin menghabisinya. Membunuh lawannya begitu saja bukanlah tujuan akhir Haruhiro.


Dia ingin garis itu muncul lagi. Garis yang kabur, buram, dan bersinar seperti api. Dia ingin bisa melihatnya. Master Barbara pada Guild Thief pernah mengatakan kepadanya, "Garis yang kau lihat itu, (mungkin 'garis' adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikannya), muncul sekali atau dua kali pada siapapun yang memiliki cukup pengalaman bertarung. "


Dia juga mengatakan, "Itu bukanlah hal yang bisa kau munculkan dengan konsentrasi keras atau apa pun." Dan meskipun dia mengatakan begitu," Itu juga bukan pertanda buruk,", dia juga memperingatkan Haruhiro bahwa, "Tapi jangan salah sangka. Garis itu bukanlah sesuatu yang istimewa."


Garis itu bisa muncul sekali atau dua kali pada siapapun yang memiliki pengalaman bertarung cukup banyak. Tapi itu telah muncul lebih dari sekali atau dua kali bagi Haruhiro. Garis itu muncul dengan wujud cerah dan nyata ketika ia membunuh Deathspot. Jika garis itu tidak muncul, tidaklah mungkin Haruhiro mampu membunuh bos kobold sekuat itu.


Deathspot harusnya bisa meninggalkan Haruhiro di belakang, dan pergi mengejar rekan-rekannya yang lain; mungkin bahkan membunuh mereka semua. Berapa banyak orang yang mati? Garis itu telah menyelamatkan Haruhiro dan semua rekannya.


Tapi itu muncul secara kebetulan. Itu hanya kebetulan muncul di hadapan Haruhiro. Dan jika memang demikian, maka itu adalah suatu murni keberuntungan; Haruhiro baru saja memperoleh salah satu keberuntung terbesar di hidupnya. Jika dewi fortuna tidak tersenyum padanya hari itu, maka semuanya pasti sudah mati.


Haruhiro tidak ingin percaya bahwa mereka telah diselamatkan oleh suatu keberuntungan. Dia tidak benar-benar memahami alasannya, tapi ia sungguh ingin melihat garis itu lagi. Jika saja Haruhiro bisa melihat garis itu kapanpun dia ingin, maka mungkin dia akan menjadi ... tak terkalahkan?


Bukan berarti ia memiliki ambisi untuk menjadi dewa atau sejenisnya, tapi dia ingin menjadi lebih kuat. Dia ingin memiliki kekuatan untuk mengubah jalannya pertempuran ketika diperlukan.


"MAKA-!" Datang pukulan terakhir dari Mogzo.


Garis ...ayolah, muncul! Ayo! Muncul, garis! Haruhiro memohon. Tapi sabetan diagonal pedang Mogzo telah datang; sembari melancarkan skill [RAGE CLEAVE], dia menghempaskan lawannya dengan kekuatan fisik yang mengerikan. Mogzo menghancurkan lawannya dengan sekali sabet.


Pedang Mogzo memotong luka selebar dua puluh inci pada bahu kobold petua tersebut, dan menembus armor yang dikenakan oleh si kobold, seakan-akan armor besi itu hanyalah kertas. Kekuatan Mogzo sungguh luar biasa. Itu semua tidak hanya dikarenakan kemampuan otot yang dominan, melainkan juga karena pedang barunya, yaitu: The Chopper*.

Grimgar Of Fantasy And AshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang