Lukover

86 16 7
                                        

"Saya tidak menyangka bahwa keadaan akan seburuk ini." Bibi memandang sekitar, menyaksikan tanah Lukover yang hangus akibat Bom yang di ledakkan.
"Sudah tidak salah lagi Yang Mulia, ini memang orang modern yang bekerja sama dengan iblis." Bibi mengatupkan bibirnya untuk beberapa saat. Membuka mulutnya lagi dengan lebar. Mengatup, membuka..begitu seterusnya, mengekspresikan keterkejutannya atas keadaan Lukover yang dulu sangat indah.

"Sebaiknya kita pergi ke istana, aku ingin tahu apakah masih ada orang atau tidak." Ujar raja lalu berjalan mendahului bibi.

______________________________________-----------------------------------------------------------

Istana yang hancur, bangunannya sebagian terbakar dan sebagiannya masih berfungsi seperti dulu sebelum raja meninggalkan istana.
"Yang Mulia!!" Seru seseorang dengan baju zirah yang terpasang gagah di tubuhnya.
"Kau masih hidup? Dimana orang-orang?" Tanya raja pada panglima tersebut.
"Banyak pasukan kita yang telah tewas Yang Mulia, tapi yang tersisa sedang berada di dalam untuk berdiskusi."
"Maaf karena aku menghilang." Ucap raja menepuk bahu Panglima itu
"Saya tahu anda akan kembali, tapi Yang Mulia bagaimana bisa anda memakai baju aneh seperti itu? Dan Nona Voya juga kembali dengan baju seperti itu?" Panglima itu memandangi raja dan bibi dengan heran. Raja dan Bibi Estrada hanya menanggapinya dengan terkekeh kecil, lalu masuk ke dalam istana yang sudah jauh lebih rapi di bandingkan keadaan di luar istana.

"Bagaimana kita bisa menata semua ini Yang Mulia?" Tanya salah seorang petinggi kerajaan.
"Aku akan memikirkannya, tapi aku harus pergi terlebih dahulu."

______________________________________-----------------------------------------------------------

"Mengapa Joan tidak bisa kembali ke sana?"
"Karena pangeran telah tewas di Lukover, Yang Mulia."
"Benarkah?" Raja terbelalak
"Benar, dan Alera lah yang menyelamatkan pangeran. Dengan konsekuensi bahwa mereka harus tinggal di sini selamanya dan tidak bisa kembali ke sana."
"Tapi, siapa yang akan menggantikanku?" Raja mulai tertunduk sedih, juga tak ada jawaban dari Bibi Estrada.
"Tolong izinkan aku ke Lukover Bi, apakah tidak bisa walau hanya 5 menit?" Joan yang sedari tadi mengamati pembicaraan mereka berjalan cepat ke arah bibi dan menunduk.
"Ganti dulu seragammu, baru kita akan membicarakannya."

______________________________________-----------------------------------------------------------

"Bagaimana?" Raja mulai mengawali dengan raut wajah yang sedih
"Akan berbahaya jika Pangeran kembali ke sana meskipun hanya sebentar." Bibi menatap Joan dalam
"Jantungngnya mungkin akan sangat lemah." Ucapnya dengen lemas.
"Ayolah Bi, izinkan aku ke sana dan menguburkan orang tua Alera dengan pantas."
Bibi dan Raja hanya menghela nafas pelan.
"Juga siapa yang akan menggantikanku?" Raja tertunduk dengan tangan yang menggenggam kuat tangan Joannes.
"Maafkan aku Ayah, tapi Jennie mampu menggantikan Ayah." Ucap Joan pelan
"Tapi adikmu itu seorang perempuan, Nak?"
"Percayalah Ayah, dia adalah perempuan yang bijak."

Kini, tatapan Joan kembali ke Bibi Estrada dengan tatapan penuh harap.
"Kumohon Bi, aku ingin menguburkan orang tua Alera dengan layak, aku yakin aku akan baik-baik saja. Percayalah padaku, Bi."
"Baiklah, 1 jam! dan jika dadamu terasa sesak segeralah kembali. Berangkatlah besok" Bibi menghela nafas panjang, berharap keputusannya tak akan memberi dampak yang buruk.

To be continued...

Loves,
Iza

From Lukover to SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang